Desa Wisata di Sulawesi Tenggara

Deretan Destinasi Wisata di Desa Liya Togo Wakatobi, Masjid, Makam Pemuda Sakti dan Benteng Keraton

Berikut ini deretan destinasi wisata yang bisa disambangi saat berada di Desa Liya Togo Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Dokumentasi Pribadi
Anggun Lestari, Putri Pariwisata Sulawesi Tenggara 2019 saat berpose di area benteng keraton Desa Liya Togo. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini deretan destinasi wisata yang bisa disambangi saat berada di Desa Liya Togo Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Desa Liya Togo adalah salah satu wilayah yang terletak di Kecamatan Wangiwangi Selatan, Wakatobi.

Di sini, para pelancong bisa menjajal destinasi sejarah tentang kesultanan Liya Togo.

Terdapat sejumlah peninggalan bersejarah mulai dari masjid, makam pemuda sakti hingga benteng keraton.

Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini, dihimpun TribunnewsSultra.com:

Seperti diketahui, Kabupaten Wakatobi adalah daerah destinasi wisata yang terkenal.

Tak hanya di mata pelancong lokal namun juga mancanegara.

Baca juga: Desa Wisata Tinukari di Kolaka Utara Sultra Punya Arung Jeram hingga Flying Fox Pacu Adrenalin

Namun tahukah Anda, bahwa Wakatobi tak hanya memiliki wisata laut saja.

Melainkan ada juga destinasi di daratannya.

Salah satunya adalah destinasi wisata di Desa Liya Togo Wakatobi.

Karena keindahannya, Desa Liya Togo masuk 50 besar nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

Desa wisata Sultra ini mampu bersaing saat seleksi 100 besar nominasi ADWI 2021.

Mengunjungi Desa Liya Togo

Untuk menyambangi Desa Liya Togo cukup mudah dengan menggunakan transportasi umum.

Jika menaiki kapal dari Kota Kendari, Anda bisa menggunakan ojek lokal.

Dari Pelabuhan Kapal Wanci di Bypass Marina, biasanya ojek lokal akan menawarkan diri untuk mengantar Anda ke tempat tujuan.

Anda cukup menaiki ojek dan meminta diantarkan di Desa Liya Togo.

Biasanya, cukup Rp 50 ribu saja, Anda sudah bisa menuju Desa Liya Togo.

Saat masuk ke wilayah Desa Liya Togo, Anda bisa melihat daratan Pulau Wangiwangi dari puncak.

Pasalnya, Desa Liya Togo berada di area atas Pulau Wangiwangi.

Benteng

Dilansir dari kemdikbud.go.id, Benteng Liya Togo dibangun untuk menghalau serangan musuh dari arah timur.

Meski demikian, belum dapat dipastikan tahun pendirian benteng Liya Togo.

Berikut ini deretan destinasi wisata yang bisa disambangi saat berada di Desa Liya Togo Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra). Desa Liya Togo adalah salah satu wilayah yang terletak di Kecamatan Wangiwangi Selatan, Wakatobi. Di sini, para pelancong bisa menjajal destinasi sejarah tentang kesultanan Liya Togo. Terdapat sejumlah peninggalan bersejarah mulai dari masjid, makam pemuda sakti hingga benteng keraton.
Berikut ini deretan destinasi wisata yang bisa disambangi saat berada di Desa Liya Togo Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra). Desa Liya Togo adalah salah satu wilayah yang terletak di Kecamatan Wangiwangi Selatan, Wakatobi. Di sini, para pelancong bisa menjajal destinasi sejarah tentang kesultanan Liya Togo. Terdapat sejumlah peninggalan bersejarah mulai dari masjid, makam pemuda sakti hingga benteng keraton. (YouTube Kemenparekraf RI)

Namun, Raja Buton XVIII pernah menobatkan anaknya sebagai Lakina I Kerajaan Liya memerintah di Benteng Liya Togo.

Benteng ini memiliki 13 pintu (lawa), 4 di sisi dalam dan 9 sisi luar benteng.

Lawa diperlukan untuk mempermudah pihak istana masyarakat di luar benteng.

Benteng Liya Togo dibangun dari susunan batu karang.

Masjid

Masjid di Desa Liya Togo dikenal dengan nama Masjid Keraton Liya Togo.

Masjid itu terletak di dalam benteng.

Merupakan masjid tua peninggalan Kesultanan Buton.

Dilansir kemdikbud.go.id, arsitektur Masjid abad XX.

Masyarakat setempat meyakini, masjid dibangun tahun 1546 Masehi.

Masjid Agung Keraton Liya Togo menjadi saksi penyebaran Agama Islam di Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi.

Makam Pemuda Sakti

Di hadapan sisi kiri masjid, terdapat tempat pemakaman.

Makam-makan yang berada di dataran paling tinggi Liya ini bentuknya tidak seperti bangunan makam pada umumnya.

Makam cukup lebar ditandai dengan barisan batu karang yang ditanam ke tanah.

Sementara, area makam dikelilingi pagar batu dan bunga kamboja.

Menurut cerita legenda, makam tersebut adalah tempat peristirahatan terakhir seorang pemuda bernama Talo-Talo, pemuda sakti yang diberi daerah kekuasaan Liya Togo oleh Kesultanan Buton karena dianggap berjasa ketika diberi tugas menyelesaikan konflik di salah satu negeri bagian.

Masyarakat

Dilansir dari Wikipedia, Desa Liya terletak di bagian selatan pulau Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi.

Jarak yang ditempuh dari Kelurahan Wangi-wangi, ibu kota Kabupaten Wakatobi, sekitar 8 kilometer.

Masyarakatnya di Desa Liya Togo mayoritas merupakan petani Agar-agar dan laut.

Selain itu juga penduduk Desa Liya Togo berprofesi sebagai nelayan tangkap.

Dikutip dari Kompas.com, dari sanalah bahan baku Kasoami dan bumbu Ikan Parende diperoleh.

Dua jenis makanan itu adalah kuliner khas Kabupaten Wakatobi.

Kasoami terbuat dari singkong atau ubi kayu, sementara bumbu untama Ikan Parende adalah daun kedondong.

Kedua tanaman itu tumbuh di sela-sela bebatuan Desa Liya Togo.

Untuk diketahui, pada saat momen lebaran Idul Fitri atau Idul Adha masyarakat akan menggelar pertunjukan silat atau biasanya Posepaa di pelataran masjid Liya Togo ini.

Eksotisme Liya Togo juga kerap dijadikan sebagai ajang hunting foto.

Bahkan sejumlah orang telah melakukan foto preweddingnya di area ini.(*)

Sumber : kemdikbud.go.id, Wikipedia, dan Kompas.com/ TribunnewsSultra.com/Desi Triana

 

 

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved