Berita Sulawesi Tenggara

Senandung Musik Gambus Safrin Smada Pemuda Asal Buton Tengah Sulawesi Tenggara Tembus ke Mancanegara

Senandung musik gambus pemuda asal Desa Watorumbe, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara tembus ke mancanegara.

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari
Senandung musik gambus pemuda asal Desa Watorumbe, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara tembus ke mancanegara. Sosok pemuda tersebut bernama Safrin Smada, yang telah menggeluti musik gambus sejak duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar (SD). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Senandung musik gambus pemuda asal Desa Watorumbe, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara tembus ke mancanegara.

Sosok pemuda tersebut bernama Safrin Smada, yang telah menggeluti musik gambus sejak duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar (SD).

Karier pemuda kelahiran 1993 di musik gambus ini semakin populer, sejak tampil disalah satu event nasional di Jakarta bersama pemenang Dangdut Academy 4 asal Kota Baubau, Fildan Rahayu.

Setelah itu, mulai tahun 2019 penampilan musik gambusnya banyak diminati di daerah kepulauan di Sultra, untuk mengisi berbagai acara.

"Dorongan untuk saya terus mengasah skill dibidang musik gambus ini, karena mulai banyak peminat musik gambus di daerah kepulauan untuk mengisi berbagai acara," kata Safrin Smada saat ditemui Tribunnewssultra.com usai tampil di Launching Kharisma Event Nusantara Pariwisata Sultra, Jumat (8/3/2024) malam.

Baca juga: Daftar Kalender Event Pariwisata Sultra 2024 di Sulawesi Tenggara, Lengkap Jadwal dan Lokasinya

Safrin Smada mengatakan, karier musik gambusnya semakin go internasional pada tahun 2022.

Saat itu, secara tiba-tiba dirinya dihubungi Dinas Pendidikan untuk promosi wisata budaya Sulawesi Tenggara di Jerman, bersama Dinas Pariwisata Sultra.

"Saya sebelumnya tidak menyangka diajak ke Jerman untuk tampil musik gambus, karena masih banyak yang lebih senior dan lebih hebat skill-nya saat main musik gambus. Tetapi kepercayaan tersebut tidak saya sia-siakan." tuturnya.

Safrin menyampaikan saat tampil di Jerman, ia membawakan lagu Kaluku Panda dari bahasa Wolio, artinya Kelapa Pendek yang berisi syair-syair nasihat.

Untuk melestarikan musik gambus ini, Safrin tidak hanya memanfaatkan moment untuk tampil dari panggung ke panggung.

Baca juga: 15 Musisi Sultra Tampil di Konser Ceramah di Baubau Mainkan Gambus Bunyi Kepulauan Pandai Besi

Namun, kini Safrin juga mengajar ekstrakulikuler musik gambus di sekolah dasar.

"Saya ingin mewariskan musik gambus ini kepada para pelajar, agar di kemudian hari musik gambus ini tetap eksis, tetapi saya masih terkendala dalam hal fasilitas saat mengajar," ujarnya.

"Karena hanya memiliki lima gambus, sehingga para siswa harus bergantian," jelasnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved