Berita Muna

Tokoh Adat hingga Akademisi Bedah Buku Dimensi Filosofis Dalam Adat Perkawinan Orang Muna

Sejumlah Tokoh Adat Suku Muna menggelar bedah buku berjudul Dimensi Filosofis Dalam Adat Perkawinan Orang Muna.

Dokumentasi TribunnewsSultra
Sejumlah Tokoh Adat Suku Muna menggelar bedah buku berjudul Dimensi Filosofis Dalam Adat Perkawinan Orang Muna. Kegiatan bedah buku tersebut turut dihadiri berbagai kalangan, mulai dari tokoh adat, masyarakat umum hingga para akademisi yang digelar Jalan Jati Raya, Kelurahan Wawanggu, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (11/2/2024). 

TRIBUNBEWSSULTRA.COM, KENDARI - Sejumlah Tokoh Adat Suku Muna menggelar bedah buku berjudul Dimensi Filosofis Dalam Adat Perkawinan Orang Muna.

Kegiatan bedah buku tersebut turut dihadiri berbagai kalangan, mulai dari tokoh adat, masyarakat umum hingga para akademisi yang digelar Jalan Jati Raya, Kelurahan Wawanggu, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (11/2/2024).

Tokoh Masyarakat Muna, La Ode Ida mengungkapkan buku tersebut bisa menjadi panduan para pelaku adat yang berada di wilayah jauh dari daratan Muna, misalnya di Sorong, Papua masyarakat Muna yang jumlahnya sekitar 16 ribu orang.

Sehingga buku tersebut sangat penting menjadi panduan dalam melangsungkan proses perkawinan bagi masyarakat Muna.

Baca juga: Book Lovers Wajib Tahu! Ini Lima Rekomendasi Toko Buku di Kota Kendari Sulawesi Tenggara

Akademisi Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka, Al Tafakur La Ode mengungkapkan buku ini menjawab kegelisahan psikologis terhadap minimnya pemahaman filosofis terhadap substansi perkawinan khususnya masyarakat Muna itu sendiri.

Kepada TribbunewsSultra.com, Minggu (11/2/2024), sang penulis buku, Yusuf Solihan mengungkapkan secara umum pelaku adat kurang memahami secara filosofis yang terkandung dalam tahapan-tahapan adat dalam proses perkawinan.

Ia menambahkan tulisan ini menyajikan secara historis tentang struktur, substansi dan teknis pelaksanaan adat perkawinan orang Muna.

Yusuf Solihan berharap para pelaku adat bisa memahami lebih dalam nilai-nilai yang terkandung dalam tahapan adat dan juga harapannya karya ini warisan kepada anak cucu ke depan. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ahlun Wahid)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved