Berita Kendari

Kisah Wa Samria, Pedagang Sayur Pasar Anduonohu Kendari Sultra Sekolahkan Anak hingga Magister

Wa Samria, pedagang sayur di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah konfirmasi nyata kasih sayang ibu kepada anak.

Dokumentasi TribunnewsSultra
Wa Samria, pedagang sayur di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah konfirmasi nyata kasih sayang ibu kepada anak. Dulu, dia rela jadi kuli bangunan, untuk menyekolahkan anak. Kini, anak keduanya, sudah bergelar magister dari Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Wa Samria, pedagang sayur di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah konfirmasi nyata kasih sayang ibu kepada anak.

Dulu, dia rela jadi kuli bangunan, untuk menyekolahkan anak.

Kini, anak keduanya, sudah bergelar magister dari Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari.

Satu dekade terakhir, wanita 44 tahun itu berjualan sayur dan sembako.

Dia menyewa lapak kecil di sisi Jalan Kedondong, Pasar Anduonohu, tenggara Kendari.

Baca juga: Harga Sayur-sayuran di Pasar Wameo Baubau Sulawesi Tenggara Masih Stabil Jelang Tahun Baru 2024

Lapaknya seukuran dua kali meja belajar siswa SMA.

Ia rela banting tulang guna menyekolahkan lima anaknya.

Tiga belas tahun sudah, wanita asal Lasehao, Kabupaten Muna ini berdagang sayuran.

Lapak dagangannya jadi rumah keduanya.

Dia berdagang sayur mulai subuh hingga jelang tengah malam.

Baca juga: Masuk Akhir Oktober 2023 Harga Cabai hingga Sayuran di Pasar Raya Mekongga Kolaka Meningkat

“Sampai di rumah biasa jam 11 malam.”

Di Kota Kendari, Wa Samria terdaftar sebagai warga Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Poasia.

Bersama suaminya, ibu ini membesarkan lima anak.

Suaminya pria asal Lawa, Muna Barat.

Di sela-sela jualan, TribunnewsSultra.com menyaksikan Wa Samria mencuci, membasuh, dan melap sayuran dagangannya.

Baca juga: Bantuan Benih Sayuran dan Ikan Diberikan ke Petani di Koltim, Upaya Tekan Inflasi dan Cegah Stunting

“Selalu dicuci karena banyak debu jalanan,” ujarnya merujuk jenis sayuran jualan; bayam, kol, terong, kangkung, tomat, cabai, dan kacang-kacangan.

Ruas jalan depan lapaknya memang tak sebaik dahulu. Aspal sudah berlubang. Di musim kemarau, jalan itu berdebu. Di musim hujan, jalan berubah jadi genangan.

Sang suami ikut membantu berjualan dan membesarkan anak.

Dia berjuang di pasar untuk pendidikan lima anaknya.

Sekolah, baginya, adalah investasi untuk menaikkan status sosial dan mutu kehidupan.

Baca juga: Harga Bawang hingga Sayuran 4 Hari Pasca Lebaran 2023 di Pasar Andonohu, Cabai Rawit Rp60 Ribu

Anak sulungnya, hanya tamatan SMA. Kini sudah menikah dan menempuh hidup baru.

Anak keduanya, kini telah meraih gelar magister, sarjana strata dua (S2).

Yang ketiga kini, kuliah di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kendari.

Sementara dua anak lainnya, masih di SMA dan si bungsu masih TK.

Wa Samria bercita-cita menyukseskan anak-anaknya hingga menyekolahkan ke pendidikan tinggi.

Baca juga: Akhir Februari 2023 Harga Sayuran Ini Alami Kenaikan di Pasar Andonohu Kendari Sulawesi Tenggara

"Saya itu mauku anak-anakku sukses, berpendidikan tinggi. Harapanku sebagai orangtua ini semoga kehidupan anak-anakku lebih baik dari kami,” ujar Wa Samria kepada Tribunnewssultra.com, Kamis (25/1/2024).

Wa Samria menambahkan, dirinya sebelum berdagang sayur, bekerja sebagai kuli bangunan dengan upah Rp20 ribu per harinya.

Meskipun pendapatan usahanya tidak stabil, ia tetap menyisihkan keuntungan untuk tabungan pendidikan lima anaknya.

Wa Samria berpesan kepada generasi muda agar selalu bersungguh-sungguh dalam menempuh pendidikan dan tidak menyia-nyiakan pengorbanan orangtua. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ahlun Wahid)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved