Berita Buton

Aksi Warga Ricuh Tuntut Kepala Desa Mundur di Buton Sultra, Diduga Gelapkan Gaji Anggota BPD

Sejumlah warga melakukan aksi menuntut mundur Kepala Desa Wambulu, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin(18/12/2023)

Penulis: Harni Sumatan | Editor: Sitti Nurmalasari
Istimewa
Sejumlah warga melakukan aksi menuntut mundur Kepala Desa Wambulu, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin(18/12/2023). Unjuk rasa menuntut Kepala Desa Wambulu yang diduga menggelapkan gaji anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ini diwarnai dengan aksi saling teriak hingga berlangsung ricuh. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BUTON - Sejumlah warga melakukan aksi menuntut mundur Kepala Desa Wambulu, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin(18/12/2023).

Unjuk rasa menuntut Kepala Desa Wambulu yang diduga menggelapkan gaji anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ini diwarnai dengan aksi saling teriak hingga berlangsung ricuh.

Melalui aksi tersebut terdapat tiga tuntutan yang dibawa mahasiswa di antaranya mengenai keluhan masyarakat terkait dugaan mark up anggaran dengan tuduhan tampak anggarannya tetapi fiktif fisiknya.

Hal ini diungkapkan oleh Aziz, seorang mahasiswa yang ikut serta dalam berorasi pada saat aksi di depan Kantor Kepala Desa Wambulu, Kabupaten Buton tersebut.

"Tuntutan kami di antaranya ada tiga hal yaitu keluhan masyarakat terkait mark up anggaran dalam artian, ada dugaan terdapat anggaran tetapi fisiknya tidak terlihat," bebernya, Senin (18/12/2023).

Baca juga: Daftar Wilayah di Kota Baubau Sulawesi Tenggara Sering Digenangi Air Saat Musim Hujan

"Kedua, gaji BPD sedari Januari hingga Desember 2023 tidak dibayarkan serta BLT sedari tahun 2020 sampai 2023 selalu disunat kisaran Rp50 ribu hingga Rp100 ribu," jelasnya menambahkan.

Untuk itu, masyarakat meminta Kepala Desa Wambulu, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Provinsi Sultra untuk mundur dari jabatannya.

Selain itu, unjuk rasa juga digelar di depan Polres Buton menanyakan perihal kasus penggelapan gaji anggota BPD Desa Wambulu, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton.

Massa aksi pecah ketika salah seorang mahasiswa yang didampingi oleh seorang warga menanyakan kepada Kepala Desa Wambulu mengenai gaji anggota BPD Desa Wambulu yang tidak dibayarkan sejak Januari.

Di mana, kericuhan tersebut pecah akibat keluarga Kepala Desa Wambulu ikut membela hingga hampir terjadi adegan baku hantam.

Baca juga: BKD Sulawesi Tenggara Sebut Perekrutan Tenaga PPPK P2 Rumah Sakit Jantung Oputa Yi Koo Tidak Resmi

Beruntung sejumlah anggota TNI berhasil melerai kedua belah pihak hingga dapat meredam amarah.

Mengenai tuduhan tersebut, Kepala Desa wambulu, La Tajura membantah tuduhan yang dilontarkan para pengunjuk rasa.

Menurutnya, tuduhan pekerjaan fiktif itu tidak ada.

"Tidak ada, semua saya kerjakan," tegasnya, Senin (18/12/2023).

Perihal, gaji BPD yang belum dibayarkan, La Tajura berdalih belum terdapat laporan pertanggungjawaban anggota BPD Wambulu, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton. (*)

(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved