Berita Konawe Selatan
Petani di Konda Konawe Selatan Keluhkan Irigasi dan Alat Pertanian Saat Kunjungan PJ Gubernur Sultra
Petani di Konda, Kabupaten Konawe Selatan keluhkan irigasi dan alat pertanian kepada Penjabat (PJ) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Petani di Konda, Kabupaten Konawe Selatan keluhkan irigasi dan alat pertanian kepada Penjabat (PJ) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra).
Keluhan tersebut disampaikan para Petani saat PJ Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto melakukan kunjungan Panen Raya di Desa Masagena, Kecamatan Konda, Konawe Selatam, Sabut (18/11/2023).
Keluhan irigasi ini karena pengairan di lahan persawahan di Konda masih kurang, sedangkan keluhan alat pertanian ini agar para pemuda di Konda banyak yang tertarik dalam dunia pertanian.
Sehingga hasil pertanian yang akan dihasilkan ke depannya lebih banyak lagi, terutama beras yang hingga saat ini masih menjadi faktor utama inflasi.
Menanggapi hal tersebut, PJ Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto memberikan atensi kepada Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan dan juga Kabupaten dan Kota lainnya di Sultra.
Untuk menyegerakan pengajuan program yang membutuhkan dukungan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi.
Pemerintah Daerah di Sultra agar menyiapkan secara tertulis, beserta data akurat penerima manfaat dan titik lokasi terkait program kesejahteraan petani dan keluarganya, seperti program rumah tidak layak huni, jaminan sosial kesehatan dan beasiswa pendidikan.
Baca juga: Pemprov Bakal Bangun Industri Penggilingan Padi MRMP Bantu Tangani Infalsi Komoditas Beras di Sultra
Kemudian peningkatan produktivitas lahan seperti pembangunan infrastruktur jalan pertanian, irigasi dan lumbung.
Lalu, kebutuhan alat dan mesin pertanian, serta kebutuhan benih dan pupuk.
"Inflasi pangan di Sultra ini, salah satu penyebabnya adalah beras, tetapi tingginya harga beras bukan disebabkan kurangnya hasil produksi," kata Andap Budhi Revianto.
Kata dia, analisis sementara naiknya harga beras selain persoalan infrastruktur yakni tata niaga beras yang harus segera dibenahi.
Dan kebanyakan hasil panen dibawa ke luar Sultra, karena Sultra belum memiliki industri penggilingan padi yang memadai.
Serta pengepul dari Sultra berani membayar dengan harga lebih tinggi dari petani.
Sehingga Pemerintah Provinsi ke depannya akan berupaya membangun kerjasama yang lebih intensif dan terukur dengan badan pangan nasional serta Bulog.
Baca juga: Hasil Panen Raya Padi di Konsel Capai Ribuan Ton, Pj Gubernur Sultra Dorong Kesejahteraan Petani
Adapun langkah yang tengah dikoordinasikan dengan Pemerintah Pusat yakni membangun industri penggilingan padi Modern Rice Milling Plant (MRMP) di Sultra.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.