4 Fakta Jatuhnya Pesawat TNI AU di Pasuruan, Kronologi, Penyebab, Jumlah Korban, hingga Harga Unit

Berikut ini 4 fakta jatuhnya pesawat TNI AU jatuh di Pasuruan. Mulai dari kronologi, penyebab, jumlah korban hingga harga unit pesawat tersebut.

Kolase TribunnewsSultra.com
Berikut ini 4 fakta jatuhnya pesawat TNI AU jatuh di Pasuruan pada Kamis (16/11/2023). Mulai dari kronologi, penyebab, jumlah korban hingga harga unit pesawat tersebut. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini 4 fakta jatuhnya pesawat TNI AU jatuh di Pasuruan.

Mulai dari kronologi, penyebab, jumlah korban hingga harga unit pesawat tersebut.

Seperti diketahui, peristiwa pelik jatuhnya pesawat TNI AU di Pasuruan membawa luka mendalam.

Terlebih dalam peristiwa ini tiga kru pesawat dinyatakan meninggal dunia.

Bahkan rekaman video viral mengenai peristiwa kecelakaan pesawat TNI AU ramai di media sosial.

Rekaman yang diabadikan kamera warga itu viral di media sosial.

Salah satunya diunggah akun Instagram @lambe_turah pada Kamis (16/11/2023).

Baca juga: BREAKING NEWS 2 Penumpang Pesawat di Bandar Udara Haluoleo Sultra Ditangkap Kedapatan Bawa Narkoba

Dalam rekaman video viral tersebut, terlihat salah satu pesawat yang bertuliskan TNI terbakar.

Bahkan rekaman itu juga menunjukan kondisi pesawat yang sudah hancur.

Sedangkan di lokasi kejadian, juga terlihat sejumlah orang yang duduk menyaksikan peristiwa tersebut.

Lantas seperti apa fakta-fakta peristiwa tersebut ?

Untuk diketahui, pesawat TNI AU jatuh di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jatim, pada Kamis (16/11/2023).

Berdasarkan pantauan di YouTube Kompas TV, tampak pesawat yang diduga berjenis Cesna itu jatuh di sekitar area persawahan.

Adapun nomor pesawat tersebut yaitu TT-3103.

Dilansir dari Kompas.tv, berdasarkan pengakuan dari masyarakat sekitar, insiden jatuhnya pesawat TNI AU ini diduga akibat kelalaian dari awak pesawat atau human error.

"Kemungkinan dugaan dari masyarakat, pesawat ini dalam terbang rendah karena mengalami kendala teknis atau human error karena kondisi cuaca cukup cerah."

"Sehingga tidak menimbulkan bahaya ketika dilintasi pesawat terbang," tuturnya.

Babul menjelaskan, hingga saat ini, pihak TNI AU hingga Basarnas sudah bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi.

Dia juga mengatakan lantaran kontur tanah di lokasi kejadian cukup terjal, maka kemungkinan proses evakuasi tidak mudah untuk dilakukan.

Berikut ini rangkumannya dihimpun TribunnewsSultra.com dari berbagai sumber.

1. 3 Kru Pesawat Dipastikan Meninggal

Sebanyak 3 korban yang merupakan kru pesawat milik TNI AU EMB-314 Super Tucano yang jatuh di area Watu Gede, Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan pada Kamis (16/11/2023) siang, telah ditemukan.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati membenarkan kabar penemuan 3 korban pesawat TNI AU Super Tucano itu. Dirinya mengungkapkan, ketiganya telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

"Ada 3 jenazah korban telah ditemukan. Yaitu, Mayor Pnb Yuda A. Seta, Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, dan Kolonel Pnb Subhan. Sedangkan satu lainnya, yaitu Letkol Pnb Sandhra Gunawan masih belum ditemukan dan dalam pencarian," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Lanud Abdulrachman Saleh, Kamis (16/11/2023).

Baca juga: Video Viral Pria Ungkap Pengalaman Horor Turun Pesawat Tetiba Bandara Kosong, Tunjukan Bukti Rekaman

Dirinya menjelaskan, bahwa ketiga jenazah segera dievakuasi dari lokasi oleh tim SAR.

"Kemudian, ketiga jenazah akan dibawa ke Lanud Abdulrachman Saleh. Selanjutnya, dibawa menuju ke rumah duka," tambahnya.

Dirinya juga mengungkapkan, jabatan dari korban pesawat TNI AU Super Tucano yang jatuh tersebut.

"Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya merupakan Kadispers Lanud Abdulrachman Saleh, lalu Letkol Pnb Sandhra Gunawan merupakan Komandan Skadron Udara 21. Lalu, Kolonel Pnb Subhan merupakan Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh, dan Mayor Pnb Yuda A. Seta merupakan Karuops Lanud Abdulrachman Saleh," pungkasnya.

2. Penyebab Jatuh

Cuaca buruk diduga menjadi penyebab jatuhnya dua pesawat buatan pabrikan Embraer Brasil tersebut.

"Pada awalnya, ada 4 pesawat Super Tucano take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.50 WIB untuk latihan terbang formasi. Rutenya adalah area Alfa, Bravo, Charlie dan kembali ke Lanud Abdulrachman Saleh,"

"Setelah take off, bergabung dalam formasi dan sesaat kemudian memasuki cuaca kurang baik. Akhirnya, mereka saling melepas diri (berpisah formasi). Dimana dua pesawat lainnya bisa naik dan keluar dari awan, kemudian lost contact dengan Super Tucano TT-3111 dan TT-3103," beber Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati saat memberikan keterangan dalam konferensi pers terkait jatuhnya pesawat EMB-314 Super Tucano yang digelar di Landu Abdulrachman Saleh Malang, Kamis (16/11/2023).

Disinggung terkait dengan cuaca buruk yang dimaksud, pihaknya mengungkapkan adanya kumpulan awan yang menyelimuti lereng gunung.

"Jadi, awan yang menyelimuti lereng gunung. Membuat awak pesawat tidak bisa melihat dengan jelas,"

Baca juga: Video Viral Pria Ungkap Pengalaman Horor Turun Pesawat Tetiba Bandara Kosong, Tunjukan Bukti Rekaman

"Tetapi tentunya, ini masih diselidiki lebih lanjut. Karena saat ini, kami sedang mencari Flight Data Recorder (FDR) dari pesawat Super Tucano yang jatuh tersebut. Karena di FDR menyimpan rekaman suara, gambar, ketinggian, kecepatan, lokasi, serta lain sebagainya," jelasnya.

3. Kronologi

Dari informasi yang dihimpun TribunJatim.com, pada awalnya ada sebanyak 4 pesawat Super Tucano take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.50 WIB dengan nama Chevron Flight.

Lalu pada pukul 11.18 WIB, kedua Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 hilang kontak.

Sedangkan dua Super Tucano lainnya, kembali mendarat di Lanud Abdulrachman Saleh sekitar pukul 11.31 WIB.

Untuk kru dari dua Super Tucano yang jatuh tersebut, masing-masing adalah Letkol Pnb Sandhra Gunawan sebagai front seater dan Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya sebagai back seater di Super Tucano TT-3111.

Sedangkan Mayor Pnb Yuda A Seta sebagai front seater dan Kolonel Pnb Subhan sebagai back seater di Super Tucano TT-3103.

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama R Agung Sasongkojati dalam keterangan pers yang disampaikan pada Kamis (16/11/2023) membenarkan kejadian tersebut.

Marsekal Pertama R Agung Sasongkojati juga menyampaikan, belum bisa memastikan kondisi keempat awak pesawat tersebut.

Namun, pihaknya memastikan bahwa kinerja pesawat dalam kondisi baik.

"Diketahui, kedua pesawat sebelum terbang dalam kondisi baik, tidak ada masalah," pungkasnya.

Sementara itu, dari pantauan TribunJatim.com di Lanud Abdulrachman Saleh Malang pada pukul 16.43 WIB, terlihat sebanyak tiga mobil jenazah telah bersiaga.

Sebagai informasi, EMB-314 Super Tucano merupakan pesawat latih lanjut yang berkemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat anti perang gerilya.

Dengan desain tersebut, pesawat tersebut dapat berperan mendukung misi-misi pengintaian, close air support, dan penumpasan pemberontak.

Sebanyak 16 pesawat buatan pabrikan Embraer Brasil tersebut, dibeli oleh TNI AU pada tahun 2012 dan ditempatkan di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh.

Armada baru ini bertugas menggantikan pesawat OV-10 F Bronco yang telah dipensiunkan karena usianya yang tua.

4. Harga Pesawat

Terungkap harga pesawat tempur TNI AU yang jatuh di Pasuruan, tepatnya kawasan Pegunungan Tengger, Jawa Timur.

Diketahui bahwa pesawat tempur TNI AU jatuh di Pasuruan itu adalah Super Tucano dengan tipe EMB-314.

Melansir dari Kompas.com, kabar jatuhnya pesawat TNI AU ini berawal dari cuitan seorang warganet dengan akun @ulowit di platform X pada Kamis (16/11/2023) sekitar pukul 12.12 WIB.

Dalam video yang diunggahnya, pesawat berwarna abu-abu khas TNI AU dengan nomor seri TT 3103 terlihat terbelah menjadi beberapa bagian.

Peristiwa tersebut terjadi di kawasan lereng Gunung Bromo, sekitar Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Pasuruan.

Menurut keterangan resmi TNI AU, pesawat tersebut berasal dari Lapangan Udara Abdulrahman Saleh Malang.

Sejumlah video yang beredar di media sosial memperlihatkan momen pesawat jatuh dan terbakar.

Dalam salah satu video, warga setempat meminta bantuan dan menyebutkan titik lokasi kecelakaan di Watugedeg, di timur Desa Keduwung.

Indonesia sudah mengoperasikan pesawat Super Tucano dengan tipe EMB-314 cukup lama.

Meski demikian, pesawat ini terbilang masih baru.

Ada 16 pesawat EMB-314 Super Tucano yang dibeli Pemerintah Indonesia dari Brasil yang kemudian ditempatkan di Skadron 21 Abdulrahman Saleh, Malang.

EMB-314 Super Tucano sejatinya merupakan pesawat latih lanjut yang berkemampuan counter insurgency atau pesawat anti perang gerilya.

Dari desainnya, pesawat ini sangat pas untuk mendukung misi-misi pengintaian, close air support, dan penumpasan pemberontak.

Mengutip laman Aero Corner, harga 1 unit pesawat Tucano EMB-314 adalah sebesar 18 juta dollar AS atau jika dirupiahkan sekitar Rp 280,15 miliar (kurs saat ini Rp 15.560).

(*)

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved