Berita Kendari
Mahasiswa Apoteker UHO Kendari Kenalkan Manfaat Daun Jambu Biji Jadi Obat Hipertensi dan Kolestrol
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker UHO Kendari gelar penyuluhan manfaat dan pengolahan daun jambu biji sebagai obat hipertensi.
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Berikut ini mahasiswa program studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) Universitas Halu Oleo atau UHO Kendari gelar penyuluhan manfaat dan pengolahan daun jambu biji sebagai obat hipertensi dan kolestrol.
Penyuluhan tersebut di gelar di Desa Waworaha, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (7/10/2023).
Kegiatan penyuluhan ini merupakan bentuk dari pengabdian kepada masyarakat, menjalankan misi kemanusiaan dan membantu memberikan pelayanan kesehatan gratis.
Mahasiswa PSPPA UHO, Muhamad Zein Siraz mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di desa Waworaha, bahwa tanaman yang berada disekitar tempat tinggal bukan hanya sekedar tumbuh dan dinikmati buahnya.
Namun tanaman tersebut memiliki segudang manfaat yang sangat baik untuk tubuh, seperti manfaat daun jambu biji sebagai antihipertensi dan antihiperlipidemia.
Baca juga: Sebanyak 7 Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHO Kendari Ikut Magang 3 Bulan di Jerman
"Desa Woworaha terpilih sebagai tempat penyuluhan kami karena disana masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang penggunaan obat tradisional terutama jamu instan dalam pengobatan penyakit," kata Muhamad Zein Siraz, Sabtu (7/10/2023).
Adapun cara pengolahan daun jambu biji sebagai obat hipertensi dan kolestrol yakni mencuci daun biji yang telah diambil, dan melakukan sortasi basah.
Kemudian melakukan perajangan atau pemotongan daun jambu biji untuk memudahkan dalam proses penjemuran, sehingga lebih mudah kering.
Lalu, melakukan sortasi kering untuk memastikan tidak ada bahan lain yang terikut, selain daun jambu biji selama proses pengeringan.
Dan blender daun jambu biji yang telah benar-benar kering, namun tidak sampai halus. Lalu, masukkan ke dalam wadah kedap udara agar jamu bisa tahan lama.
"Harapannya dengan adanya kegiatan ini, pengetahuan masyarakat di desa Waworaha semakin meningkat tentang penggunaan obat tradisional yakni jamu instan untuk mengurangi penggunaan obat kimia," jelasnya.
(*)
(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.