Berita Sulawesi Tenggara

Pemprov Sulawesi Tenggara Tanggapi Stok Sayur Kangkung dan Bayam Langka di Pasar Tradisional

beberapa stok sayuran di pasaran alami kelangkaan akibat kemarau melanda beberapa daerah, salah satunya Sulawesi Tenggara (Sultra).

|
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Muhammad Israjab
Dewi Lestari
Stok Sayur Kangkung dan Bayam Alami Kelangkaan di Pasaran, Ini Tanggapan Sekretaris Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, La Ode Syaifudin, Jumat (6/10/2023). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Saat ini beberapa stok sayuran di pasaran alami kelangkaan akibat kemarau melanda beberapa daerah, salah satunya Sulawesi Tenggara (Sultra).

Berdasarkan pantauan TribunnewsSultra.com, stok sayuran yang sedang alami kelangkaan di pasar tradisional yakni sayur bayam dan kangkung.

Menurut sejumlah pedagang, kelangkaan tersebut karena musim kemarau.

Baca juga: Bantuan Benih Sayuran dan Ikan Diberikan ke Petani di Koltim, Upaya Tekan Inflasi dan Cegah Stunting

Sehingga stok dari distributor juga sedikit. Akibatnya harga sayuran turut mengalami kenaikan harga.

“Kami ambilnya di Pasar Baruga, stoknya lagi kurang."

"Jadi sekarang harganya naik kalau kangkung dan bayam, dulu 3 ikat Rp10 ribu tapi kalau sekarang Rp4 ribu per ikat,” tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Perkebunan dan Hortikultura, La Ode Syaifudin mengatakan kalau komoditas sayuran jenis kangkung di Kota Kendari saat ini tidak kekurangan.

Hanya stok yang didistribusikan pada saat itu mungkin kurang.

Namun jika bayam, saat ini memang sedang mengalami penurunan produksi, karena budidaya bayam sangat tergantung dengan air.

Baca juga: Sulawesi Tenggara Jadi Daerah Rawan Bencana Banjir, Warga Bakal Diedukasi Saat Bulan PRB Nasional

“Jadi kalau di musim kemarau seperti sekarang ini, maka akan sulit di dapatkan dan jika pun ada stoknya itu hanya di beberapa tempat saja,” kata La Ode Syaifudin, Jumat (6/10/2023).

Untuk menghindari kerawanan pangan musim kemarau ini khususnya di sektor pertanian.

Pemerintah pusat hingga daerah menghimbau petani, memanfaatkan lahan yang ada.

Seperti lahan perkarangan hingga lahan-lahan perkantoran.

Walaupun berdasarkan data yang ada di Kementrian, Sultra masih termasuk dalam kategori aman.

“Sebisa mungkin memanfaatkan lahan-lahan yang ada."

"Apakah lahan masing-masing yang dipake setiap waktu ataupun lahan pekarangan hingga lahan di gedung fasilitas pemerintah. Kalau punya lahan disuruh tanami,” jelasnya (*)

(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved