Berita Sulawesi Tenggara

Kurang Guru SMK, Dikbud Sultra Buka Pelatihan, Harap Lulusan Non Keguruan Punya Akta Mengajar

Sulawesi Tenggara (Sultra) masih kekurangan guru produktif di tingkat SMA sederajat, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Amelda Devi Indriyani
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Yusmin. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) masih kekurangan guru produktif di tingkat SMA sederajat, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Kepala Dikbud Sultra, Yusmin mengatakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pihaknya telah mempersiapkan program pelatihan untuk guru umum yang nantinya bisa menjadi guru produktif.

Sebab menurutnya, jika hanya menunggu hingga ada guru produktif, tentu hal tersebut menjadi kendala besar dan akan lama memenuhi kebutuhan guru produktif tersebut.

"Kita akan usahakan itu, itu memang dimungkinkan juga di aturan," ujarnya.

Baca juga: 7 Poin Penting UU ASN 2023 Terbaru: Penataan Tenaga Honorer, Rekrutmen PNS dan PPPK, Kesejahteraan

Yusmin mengatakan saat ini yang menjadi guru tidak harus berasal dari fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, fakultas lainnya juga sudah bisa menjadi guru dengan syarat sudah mempunyai sertifikasi mengajar.

"Kita akan menghitung guru produktif, yang dibutuhkan itukan tergantung dari jurusan yang dibuka oleh jurusan masing-masing."

"Karena Guru produktif itu, bukan hanya pada satu bidang saja, semua bidang yang dibuka jurusannya, misalnya perikanan, kelautan, pertanian, mesin, pertukangan, komputer dan pariwisata tentu kita butuh guru produktif," tambahnya.

Baca juga: 3.081 Guru PPPK Tingkat SMA Sederajat se Sultra Bakal Terima Gaji Pekan Ini, Anggaran Rp10 Miliar

Yusmin menyampaikan terkait dengan guru produktif, yang menjadi kekurangan saat ini juga karena universitas khususnya di Sultra, masih banyak jurusan yang tidak ada keguruannya.

Bahkan menurutnya rata-rata lulusan diluar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan juga belum berpikir untuk menjadi guru dengan mengambil akta mengajar agar bisa dikategorikan menjadi guru.

"Karena rata-rata yang jurusan teknik dan jurusan non kejuruan, hari ini sudah ada jurusannya di SMK, saya pikir itu mereka minat ke guru belum terlalu besar."

"Kalau soal yang lain-lain, seperti guru umum saya pikir kita sudah tidak terlalu kekurangan lagi. Artinya kita masih kekurangan tapi tidak begitu mencolok, yang mencolok ini kekurangan guru produktif," tutupnya.

(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved