Survei Capres 2024 Terbaru: Dukungan Jokowi ke Prabowo Meningkat, Tapi Elektabilitas Ganjar Naik

Ada sejumlah fakta yang disajikan oleh data-data survei Litbang Kompas terbaru, termasuk bahwa dukungan Presiden Jokowi ke Prabowo Subianto meningkat.

Editor: Risno Mawandili
Istimewa
Ada sejumlah fakta yang disajikan oleh data-data survei Litbang Kompas terbaru, termasuk bahwa dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto meningkat, tetapi elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami kenaikan. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Ada sejumlah fakta yang disajikan oleh data-data survei Litbang Kompas terbaru, termasuk bahwa dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto meningkat, tetapi elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami kenaikan.

Litbang Kompas memang baru saja merilis hasil survei capres 2024 terbaru beberapa waktu lalu.

Survei ini dilakukan pada 27 Juli-7 Agustus 2023.

Dalam hasil survei terbaru tersebut, ditunjukan bahwa ada 18,1 persen responden akan "manut" dengan pilihan Presiden Jokowi, ketika menentukan capres.

Saat ini sudah ada tiga bakal capres potensial maju Pilpres 2024, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

Ketiga bakal capres tersebut sedang berebut dukungan elektoral, sebagaimana hasil jajak pendapat sejumlah lembaga survei.

Survei Litbang Kompas menemukan, pengaruh Presiden Jokowi cukup signifikan dalam penentuan capres, sebesar 18 persen.

Sebanyak 18,1 persen responden ini akan memilih calon presiden yang mendapatkan dukungan Presiden Jokowi.

Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya.

Baca juga: Hasil Survei Partai Terbaru Litbang Kompas: 7 Parpol Lolos, PAN dan PPP Tak Lolos Parlemen

Baca juga: Duet Ganjar-Anies Vs Prabowo-Erick, Ini Hasil Survei Capres dan Cawapres Terbaru Menurut 8 Lembaga

Pada survei bulan Juni 2022, angkanya 14,6 persen. Lalu, perlahan naik ke 15,1 persen pada Oktober 2022.

Kemudian, menjadi 15,2 persen pada Januari 2023. Serta sebanyak 16,3 persen pada Mei 2023. Dan 18,1 persen pada Agustus 2023.

Dukungan Presiden Jokowi terhadap capres memang berpengaruh.

Survei Litbang Kompas juga mengonfirmasi bahwa ada sekitar separuh bagian responden berpeluang ikut pilihan Presiden Jokowi.

Lebih tepatnya, sebanyak 49,7 persen responden masih menyatakan pikir-pikir sebelum menggantungkan putusan pada kualitas sosok capres rekomendasi Jokowi.

Sisanya, hampir sepertiga bagian atau 32,6 persen menyatakan pasti tidak akan memilih siapa pun calon yang direkomendasikan Jokowi.

Menurut Litbang Kompas, proporsi pemilih yang mengikuti rekomendasi Jokowi soal pencapresan mengindikasikan masyarakat ingin presiden berikutnya melanjutkan program kerja dan pencapaian pemerintahan Jokowi.

"Hasil survei mengungkapkan, siapa pun sosok calon presiden yang bersaing dalam pemilu kali ini, mereka akan lebih banyak mendapat insentif elektoral jika keberlanjutan program kerja kabinet pemerintahan Jokowi menjadi pilihan program kerja," tulis Litbang Kompas.

Survei ini pun melakukan simulasi pengaruh dukungan Jokowi terhadap elektabilitas para bakal calon presiden (capres), yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

Hasilnya, elektabilitas Prabowo bakal bertambah signifikan apabila didukung oleh Jokowi.

Menurut hasil survei pada simulasi tiga nama, Prabowo tercatat mempunyai elektabilitas sebesar 31,3 persen tertinggal dari Ganjar Pranowo yang elektabilitasnya 34,1 persen.

Akan tetapi, jika Jokowi menyatakan dukungan kepada Prabowo, elektabilitas Menteri Pertahanan itu bisa bertambah dan mengungguli Ganjar.

Baca juga: Lengkap Formasi CPNS 2023 Kemenkumham, Kemenkes, Kejaksaan, Kemenag, Pendaftaran Dibuka 17 September

"Apabila dukungan Jokowi tertuju kepadanya, elektabilitas Prabowo potensial semakin bertambah. Hasil survei kali ini menunjukkan 35,1 persen yang bakal ia raih," tulis Litbang Kompas.

Di sisi lain, elektabilitas Ganjar juga berpotensi bertambah bila memperoleh dukungan dari Jokowi, tetapi dampaknya tidak sebesar pada Prabowo.

"Hasil survei menunjukkan, tidak banyak tambahan elektabilitas yang diraih Ganjar. Hasil survei memperkirakan elektabilitas Ganjar menjadi 34,9 persen saja. Hal sebaliknya terjadi pada Prabowo," tulis Litbang Kompas.

Situasi berbeda dialami oleh Anies Baswedan yang elektabilitasnya pada simulasi tiga nama berada di angka 19,2 persen, tertinggal dibandingkan Ganjar dan Prabowo.

Menurut survei Litbang Kompas, dukungan Jokowi kepada Anies kurang berdampak signifikan karena elektabilitas Anies diprediksi hanya bertambah 1,4 persen menjadi 20,6 persen.

Adapun survei juga menunjukkan bahwa mayoritas pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 (63,6 persen) lalu cenderung akan memilih Ganjar.

Kendati demikian, survei menangkap bahwa suara pemilih Jokowi yang mengalir ke Prabowo semakin besar.

Pada survei kali ini, ada 36,4 persen pemilih Jokowi yang memilih Prabowo, naik dibandingkan 27,7 persen pada Januari 2023 dan 33,9 persen pada Mei 2023.

Respons PDIP dan Gerindra

Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga mengakui bahwa endorsement dari Jokowi merupakan faktor penting untuk memenangi Pilpres 2024.

Eriko pun mengklaim bahwa partainya tidak perlu repot-repot berupaya mendapatkan dukungan dari Jokowi karena Jokowi adalah kader PDIP.

Namun, ia menekankan bahwa endorsement Jokowi bukanlah jaminan bagi seorang bakal capres untuk memenangi pilpres.

"Apakah itu bisa menjamin rakyat memilih 100 persen, enggak bisa juga. Ini yang maksud saya tadi, bahwa perubahan-perubahan ke depan itu pasti ada, tinggal tergantung bagaimana kita menampilkannya," kata Eriko dalam program Satu Meja Kompas TV.

Berkaca dari hasil survei, Eriko menilai bahwa 47,9 persen yang mengaku bakal pikir-pikir untuk memilih calon presiden yang direkomendasikan oleh Jokowi adalah orang-orang yang rasional.

Baca juga: Alokasi Formasi CPNS dan PPPK Kemenkumham 2023 yang Resmi Dibuka Hari Ini, Akan Isi Jabatan Ini?

Menurutnya, sebagai orang yang rasional, mereka akan mempertimbangkan banyak hal sebelum menentukan capres yang akan mereka pilih.

Oleh karena itu, ia tidak ambil pusing dengan persepsi yang muncul bahwa Jokowi akan memberi dukungan kepada Prabowo.

"Itu kenyataan yang ada bahwa masyarakat Indonesia sudah sangat cerdas. Oke ini sekarang endorsement Pak Jokowi, nanti ada masanya orisinalitas dari masing-masing calon dilihat sejauh apa," kata Eriko.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman meyakini bahwa elektabilitas Prabowo akan terus melesat.

Keyakinan ini didasari oleh semakin banyaknya partai politik pendukung Prabowo setelah Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) merapat.

Dukungan pemilih Jokowi yang kini perlahan-lahan beralih ke Prabowo pun dinilainya bakal menaikkan elektabilitas Prabowo.

"Kita punya potensi itu, kita maksimalkan. Lalu, ada juga soal tren dukungan pemilih Pak Jokowi yang kemudian memilih Prabowo trennya meningkat dari seperempat menjadi sepertiga," katanya dalam program yang sama.

Habiburokhman menambahkan, faktor lain yang bisa meningkatkan elektabilitas Prabowo datang dari kepuasan kinerja Menteri Pertahanan (Menhan) dalam Kabinet Indonesia Maju.

"Pengikut Jokowi, pengikut rasional. Orang yang merasa menikmati stabilitas saat ini, ekonomi bagus, orang yang merasa nyaman. Mereka inginkan keberlanjutan. Orang-orang ini akan melihat sosok yang paling paham situasi saat ini siapa? Orang yang paling banyak bekerja bersama Pak Jokowi. Maka siapa yang paling pas? (Untuk melanjutkan Jokowi)," ujarnya.

Semakin Vulgar

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, meningkatnya dukungan pemilih Jokowi ke Prabowo merupakan buah dari semakin vulgarnya sinyal dukungan yang diberikan oleh Jokowi.

"Terkonsolidasinya basis pemilih loyal Pak Jokowi sebagian yang kemudian memberikan dukungan kepada Pak Prabowo sebenarnya juga tidak lepas dari intensitas komunikasi beliau yang semakin terbuka, semakin vulgar, dan juga semakin intens," kata Umam.

Umam mengatakan, salah satu bentuk vulgarnya sinyal dukungan Jokowi ke Prabowo terlihat pada kunjungan kerja Jokowi ke pabrik PT Pindad di Malang pada Juli 2023 lalu.

Dalam kunjungan tersebut, terdapat momen Prabowo menjadi sopir bagi Jokowi, Ibu Iriana Jokowi, dan Menteri BUMN Erick Thohir menggunakan kendaraan taktis Maung.

Baca juga: Sosok Pinka Haprani, Cucu Megawati yang Nyaleg Kalahkan Nonor Urut Bambang Pacul di Dapil Jateng

"Itu bukan sebuah etalase bicara tentang kebijakan pertahanan, di level ini tidak ada isu pertahanan sangat urgen, itu adalah panggung politik yang disediakan saya pikir oleh lingkar terdekat Pak Jokowi," ujar Umam.

Ia juga mengatakan, sinyal dukungan Jokowi ke Prabowo terlihat dari sikap organisasi relawan dan partai politik pendukung Jokowi yang merapat ke Prabowo.

Kendati sudah terbuka menunjukkan sinyal dukungan kepada Prabowo, Jokowi dinilai bakal tetap berhati-hati.

"Pak Jokowi bukan politisi kemarin sore, beliau akan tetap mencoba menjaga basis keseimbangan itu supaya tidak mendapatkan serangan terlalu frontal dari PDI-P," kata Umam.

Menurut Umam, hal itu terlihat dari pidato kenegaraan Jokowi di sidang tahunan MPR yang menegaskan bahwa dirinya tidak ikut campur terkait arah dukungan partai politik jelang Pemilu 2024. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menerka Efek Jokowi ke Ganjar dan Prabowo, Survei Membuktikan..."

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved