Detik-detik Menpora Dito Ariotedjo Sebut Prabowo dengan Sebutan Presiden Usai Jokowi Pidato di DPR
Berikut ini detik-detik Menpora Dito Ariotedjo menyebut Prabowo Subianto dengan sebutan Presiden, seusai Jokowi pidato di gedung DPR.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Ada momen tak biasa setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) membacakan pidato Penyampaian Pengantar/Keterangan Pemerintah atas RUU Tentang APBN Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangannya, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu (16/8/2023).
Beberapa saat setelah pidato di gedung Dewan Perwakilan Rakayat (DPR) tersebut, lantas terekam detik-detik Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo memanggil Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Selaku Menhan sekaligus kandidat calon presiden (capres) yang akan bertarung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Prabowo Subianto langsung dikerumuni awak media seusai mendengarkan pidato Presiden Jokowi.
Saat itu awal media berusaha menghadangnya.
Namun, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra tersebut begeming.
Ia terus berjalan berjalan ke arah Gedung Nusantara III.
Tepat di depan pintu Nusantara III, ada Menpora Dito Ariotedjo sedang meladeni permintaan swafoto sejumlah orang.
Sesi itu kemudian terhenti lantaran terhalang pengawalan dan awak media yang membuntuti Prabowo.
Dalam kondisi tersebut, seorang dari rombongan Dito berteriak "Prabowo".
Baca juga: Profil Naila Aulita Alqubra Paskibraka Nasional Utusan Banten, Ternyata Asal Sulawesi Tenggara
Baca juga: Daftar Gaji PNS Terbaru Usai Naik 8 Persen, Presiden Jokowi Juga Naikan Gaji Pensiunan dan TNI/Polri
Dito kemudian menyambungnya dengan kata "Presiden".
Ia menyerukan kata tersebut beberapa kali sembari tersenyum ke arah Prabowo.
Dito Ariotedjo merupakan kader muda Partai Golkar yang ditunjuk menjadi Menpora pada April 2023 lalu.
Kehadiran para menteri kabinet di Senayan dalam rangka pembahasan RUU APBN dan Nota Keuangan.
Sebelumnya, partai tempat Dito bernaung telah mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo untuk berlaga di Pilpres 2024, Minggu (13/8).
Selain Golkar, PAN juga mengusung Prabowo sebagai calon presiden di hari yang sama.
Kini koalisi pendukung Prabowo diisi empat partai besar yang ada di DPR, yakni Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Golkar, dan PAN.
Jokowi Bantah Dukung Prabowo
Presiden Jokowi membantah klaim kubu Prabowo Subianto soal dukungan bakal calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Bantahan tersebut disampaikan Presiden Jokowi ketika pidato kenegaraan dalam rangka Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI Tahun 2023 di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu (16/8/2023).
Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ada kaitan dengan capres yang akan maju pada Pilpres 2024 serta koalisinya.
"Saya tegaskan, saya ini bukan Ketum Parpol, bukan juga Ketua koalisi partai. Dan sesuai ketentuan UU yang menentukan Capres dan Cawapres adalah parpol dan koalisi parpol, jadi saya ingin mengatakan itu bukan wewenang saya, bukan wewenang pak Lurah," ujarnya, dikutip dari Tribunnews.com.
Pernyataan Presiden Jokowi tersebut membantah klaim kubu Prabowo.
Kubu ini menyampaikan bahwa telah mendapatkan restu Presiden Jokowi.
Bahkan, beberapa saat setelah Partai Golkar dan PAN deklarasi dukung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo langsung menyampaikan bahwa kedua partai politik tersebut telah mendapatkan restu Presiden Jokowi.
Klaim-klaim ini kemudian dikatalisasi untuk membentuk presepsi publik, bahwa Presiden Jokowi mendukung Prabowo maju Pilpres 2024.
Terkait dengan dukungan ini, Presiden Jokowi membantah dengan tegas.
"Walaupun saya paham sudah nasib seorang Presiden untuk dijadikan “paten-patenan”, dijadikan alibi, dijadikan tameng," kata Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyinggung kode yang digunakan oleh elit-elit parpol soal dukungan capres.
"Untuk menghindari pertanyaan capres yang akan diusung, mereka beralasan belum ada arahan dari 'pak Lurah'," turu Jokowi.
Awalnya Presiden Jokowi mengaku tidak tahu siapa yang dimaksud "pak Lurah" tersebut.
Belakangan barulah menyadari bahwa yang dimaksud "Pak Lurah" adalah dirinya.
"Saya sempat mikir siapa ini pak Lurah, sedikit-sesikit kok pak Lurah. Belakangan saya tahu yang dimaksud pak Lurah ternyata saya," katanya.
Presiden Jokowi pun menegaskan bahwa dirinya bukan "pak Lurah".
Ia adalah Presiden Republik Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi juga menyindir fotonya yang digunakan di baliho capres.
“Walaupun saya paham, ini sudah jadi nasib seorang presiden untuk dijadikan paten-patenan dalam bahasa Jawa," kata Jokowi, dikutip dari Kompas.com.
"Dijadikan alibi, dijadikan tameng, bahkan walau kampanye belum mulai, foto saya banyak dipasang di mana-mana,” sambungnya.
Ia mengaku banyak melihat baliho itu terpampang ketika berkunjung ke berbagai wilayah di Indonesia.
Bahkan, di tingkat desa pun, Jokowi menemukan fotonya dipakai untuk bahan sosialisasi bacapres tertentu.
“Saya harus ngomong apa adanya, saya ke provinsi A eh ada, ke kota B, ke kabupaten C ada juga, sampai ke tikungan-tikungan desa saya lihat ada juga,” tutur dia disambut gelak tawa peserta sidang.
Meski begitu, Jokowi mengaku tak keberatan. Ia malah mempersilahkan fotonya untuk dipakai. “Tapi bukan foto saya sendirian, ada di sebelahnya bareng capres. Ya saya kira, menurut saya juga enggak apa-apa, boleh-boleh saja,” ucap dia. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Momen Tak Terduga di Sidang Paripurna DPR, Prabowo Diteriaki 'Presiden' oleh Menpora Dito Ariotedjo
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.