Video Viral

Viral Pria Berbobot 300 Kg Meninggal Usai Berjuang Lawan Obesitas, Tetangga Sering Dengar Tangisan

Berikut ini kabar viral, seorang pria berbobot 300 kilogram atau kg meninggal usai berjuang melawan obesitas.

Kolase TribunnewsSultra.com
Berikut ini kabar viral, seorang pria berbobot 300 kilogram atau kg meninggal usai berjuang melawan obesitas. Sebelum meninggal dunia, sosok pria bernama Muhammad Fajri itu sering menangis kesakitan. Bahkan tetangga sampai mendengar tangisa pria berusia 27 tahun itu. Kabar duka meninggalnya pria asal Tangerang ini dikabarkan sejak Kamis (22/6/2023) dini hari. 

Salah satunya, saat memasukan alat ke tubuh yang besar disebutkannya tak mudah.

Terlebih harus menembus otot tebal untuk mencari pembuluh darah.

"Ini lebih berat. Penanganannya lebih memerlukan banyak peralatan. Tim ICU mengalami kesulitan. Contohnya memasukan alat ketubuh yang besar itu tidak mudah. Karena menembus otot tebal, mencari pembuluh darah. Semua peralatan khusus harus kami beli," ungkap Lies dalam konferensi pers yang ditayangkan di Kompas TV, Rabu (14/6/2023).

Sering Menangis Kesakitan

Hampir setiap malam dan dini hari, Muhammad Fajri (26) pria pengidap obesitas menangis mengeluh kesakitan.

Adalah Acim yang kerap mendengar suara tangisan dari Muhammad Fajri (26).

Baca juga: Tak Hanya Atasi Obesitas dan Diabetes, Ketahui 6 Manfaat Buah Naga yang Jarang Diketahui

Pasalnya, rumah Acim tepat berada di sebelah kanan dari kediaman Fajri di Pedurenan, Karang Tengah, Ciledug, Kota Tangerang.

Di awal-awal, Acim kaget mendengar tangisan itu. Dia pun menyadari bahwa suara itu adalah Fajri, pria obesitas yang tinggal di sebelah rumahnya.

"Saya kan di sini (rumah) kalau malam tuh jam 2-3 dini hari, kadang Fajri suka nangis katanya sakit," kata Acim saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Kamis (15/6/2023).

Lantaran khawatir dengan kondisi Fajri, keesokan harinya Acim menanyakan apa yang terjadi.

Fajri mengatakan kerap mengalami sakit, terutama di kaki dan tangannya pada malam hari.

Hal itu yang menjadi salah satu pertimbangan Fajri akhirnya mau dibawa ke rumah sakit.

"Sebelumnya kan dia ga pernah mau dibawa berobat, padahal warga sudah pada nyaranin tapi dia selalu gak mau. Nah karena ia sakit itu akhirnya mau tuh berobat," papar Acim.

Meski tinggal bersebelahan, Acim mengaku tak banyak berkomunikasi dengan Fajri. Apalagi saat Fajri masih bisa beraktivitas.

Fajri lebih banyak berhubungan dengan Herman, tetangga yang tinggal di sebelah kiri rumahnya.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved