Derap Nusantara

Round Up: Persatuan Kunci Peran ASEAN untuk Pertumbuhan

Dari 10 negara anggota ASEAN, hanya kepala negara Thailand dan Myanmar yang tidak hadir dalam KTT Ke-42 ASEAN.

|
Editor: Aqsa
ANTARA
Presiden Joko Widodo resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Meruorah Convention Center, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu. KTT Ke-42 ASEAN dihadiri oleh delapan pemimpin ASEAN. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Meruorah Convention Center, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu.

KTT Ke-42 ASEAN dihadiri oleh delapan pemimpin ASEAN.

Dari 10 negara anggota ASEAN, hanya kepala negara Thailand dan Myanmar yang tidak hadir dalam KTT Ke-42 ASEAN.

PM Thailand Prayut Chan-o-cha absen karena Negara Gajah Putih itu tengah mempersiapkan pemungutan suara pemilu, yang dijadwalkan berlangsung pada 14 Mei.

Sementara itu, Myanmar tidak diundang secara politik dalam KTT Ke-42 ASEAN seiring dengan sikap ASEAN untuk mengecualikan junta Myanmar dalam pertemuan-pertemuan tingkat tinggi organisasi kawasan tersebut.

Langkah itu diambil karena militer dianggap gagal menerapkan Konsensus Lima Poin, yakni sebuah rencana perdamaian yang diinisiasi oleh para pemimpin ASEAN pada April 2021 guna membantu mengakhiri konflik di Myanmar.

Sementara itu, PM Timor Leste Taur Matan Ruak hadir dalam kapasitas sebagai pengamat, menyusul status mereka yang secara prinsip telah diterima sebagai anggota ke-11 ASEAN oleh para pemimpin Asia Tenggara di Phnom Penh, Kamboja, tahun lalu.

Keanggotaan Timor Leste pun menjadi salah satu bahasan dalam KTT Ke-42 ASEAN  karena Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023 juga memberikan porsi fokus untuk penyiapan peta jalan agar Timor Leste dapat menjadi anggota penuh.

Saat membuka sidang pleno pembukaan KTT ke-42 ASEAN, Jokowi meyakini persatuan menjadi kunci bagi ASEAN untuk memainkan peranan penting dalam perdamaian dan pertumbuhan.

Jokowi mengawali sambutan pembukaannya dengan mengingatkan bahwa ekonomi global saat ini belum sepenuhnya pulih, persaingan makin tajam, dan dinamika dunia makin tidak terprediksi.

"Dan, yang menjadi pertanyaan apakah ASEAN hanya akan menjadi penonton? Apakah ASEAN hanya akan diam? Apakah ASEAN mampu menjadi motor perdamaian dan pertumbuhan?" katanya.

Presiden Jokowi menekankan keyakinannya bahwa ASEAN bisa menjadi motor perdamaian dan pertumbuhan.

"Saya yakin kita semuanya percaya ASEAN bisa, asalkan satu kuncinya, persatuan. Dengan persatuan ASEAN akan mampu menjadi pemain sentral dalam membawa perdamaian dan pertumbuhan," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, ASEAN punya modal sebagai episentrum pertumbuhan yang terlihat dengan pertumbuhan ekonomi jauh di atas rata-rata dunia.

Hal itu diikuti pula dengan bonus demografi serta kestabilan kawasan yang relatif terjaga.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved