10 Puisi Menyentuh Tentang Perjuangan Perempuan, Bisa Jadi Rekomendasi Rayakan Hari Kartini 2023
Berikut ini 10 puisi menyentuh tentang perjuangan perempuan, bisa menjadi rekomendasi rayakan Hari Kartini 2023.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Tak ada lagi wanita yang menderita
Tak ada lagi wanita yang tidak boleh bekerja
Karena sekat pembatas itu telah kau robohkan
Kini semua wanita bahagia
Karena mereka bebas untuk meraih cita
Bahkan wanita kini memiliki peran utama di mata dunia
Terima kasih R.A kartini
Engkau memang tokoh emansipasi wanita sejati
7. Puisi Pahlawan Bangsa R.A Kartini
Namamu kekal ditangan masa
Atas jasa, impian serta asa
Menyangking kaum permepuan pada kemerdekaan
dialah wahai sang putri bangsa
Tidak peduli jiwa yang lemah
Tetap mendayung tanpa mengeluh
Hingga kehendak berubah cita
Agar Perempuan tetap menjadi manusia
kodrat tetaplah qodrat
Tetapi jiwa tidak bisa dilarang
Seperti itulah cinta dibalik seni Tuhan
Tak akan berakhir kedepan meski terus berperang
Engkau adalah pahlawan bangsa
Yang yakin terhadap kekuatan Tuhan
Habis gelap terbitlah terang
takan terbenam sebuah ambisi
Jasamu indah tertulis dengan tinta emas sang sejarah
Nammu diingat setiap manusia nusantara
8. Putri Bangsa
Jiwa yang diadiluhungkan Tuhan
Seorang putri yang muncul dari suatu pandangan
Menantang adat demi kemajuan
Engkaulah putri bangsa
Ibu kita Kartini
Ibu yang menumbuhkan kesetaraan
Ibu yang berjuang tentang kesamaan
Tak mau dilihat lemah
Ibu kita bercita kemandirian
Ibu Kita Kartini
Ibu yang berbudi menata kehidupan
Menjalani masa dengan impian dan cita
Supaya putri bangsa tidak cuma penghias
Tak cuma pemandangan
Namun juga,
Pejuang perubahan bangsa
9. Kartini Milenial
Oleh: Azwar Aswin
Kau kini tak lagi harus berada di belakang
Ucapkanlah terima kasih pada seorang pengarang
Yang menulis surat-surat ke kawanya di negeri orang
Suarakan keinginan kaumu untuk bebas bertualang di padang ilalang
Kebayamu dijahit dengan benang-benang literasi
Batikmu ditulis dengan kebebasan berekspresi
Rambutmu kau sanggul dengan pena
Sandal kebaya kau ganti dengan sepatu kets
Kadang ada terlalu banyak buku,
dan terlalu sedikit waktu
Kadang ada terlalu banyak waktu,
dan terlalu sedikit buku
Karena itulah kawanku Kartini Milenial
rela membawa buku ke pelosok-pelosok sepi,
mengajak siapapun yang dia temui
untuk jatuh cinta pada kata-kata
Karena itulah kawanku Kartini Milenial
rela membawa buku ke tengah-tengah ramai,
mengajak siapapun yang ditemui
untuk jatuh bangun pada cita-cita.
10. Kartini, Laksana Pertiwi
Oleh: Nandita Velisa
Wahai Kartini…
Sayap perjuangan telah dibentangkan
Mengoyak oyak gelap merobek cahaya
Tirai momentum membuka menganga
Setiap dari kapurnya mencoret menulis aksara
Tulis surat itu tanda ksatria
Seorang Raden ayu
Dari Jepara
Kartini…
Berjalan sertindak demi setindak
Menundukkan kepala patuh
Hanya boleh berbicara pelan itu pun dengan berbisik
Dalam sukma tak pernah terganti
Dalam raga pancarkan cakrawala
Irama eloknya beralun bagai gurindam
Di sana kematian menjadi awal kehidupan
Tapi mati tanpa kematian adalah maya
Menarikan pena tak bertinta di atas lembar kertas
juga hidup tanpa kehidupan adalah maya
Segala terhapus, pupus, tak berbekas
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)(TribunJabar/Hilda Rubiah)(TribunJogja/Bunga Kartikasari) (TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.