BKKBN Sultra
Hari Nelayan Nasional, BKKBN Jadikan Momentum Turunkan Stunting Lewat Revolusi Pola Makan Ikan
Hari Nelayan Nasional diperingati sebagai bentuk apresiasi atas jasa para nelayan yang telah berupaya memenuhi sumber pangan dan gizi bagi masyarakat.
"Tentunya ini menjadi harapan kita dengan didukung oleh sumber daya laut yang tinggi sekaligus juga menjadi bahan atau PR kita bersama untuk bagaimana pengelolaan ikan ini bisa berjalan dengan baik dan bisa mengubah pola perilaku masyarakat Sulawesi Tengah untuk mengonsumsi ikan," ujar Tenny.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulteng dalam Buku Peta Potensi Peluang Usaha dan Investasi Kelautan Perikanan tahun 2018 Mencatat sebanyak 69.476 nelayan yang ada di seluruh Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah pada tahun 2018.
Dari jumlah 69.476 nelayan yang tersebar di Sulawesi Tengah, Kabupaten Donggala sebagai nelayan terbanyak di Sulawesi Tengah, dengan jumlah 18.539 nelayan, disusul Kabupaten Banggai dengan 7.715 nelayan dan Kabupaten Parigi Moutong dengan jumlah 7.710 nelayan.
DKP juga menguraikan potensi perikanan di Sulteng meliputi berbagai jenis ikan laut ekonomis seperti ikan pelagis besar (tuna, cakalang dan tongkol), ikan pelagis kecil (layang, selar, teri, tembang dan kembung) dan non ikan seperti udang windu, rajungan, jenis udang lain, tiram, cumi-cumi, sotong dan teripang.
Baca juga: Buteng, Bombana, Busel 3 Tertinggi Angka Stunting di Sulawesi Tenggara, Wagub-BKKBN Minta Penurunan
Kondisi ini menjadikan satu keunggulan bagi Sulawesi Tengah untuk memenuhi kebutuhan gizi protein hewani keluarga khususnya kepada sasaran percepatan penurunan stunting seperti remaja, calon pengantin, ibu hami, ibu menyusui dan bayi usia 2 hingga 5 tahun.
Selain itu, Tenny mengungkapkan bahwa hal tersebut sekaligus menjadi tantangan pemerintah dalam memastikan masyarakat mengonsumsi ikan.
"Konsumsi ikan bagi masyarakat bisa ditingkatkan agar nanti anak-anak atau generasi di Sulawesi Tengah bisa mendapat asupan protein hewan yang tinggi sehingga bisa meningkatkan sumber daya manusia di Sulawesi Tengah," ujar Tenny.
Ia berharap potret stunting di Sulawesi Tengah yang masih tinggi berdasarkan data SSGI 2022 yakni 28.2 persen bisa dikoreksi dengan pemanfaatan sumber daya perairan Sulawesi Tengah seperti ikan yang sudah terbukti efektif mengatasi permasalahan gizi.
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya bukti kuat hubungan antara stunting dan indikator konsumsi pangan berasal dari hewan, seperti telur, daging/ikan dan susu atau produk olahannya. (*)
562 Orang Ikut Seleksi Kompetensi Teknis PPPK Penyuluh KB BKKBN Sulawesi Tenggara, Berebut 191 Kuota |
![]() |
---|
BKKBN Sultra Gelar Advokasi dan KIE Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan Tekan Angka Stunting |
![]() |
---|
BKKBN dan Yayasan Seribu Cita Bangsa Kolaborasi Latih Ribuan Bidan untuk Cegah Stunting di Indonesia |
![]() |
---|
PETIK AKSI Series 1, Upaya BKKBN Meningkatkan Kualitas dan Realisasi Anggaran Audit Stunting 2023 |
![]() |
---|
522 Peserta Berebut 191 Kuota Formasi PPPK Penyuluh KB BKKBN Sulawesi Tenggara, Jadwal Seleksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.