BKKBN Sultra

Hari Nelayan Nasional, BKKBN Jadikan Momentum Turunkan Stunting Lewat Revolusi Pola Makan Ikan

Hari Nelayan Nasional diperingati sebagai bentuk apresiasi atas jasa para nelayan yang telah berupaya memenuhi sumber pangan dan gizi bagi masyarakat.

handover
Hari Nelayan Nasional diperingati bangsa Indonesia setiap tanggal 6 April. Hari ini diperingati sebagai bentuk apresiasi atas jasa para nelayan yang telah berupaya memenuhi sumber pangan dan gizi bagi masyarakat Indonesia. 

Menurut Rusman, mengonsumsi ikan merupakan salah satu cara efektif pencegahan stunting terhadap anak.

Oleh karenanya, sangat penting meningkatkan kesadaran masyarakat, agar paham akan pentingnya mengonsumsi ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi.

Khususnya pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dimulai sejak masa kehamilan sampai dengan bayi hingga anak berusia dua tahun.

Karena apabila pada periode 1000 HPK ini asupan gizi tidak mencukupi akan berdampak pada terhambatnya kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak yang bersifat permanen.

"Kalau dilihat dari berlimpahnya produksi ikan harusnya Provinsi Banten angka stunting rendah, tapi kenyataannya kita masuk dalam 12 provinsi prioritas percepatan penurunan stunting," ujarnya.

"Artinya kesadaran sebagian masyarakat akan pentingnya asupan makanan berprotein tinggi masih sangat kurang sehingga cenderung mengabaikan pola makan yang sehat dan bergizi," jelasnya.

Baca juga: BKKBN Sultra Ingatkan Calon Pengantin Periksa Kesehatan Sebelum Menikah Dan Konsumsi Protein Hewani

"Maka itu pentingnya edukasi pencegahan stunting kepada orang tua, bahkan calon orangtua juga harus diberikan edukasi tentang stunting," kata Rusman.

Provinsi Banten merupakan wilayah daratan yang berada di ujung barat Pulau Jawa yang dikelilingi laut yaitu Laut Jawa, Selat Sunda, dan Samudera Hindia.

Sehingga, potensi perikanan di Banten sangat mendukung peningkatan produksi perikanan secara optimal dengan didukung sumber daya alam, luas perairan laut 11.500 Km2, panjang garis pantai 500 km.

Berdasarkan Data BPS (Banten Dalam Angka 2022) produksi perikanan tangkap di Provinsi Banten tahun 2020 sebesar 73,84 ribu ton dengan nilai produksi sebesar 2,42 triliun rupiah.

Di mana, produksi perikanan tangkap di laut terbesar dicapai oleh Kabupaten Pandeglang sebanyak 27,50 ribu ton.

Untuk produksi perikanan di perairan umum dataran pada tahun 2020 mencapai 925 ton atau senilai Rp22,65 miliar, produksi perikanan di perairan umum daratan terbesar Kota Tangerang Selatan 462 ton.

Sementara itu, kasus stunting di Bengkulu yang prevalensi 2022 berada pada angka 19,8 persen, turun dari 2021 sebesar 22,1 persen, ternyata disumbang wilayah pesisir pantai yang notabene penghasil ikan.

Baca juga: Kampanye Hastag Cukup Dua Telur BKKBN-Tribun Network Sukseskan Program Cegah Stunting di Indonesia

Data Provinsi Bengkulu pada 2021 menunjukkan produksi perikanan terbesar berasal dari perikanan tangkap di laut dengan produksi sebesar 68.070 ton, sedangkan perikanan perairan umum daratan memiliki hasil produksi sebesar 1.921 ton (Bengkulu Dalam Angka 2021).

Berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) 2022, Kabupaten Kaur dengan angka stunting 12,4 persen, Bengkulu Selatan 23,2 persen, Kabupaten Seluma 22,2 persen, Kota Bengkulu 12,9 persen, Bengkulu Utara 22,8 persen, dan Kabupaten Mukomuko 22,3 persen.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved