Opini
OPINI: The Untold Story Labengki
Tentang Pulau Labengki di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Pulau Labengki kecil kini didiami sekitar 130 kepala keluarga itu. Simak The Untold Story.
Menganggap ini pertanda yang bagus, sang pangeran kemudian mendirikan kota di mana hewan itu ditemukan, dan menamainya Kota Singa atau Singapura, yang diambil dari bahasa Sansekerta “simha” (singa) dan “pura” (kota). Nama ini yang kemudian populer dan menjadi ikon kota, berupa patung singa.
Baca juga: KLHK Warning Pemda Jaga Wisata Pulau Labengki dari Ancaman Aktivitas Tambang Nikel di Konawe Utara
Soal kata Singgapore dalam bahasa Bajo yang merujuk pada Singapura, bukan mustahil hal itu memiliki kebenaran, dan menambah kekayaan legenda dan kisah-kisah mengenai negeri ini. Mengingat kekhasan etnis Bajo dimanapun berada, yakni kesamaan bahasa. Di negara manapun etnis Bajo berdiam, bahasa mereka tetap sama.
Ini menginspirasi Pemerintah Kabupaten Wakatobi menggelar Festival Internasional Suku Bajo pada tahun 2013 silam, yang dihadiri perwakilan etnis Bajo dari beberapa negara seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Brunai Darussalam, dan Tiongkok.
Kesamaan bahasa Bajo sedunia ini juga mengilhami Pemerintah Kabupaten Konawe Utara untuk menggagas Konferensi Internasional Suku Bajo yang rencananya dijadwalkan berlangsung tahun depan.
Labengki pada akhirnya bukan hanya tujuan perjalanan. Labengki adalah sebuah kisah. Cerita tentang manusia-manusia laut di muka bumi, serta kisah interaksinya dengan mereka yang mendiami daratan.
Benar kata John Muir, penulis buku-buku petualangan, berkebangsaan Skotlandia kelahiran Amerika Serikat. Dalam setiap perjalanan dengan alam, seseorang menerima jauh lebih banyak daripada yang dia cari.
Bertualang ke Labengki bukan sekadar menjumpai keindahan alamnya. Tapi lebih dari itu, menemukan kisah-kisah, yang mempertautkan kita –umat manusia. (*)
(TribunnewsSultra.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.