Lagu Viral

Cerita Arie Kriting Bikin Lagu Valiako, Ide Sejak Tahun 2019, Kolaborasi Talenta Sultra di Ibu Kota

Berikut ini cerita Arie Kriting bikin lagu Valiako, ide sudah ada sejak tahun 2019, lalu ajak talenta Sulawesi Tenggara di Ibu Kota Jakarta kolaborasi

Kolase Tribunnewssultra.com
Berikut ini cerita Arie Kriting bikin lagu Valiako, ide sudah ada sejak tahun 2019, lalu ajak talenta Sulawesi Tenggara (Sultra) di Ibu Kota Jakarta untuk kolaborasi. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini cerita Arie Kriting bikin lagu Valiako, ide sudah ada sejak tahun 2019, lalu ajak talenta Sulawesi Tenggara (Sultra) di Ibu Kota Jakarta untuk kolaborasi.

“Ku Tade i Vavo (Aku berdiri di atas) Te Bomba No Ello Ombak memanggilku Vuta Su No Melai Tanahku begitu jauh,” itulah sepenggal lirik awal dari lagu Valiako yang diciptakan Arie Kriting.

Setelah dirilis di channel YouTube, Fildan Rahayu pada 25 Februari 2023, lagu ini nampaknya menyita perhatian publik.

Bahasa yang mungkin saja terdengar asing didengarkan masyarakat Indonesia kebayakan.

Namun tahukah, bahwa lagu ini secara utuh menggunakan Bahasa daerah Tomia.

Untuk diketahui, Tomia merupakan salah satu pulau yang ada di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara asal daerah Arie Kriting

Hal inilah juga yang melatarbelakangi, ayah satu anak ini membuat karya lagu berjudul Valiako berasal dari bahasa daerahnya.

Baca juga: Ini Alasan Arie Kriting Bikin Lagu Valiako Pakai Bahasa Tomia Wakatobi Dinyanyikan Fildan Rahayu

Lirik Valiako tersebut dipadukan dengan irama ala World Music membuat lagu daerah terdengar begitu berbeda.

Berkat pemikiran Arie Kriting dan dikolaborasikan dengan sederet musisi lainnya menghasilkan sebuah karya yang ramai jadi perbincangan, khususnya di Sulawesi Tenggara atau Sultra.

Lantas seperti apa kisah di balik lagu Valiako?

Kepada TribunnewsSultra.com, Arie Kring menceritakan proses kreatif pembuatan lagu Valiako ini.

Sejak empat tahun lalu, atau 2019, ia sudah memikirkan bagian reff dari lirik lagu Valiako.

Bahkan nada yang terus terngiang di kepalanya, disusun dari waktu ke waktu meski belum utuh.

“Lirik Valiako untuk bagian reff itu sebenarnya saya sudah dapat inspirasi dan nadanya sejak sekitar 4 tahun lalu. Tetapi belum utuh,” jelasnya saat dihubungi TribunnewsSultra.com.

Sampai dua tahun setelahnya, yakni pada 2021, Arie Kriting baru merampungkan seluruh lirik tersebut.

Dalam lubuk hati Arie Kriting, ia sudah memiliki niat dan tekad menjadikan lagu ‘Valiako’ ini sebuah karya.

“Saya selesaikan karena memang sudah ada rencana mau masuk rekaman,” tuturnya.

Setelah itu, Arie Kriting pun memproduksi lagu ini secara profesional dan memakan waktu hamper dua bulan lamanya.

Bahkan setelah lagu diproduksi, Arier Kriting menunda proses perilisannya sampai pada akhirnya memutuskan di rilis untuk memperingati International Toungue Day (Hari Bahasa Ibu Internasional).

Diri Sendiri Jadi Inspirasi

Arie Kriting mengungkapkan inspirasi lagu Valiako tersebut karena latar belakangnya sebagai anak perantauan.

Dimana, momen pulang kampung adalah yang paling dirindukan.

Baca juga: Fakta Lagu Komang Dinyanyikan Raim Laode Viral di TikTok Diciptakan Untuk Istri Sebelum Menikah

Diakui Arie Kriting, momen pulang kampung adalah hal sakral yang akan selalu dinantikan anak rantau.

Sehingga melalui lagu Valiako ini secara tidak langsung menggambarkan tentang kerinduannya dengan kampung halaman.

Sangat Nampak jelas rasa pulang menggebu ini dari lirik “Valiako, valiako, valiako mo.”

Yang berarti, “pulanglah, pulang, ayo pulanglah.”

Salah satu fakta menarik, meski tidak begitu fasih dalam berbahasa Tomia, Arie Kriting tentu bisa berkomunikasi dua arah dengan lawan bicaranya.

Ia bahkan dibantu Hery Yusman sebagai konsultan bahasa dalam pembuatan lirik.

Fildan Rahayu Gantikan Raim Laode Nyanyikan Lagu Valiako

Komika Arie Kriting membuat lagu Valiako pakai bahasa Tomia Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Lagu tersebut dinyanyikan penyanyi asal Baubau, Fildan Rahayu bersama dengan sederet artis Sulawesi Tenggara lainnya. Disebutkan lagu Valiako yang menggunakan bahasa daerah ini bertujuan untuk dilestarikan.
Komika Arie Kriting membuat lagu Valiako pakai bahasa Tomia Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Lagu tersebut dinyanyikan penyanyi asal Baubau, Fildan Rahayu bersama dengan sederet artis Sulawesi Tenggara lainnya. Disebutkan lagu Valiako yang menggunakan bahasa daerah ini bertujuan untuk dilestarikan. (kolase tribunnewssultra.com)

Raim Laode nampaknya hampir menjadi penyanyi utama dalam lagu Valiako.

Namun, Arie Kriting memutuskan Fildan Rahayu lah yang menjadi vokalis utama.

“Saya sudah merasa yang paling cocok menyanyikan adalah Fildan atau Raim Laode. Tapi karena waktu itu Raim sedang di Wakatobi, jadi kita fokus saja untuk mendorong Fildan menjadi penyanyinya,” tuturnya.

Meski demikian, sosok Raim Laode tetap juga tampil dalam musik video lagu Valiako.

Ia juga mengungkapkan merasa butuh suara atau vocal perempuan sebagai pelengkap karyanya.

Sehingga, Wa Ode Andraini diajak untuk mengisi suara perempuan dalam lagu tersebut.

“Lalu dalam perjalannya, kita merasa tetap butuh sentuhan perempuan, sehingga kita upayakan Waode Andraini untuk ikut mengisi suara juga,” jelasnya.

Baca juga: Komedian Raim Laode Bakal Bagikan Beasiswa Khusus Mahasiswa Asal Wakatobi Sultra, Begini Syaratnya

Baginya, karya ini tidak hanya mempromosikan bahasa daerah Tomia, Wakatobi.

Namun juga terkumpulnya sejumlah talenta Sulawesi Tenggara yang kini berkarier di ibu kota Jakarta.

 “Jadi misi saya dalam lagu ini memang berupaya mengumpulkan talenta-talenta Sulawesi Tenggara yang sudah berkiprah di industri hiburan Tanah Air selama ini,” tuturnya.

Selain itu, bak menandai era para talenta Sultra ini berkarya dengan membawa nama daerah di kancah nasional.

Diakuinya, Fildan dan Waode adalah musisi yang mampu mencapai posisi yang tidak mudah untuk diraih.

“Dan saat ini, Raim Laode juga berhasil menunjukkan eksistensinya dengan cara yang lebih luar biasa lagi. Lewat karya kolaborasi semacam ini saya ingin menandai momentum tersebut,” jelasnya.

World Music Jadi Inspirasi Lagu Valiako

Baca juga: Lirik Lagu Viral TikTok Komang Karya Raim Laode Asal Sulawesi Tenggara, Lengkap Chord Gitarnya

Arie Kriting mempercayakan Elifas Sonaru untuk menjadi komposer musik dalam lagu ini.

Sejak awal pembuatan lagu Valiako inipun, Arie Kriting ingin membawa unsur bahasa daerah atau etnis.

Keunikan dan berharganya lagu berbahasa daerah ini juga dikemas dengan musik tak biasa.

Setelah berkonsultasi dengan Elifas Sonaru dan Ulan Maulana, keduanya setuju dengan jenis World Music referensinya diambil dari berbagai background musik.

“Hal ini untuk menghadirkan kemasan baru bagi bentuk karya yang mengusung bahasa daerah,” jelasnya.

Makna Lagu Valiako Bagi Arie Kriting

Sebagai pencipta lagu, Arie Kriting menyebutkan ingin menyampaikan perasaannya tentang pulang ke kampung halaman.

“Melalui lagu ini sebenarnya saya ingin menyampaikan agar sejauh apa pun kita pergi, harus tetap ingat untuk pulang,” jelasnya.

Namun, pada dasarnya ia ingin mengartikan kata Valiako ini lebih luas.

Sehingga tidak hanya bermakna pulang ke kampung halaman saja, namun mengingatkan generasi muda secara luas tentang asal usul dan warisan budaya leluhur.

Komika Arie Kriting membuat lagu Valiako pakai bahasa Tomia Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Lagu tersebut dinyanyikan penyanyi asal Baubau, Fildan Rahayu bersama dengan sederet artis Sulawesi Tenggara lainnya. Disebutkan lagu Valiako yang menggunakan bahasa daerah ini bertujuan untuk dilestarikan.
Komika Arie Kriting membuat lagu Valiako pakai bahasa Tomia Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Lagu tersebut dinyanyikan penyanyi asal Baubau, Fildan Rahayu bersama dengan sederet artis Sulawesi Tenggara lainnya. Disebutkan lagu Valiako yang menggunakan bahasa daerah ini bertujuan untuk dilestarikan. (kolase tribunnewssultra.com)

“Valiako ini tidak hanya bermakna untuk pulang ke kampung halaman. Melainkan secara lebih luas saya ingin mengingatkan generasi muda kita untuk tetap memberi waktu dan energi untuk kembali pada warisan kebudayaan kita,” tuturnya.

Komika Indonesia ini juga bahkan mencoba mengajak rekan-rekannya yang bukan berasal dari Sulawesi Tenggara untuk mendengarkan lagu Valiako.

“Dan hampir semuanya merasa takjub kita memiliki bahasa daerah yang begitu unik dan jelas sangat berbeda,” jelasnya.

Sehingga hal inilah yang ingin pula dibagikan dari ayah satu anak ini.

Ia ingin menunjukkan keunikan bahasa yang dimiliki menjadi modal besar yang tidak semua dimiliki daerah lain.

“Semoga ini bisa mendorong anak-anak muda mengulik lagi keunikan daerahnya untuk dituangkan dalam bentuk karya yang bisa dinikmati secara luas,” jelasnya.

Video Musik Tampilkan Banyak Publik Figur

Konsep video musik yang diusung Arie Kriting nampaknya begitu ekslusif.

Pasalnya, menghadirkan wajah-wajah yang tak asing dalam industri hiburan tanah air, seperti istri Arie Kriting, Indah Permatasari, Marsel Widianto, Cak Lontong, Abdur Arsyad, hingga Mamat Al Katiri dan masih banyak lagi

Dijelaskan Arie Kriting konsep inipun memiliki makna mendalam dengan misi yang ingin dicapainya.

Dimana, secara tidak langsung Arie Kriting ingin memantik kesadaran bahwa bahasa daerah itu tidak hanya eksklusif untuk orang yang berasal dari daerah itu saja, melainkan harusnya bisa digunakan dan dinikmati oleh semua orang dari mana pun dia berasal.

“Saya sendiri bisa berbahasa Tomia, Wolio, Jawa dan sedikit bahasa daerah Banjar. Itu hal yang sangat menyenangkan bisa mempelajari bahasa-bahasa dari daerah lainnya,” tuturnya.

Diantara bait lirik yang telah dibuatnya, Arie Kriting paling suka dengan bagian akhir.

Ia menyebutkan merasakan energi besar berupa panggilan pulang dari lirik “Kene Komba, Kene Vande, Kene Dondo, Ku Valiako.”

Meski demikian, makna lain yang tersirat dalam bait terakhir itu, Arie Kriting merasakan kesedihan yang bersatu padu dalam kerinduan.

“Diam-diam merasuk di dalam hati,” jelasnya.

Disebutkannya pula tak ada hambatan dalam pembuatan karya ini, karena semua sudah terkonsep dalam isi kepala.

Rencananya, Arie Kriting akan kembali berkolaborasi bersama talenta Sultra lainnya, salah satunya Sarope Project yang didalamnya ada Cahu dan Stop Dance Crew.

“Kita juga sedang menyusun ide-ide lainnya yang bisa dikolaborasikan dengan karya-karya kita lainnya,” tuturnya.

Selalu Rindu Tomia

Terkait kampung halaman, Arie Kriting mengungkapkan selalu rindu dengan Tomia.

Ia rindu bertemu dengan kerabat terdekatnya yang baginya selalu menyanyangi tanpa syarat.

Ia akui, hal tersebut hanya didapatkannya saat berada di kampung halaman.

Arie Kriting mengungkapkan pada momen lebaran Idul Fitri nanti, dirinya akan kembali mudik ke Wakatobi.

“Insya Allah lebaran nanti saya usahakan bisa mudik sampai ke Wakatobi,” pungkasnya.(*)

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved