Berita Kolaka

Mentan RI Tantang Pemkab Kolaka Siapkan 1.000 Hektare Lahan Kakao, Sebut Aset Berharga

Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo minta Pemerintah Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), saat berkunjung Kamis (23/2/2023).

Amelda Devi Indriyani
Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo saat kunjungan kerja di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (23/2/2023). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KOLAKA - Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo minta Pemerintah Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) maksimalkan pertanian kakao.

SYL menantang para petani untuk mengembangkan kakao di lahan seluas 1.000 hektare.

Menurutnya kakao menjadi komoditi yang sangat berharga, sebab dapat diolah menjadi bahan dasar, untuk olahan makanan, kosmetik hingga obat-obatan.

Di mana pertumbuhan kakao di Indonesia meningkat 15 sampai 20 persen dari sebelumnya.

Ia berharap melalui tantangan pengembangan kakao di Kabupaten Kolaka ini.

Baca juga: Syahrul Yasin Limpo Panen Kakao dan Dialog Bersama Petani di Kebun Cokelat Desa Konaweha Kolaka

Bisa mengembalikan kejayaan Kolaka sebagai kota penghasil kakao terbesar di Sulawesi.

"Hari ini kami mencoba membooster aktifitas kakao kita dan di Kolaka ini sebenarnya salah satu sumber kakao awal Indonesia."

"Ini (coklat) kita manfaatkan karena mahal di dunia," ujarnya usai melakukan panen kakao di Desa Konaweha, Kecamatan Samaturu, Kabupaten Kolaka, Kamis (23/2/2023).

"Kolaka ini kurang apa? Apa yang ada di Kolaka ini sangat menjanjikan. Tanahnya itu bagus banget. Kita buat disini jadikan proses kehidupan yang lebih baik, tentu butuh proses, tekad kemauan serius, dan kebersamaan semua pihak," jelasnya menambahkan.

Untuk itu ia meminta peran pemerintah daerah mulai dari Bupati, Dinas Pertanian baik kabupaten maupun provinsi bahkan dirjen pertanian hingga litbang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya para petani kakao.

SYL memberikan waktu hingga 15 Maret 2023 kepada pemerintah daerah Kolaka untuk memberikan konseptual pengelolaan kebun kakao di lahan 1000 hektare tersebut.

Baca juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo Akan Panen Kakao di Kolaka Sulawesi Tenggara Usai Tanam Sorgum di Konsel

"Kalau lewat dari 15 Maret, saya sudah lupa itu. Buatkan konsepnya carikan lokasinya yang tidak bermasalah, bagus kalau hamparan jangan terpisah, dua atau tiga kawasan supaya pengawasannya lebih mudah," pintanya.

Selain itu, ia meminta selama proses menunggu masa panen sekiranya 2,5 tahun, masyarakat tidak hanya mengandalkan kakao melainkan juga memanfaatkan lahan untuk budidaya pisang, pala, kelapa.

Wakil Bupati Kolaka Jayadin mengaku luas lahan budidaya kakao ada sekitar 28.000 hektar, namun beberapa lahan coklat atau kakao di Kolaka ini telah dialih fungsikan lantaran gagal panen karena terserang hama.

Dengan adanya tantangan yang diberikan oleh Mentan SYL, pihaknya optimis untuk mengembalikan masa kejayaan Kolaka sebagai penghasil kakao.

"Menteri Pertanian memberikan support kepada kita semua, untuk itu saya mohon kepada kita semua, petani coklat kembali bangkit kita bersama-sama membangun daerah kita cintai, kembalikan momen Kabupaten Kolaka sebagai Kota kakao yang pernah dikunjungi oleh bapak presiden," ujarnya.

(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved