Profil Mahasiswi Unsur Diduga Korban Tabrak Lari Mobil Polisi, Dibantah Aparat Tapi Ada Bukti CCTV
Berikut ini sosok mahasiswi Fakultas Hukum Unsur yang diduga jadi korban tabrak lari. Pasalnya, diduga mahasiswi Unsur ini ditabrak oleh mobil polisi.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
"Kepada pelaku yang merasa telah menjadi sebab hilangnya nyawa anak kami semoga mendapat petunjuk dan hidayah," tulis Ida Saidah.
Dalam postingan yang lain, Ida Saidah menulis tentang banyaknya orang yang mencintai dan mendoakan sosok Selvi Amelia Nuraini.
Ida Saidah juga mempercayai kinerja kepolisian Cianjur yang akan mengusut tuntas kasus tabrak lari yang menewaskan sang anak.
Termasuk menemukan pelaku tabrak lari tersebut.
"Putri kami yang baik, banyak sekali yang mencintai dan mendoakanmu."
"Kami percaya kinerja kepolisian Cianjur akan mengusut tuntas dan menemukan pelakunya."
"Semoga Allah Swt. selalu berpihak kepadamu Nak," tulis Ida Saidah.
Saat membalas sejumlah ucapan duka, Ida Saidah juga mengungkapkan sosok Selvi Amelia Nuraini.
Ia menyebut, Selvi Amelia Nuraini adalah anak yang baik, patuh, rajin, periang, dan menyenangkan banyak orang.
"Kepada Bapak, Ibu, terima kasih sudah mendoakan anak kami yang baik, patuh, rajin, periang, dan menyenangkan banyak orang."
"Semoga kabaikan Bapak, Ibu mendapat pahala berlimpah dari Allah Swt," tulisnya.
Ucapan duka cita juga datang dari pihak kampus Unsur melalui akun Instagram-nya.
"Seluruh Civitas Akademika Universitas Suryakancana mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Selvi Amelia Nuraini, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Angkatan 2022."
"Semoga almarhumah ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi-Nya. Amin," tulis akun @unsur.official.
Begitu juga dengan pihak Fakultas Hukum Unsur.
Bahkan sejumlah mahasiswa Universitas Suryakancana menggelar tebar bunga di TKP meninggalnya Selvi Amelia Nuraini pada Senin (23/1/2023).
Aksi solidaritas itu dilakukan para mahasiswa perwakilan dari setiap fakultas di Jalan Raya Bandung, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah dengan arahan dari Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Suryakancana.
Kegiatan tersebut dilakukan karena pelaku tabrak lari belum ditemukan.
"Kami berdoa semoga alm diterima amal ibadahnya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," tulis akun Instagram @fhunsur.
Kabar meninggalnya Selvi Amelia Nuraini lantaran peristiwa tabrak lari juga diunggah oleh pengacara sekaligus dosen Fakultas Hukum Unsur, Yudi Junadi.
Pengacara senior dengan spesialisasi HAM ini mengungkapkan, pelaku yang menabrak Selvi Amelia Nuraini belum ditemukan.
Yudi Junadi menduga sosok pelaku tabrak lari itu adalah satu di antara mobil rombongan yang sedang mengawal pejabat teras kepolisian dari Jakarta.
"Terkait meninggalnya Selvi Amalia Nuraeni , mahasiswa kami di FH Unsur , pada jumat (01/2023) pukul 14.45 atau 15.45 di Jalan Raya Bandung dekat grosir Kawan Baru, yang diduga tertabrak salah satu mobil rombongan yang sedang mengawal pejabat teras kepolisian dari Jakarta, hingga kini pelakunya belum terungkap," tulis Yudi Junadi di akun Instagram-nya.
Yudi Junadi juga menyinggung aparat kepolisian yang terkesan menutup-nutupi kasus tabrak lagi.
Hal ini tidak sesuai dengan program dan slogan Presisi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Malah terkesan aparat hukum lokal menutup-nutupinya."
"Ini tidak sesuai dengan program dan slogan PRESISI yang digariskan oleh bapak Kapolri @listyosigitprabowo," lanjut Yudi Junadi.
Ia menambahkan, apabila Kapolres Cianjur tidak sanggup menangani kasus ini, lebih baik diserahkan kepada Mabes Polri.
Yudi juga meminta kepolisian tidak membuat sejumlah pernyataan yang ganjil dan tidak masuk akal.
"Bila bapak Kapolres @donihermawan02 tidak sanggup lakukan tangani kasus tersebut serahkan saja perkaranya ke Mabes Polri."
"Dan, tidak perlu bikin pernyataan yang yang ganjil dan tidak masuk akal."
"Hasil investigasi kita sudah ditemukan bukti permulaan yang cukup."
"Jangan karena salah penanganannya karena faktor "atasan bawahan" , kasus Musibah malah jadi heboh," kata dia.
Merasa terpanggil, Kapolri Listyo Sigit Prabowo pun turut menanggapi unggahan tersebut.
Listyo Sigit tampak memberikan tanggapannya dan langsung turun tangan ingin agar segera kasusnya ditangani.
“Terima kasih informasinya, kita cek segera,” tulis @listyosigitprabowo.
Dibantah Polisi
Polisi sebut mobil yang tabrak Selvi bukan mobil polisi
Kapolres Cinajur, Doni Herman mengungkapkan mobil yang menabrak Selvi bukanlah mobil polisi.
Menurut Doni, mobil tersebut adalah mobil liar yang sengaja ikut iring-iringan polisi,
"Diduga mobil itu secara liar mengikuti iring-iringan," ungkap Doni.
Ia menambahkan, mobil yang menabrak Selvi adalah Audi tipe A8 berwarna hitam.
"Dari keterangan saksi yang sudah diperiksa, diduga yang melindas Selvi ialah mobil sedang berwana hitam yakni mobil Audi tipe A8. Dan itu bukan bagian dari iring-iringan polisi," katanya pada wartawan, Rabu (25/1/2023).
Hal serupa juga disampaikan Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan.
Ramadhan menegaskan, mobil yang menabrak Selvi bukanlah rombongan polisi.
"Yang jelas kita pastikan itu mobil bukan rombongan pengawalan. Bukan, bukan mobil anggota," kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
"Diduga pelaku penabrak dari mahasiswi tersebut pengemudi yang mengendarai sebuah mobil sedan warna merek Audi. Yang mana saya sampaikan mobil itu bukan rangkaian dari pengawalan Polri."
"Jadi mobil itu menyusup di pengawalan kemudian menabrak seorang mahasiswa dan meninggal," urainya.
Sempat Dikejar Warga
Doni Herman mengatakan mobil yang diduga menabrak Selvi sempat dikejar dan dihentikan oleh warga di lokasi kejadian.
Menurut keterangan warga tersebut, ada tiga orang di dalam mobil itu.
Meski demikian, mobil tersebut langsung kabur setelah sempat dihentikan.
"Saat diberhentikan, isi mobil itu ada tiga orang, terdiri dari laki-laki, perempuan dan seorang anak. Namun, warga yang memberhentikan kendaraan itu tidak dimintai identitasnya, setelah itu mobil tersebut langsung kabur," ujar Doni.
Doni Herman menegaskan rombongan polisi di Cianjur tak ada yang menggunakan mobil sedan.
Ia mengatakan hanya ada tujuh mobil dalam rombongan tersebut.
"Jadi Iring-iringan mobil Polisi, itu terdiri dari tujuh mobil dan tidak ada yang menggunakan mobil sedan," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan mobil Audi yang diduga menabrak Selvi, memaksa ikut rombongan polisi.
Mobil itu memaksa masuk rombongan yang saat kejadian hanya dikawal satu mobil di bagian depan.
"Itu mobil liar yang memaksa ikut. Karena terlihat mobil itu sempat tertinggal jauh namun kembali ngebut dan masuk ke bagian paling belakang iring-iringan," kata Doni.
Brigjen Ahmad Ramadhan mengungkapkan Polda Jawa Barat dan Polda Metro Jaya bekerja sama menelusuri mobil Audi hitam yang diduga menabrak Selvi.
Pasalnya, hingga kini, identitas pelaku masih menjadi misteri.
"Saat ini sedang ditelusuri Polda Jawa Barat masih koordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk menelusuri siapa pemilik kendaraan tersebut."
"Yang jelas kita pastikan itu mobil bukan rombongan pengawalan. Jadi mobil dia masuk kemudian ada motor dia tabrak meninggal," tuturnya.
Ada Bukti CCTV
Kuasa hukum keluarga Selvi Amalia Nuraeni sekaligus Dosen Unsur, Yudi Junadi, membantah pernyataan polisi yang mengatakan mobil yang menabrak korban adalah Audi hitam.
Yudi menyebut pernyataan polisi tersebut bertolak belakang dengan bukti-bukti yang sudah dikumpulkan.
Ia memastikan mobil yang menabrak Selvi adalah mobil anggota polisi.
"Tidak ada itu mobil Audi di lokasi kejadian. Kita sudah mengumpulkan bukti yang menabrak adalah mobil anggota iring-iringan pejabat kepolisian," kata Yudi kepada wartawan di Unsur, Rabu, masih dari TribunJabar.id.
Berdasarkan rekaman CCTV di beberapa titik, tambah dia, kendaraan yang mobil yang menabrak Selvi adalah Toyota Innova hitam.
Mobil itu tergabung dalam rombongan iring-iringan polisi.
Bahkan, kata Yudi, mobil tersebut ikut terparkir di tempat kejadian perkara (TKP) kasus pembunuhan berantai oleh Wowon Erawan cs di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.
"Mobil tersebut ikut rombongan, bahkan terparkir di TKP kasus Wowon 'serial killer' di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur."
"Bahkan ada goresan bekas gesekan di bemper bagian depan sebelah kanan," ucapnya.
Meski pihaknya menghormati proses hukum yang berlaku, Yudi berharap pihak kepolisian tak menutupi fakta yang ada.
Pihaknya berharap kasus ini bisa diusut tuntas.
"Jangan menutup-nutupi fakta sebenarnya yang telah terjadi. Kita hanya ingin kasus ini diusut tuntas siapa pun pelakunya, mau anggota polisi atau bukan," tandasnya.(*)
(TribunnewsSultra.com/TribunTrends/Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.