Panda Nababan Beberkan Alasan Megawati Tunjuk Capres PDIP, Bukan Karena Survei Elektabilitas?

Ganjar Pranowo dan Puan Maharani merupakan kandidat kuat Capres PDIP pilihan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
Istimewa
Pertanyaan siapa Capres PDIP untuk tarung Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 memang belum terjawab, namun Panda Nababan membeberkan alasan yang bisa mempengaruhi keputusan Megawati. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Siapa Calon Presiden (Capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pilihan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Ganjar Pranowo atau Puan Maharani?

Pertanyaan siapa Capres PDIP untuk tarung Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 memang belum terjawab, namun Panda Nababan membeberkan alasan yang bisa mempengaruhi keputusan Megawati.

Pada Nababan adalah politikus senior, salah satu pendiri PDI Perjuangan.

Dia menjadi orang partai yang mendukung Joko Widodo menjadi calon presiden pada tahun 2014.

Pengalaman Panda yang mampu meyakinkan Megawati bisa menjadi contoh saat ini.

Bagaimanapun, saat itu, Megawati bisa saja mencalonkan dirinya, namun pada akhirnya memilih Jokowi.

Baca juga: Capres PDIP di Pilpres 2024, Prediksi Ganjar Pranowo Keputusan Megawati: Rasa-rasanya Bu Mega akan

Baca juga: Kalau Ganjar Pranowo Capres PDIP Pilpres 2024 Pilihan Megawati? Puan Maharani Sebut Garis Tangan

Banyak yang mengira Megawati memilih Jokowi karena hasil survei.

Menurut Panda Nababan, hal itu tak sepenuhnya benar.

Dia mamu meyakinkan Megawati karena Jokowi memiliki pengaruh besa mengonsolidasi massa.

"Tadi yang dikatakan survei, ini dialog aku dengan Magawati," ujar Panda saat talk show "Adu Perspektif", sebagaimana dikutip dari kanal YouTube "Total Politik", pada Selasa (10/01/2023).

Saat itu, Megawati bertanya kepada Panda, apa alasan memilih Jokowi.

"Ku bilang, dia lebih berpengaru dan punya daya tarik," katanya menjawab pertanyaan Megawaati. "Tau darimana kau," sambung Panda menirukan pertanyaan Mega.

"Kalau Mba Mega datang ke Sumatera Utara, saya butuh Rp250 juta. Untuk apa? Angkut orang, naik bus, nasi bungkus, band, gituloh," beber Panda menjawab Mega.

"Terus saya dibantu Olly Dondokambey Gubernur Sulawesi Utara. Datang mega di sampingnya Olly: 'Olly itu betul?' 'Iya bu.' Saya dibantu Tjahjo Kumolo juga Rp100 juta. Menga bertanya: 'Iya Thayo?' 'Iya bu.'" sambungnya menirukan dialog saat itu.

"Terus maksudmu apa Pan?" tanya mega lagi. "Kalau aku datangkan Jokowi ke Sumater Utara, aku cukup Rp25 juta, rakyat datang," paparnya melanjutkan dialog.

Setelah memaparkan alasan mendukung Jokowi, kata Panda Nababan, beberapa pengurus PDI Perjuangan mulai menari-narik bajunya. Memintanya menyetop dialog dengan Megawati.

'Udalah bang ngak usah diterusin lagi, udalah bang,' ujar Panda menirukan pegurus partai yang memintanya berhenti. "Karena Mega mukanya mulai merah padam, kesal. Gitu loh," lanjutnya.

Panda merasa bersalah setelah dialog tersebut, sehingga meminta maaf.

Kesalahan, menurut Panda, karena telah mendahului keputusan Megawati.

Pasalnya, Panda yang saat itu merupakan Ketua PDP PDIP Sumater Utara, bahkan naik ke podium saat rapat partai, mengumumkan Jokowi sebagai calon presiden.

"Jadi hal yang itu saya nda mau ulangi lagi, aku udah minta maaf sama Mega, udah salah. Rupanya dalam tatanan kekuasaan Jawa, ngak boleh di dahului," bebernya.

Baca juga: Capres PDIP di PIlpres 2024, Megawati Beri Kode, Ganjar Bilang Sudah Jelas, Diumumkan 1 Juni 2023?

Cerita Panda tengang pemilihan Capres PDIP dapat menjadi contoh untuk saat ini. Melihat apa yang mempengaruhi keputusan Megawati.

Bagaimanapun, ketupusan Presiden Republik Indonesia ke-5 tersebut ditunggu-tunggu. Apakah memilih Puan atau Ganjar?

Berkaca Pilpres 2014 dan 2019, Pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi menilai, Megawati memilih capres yang memiliki elektabilitas tinggi.

Namun di sisi lain, Megawati mengabaikan hasil survei. Pengabaian ini dapat dilihat dari pemilihan calon kepala daerah serta legislatif PDIP pada periode yang sama.

Dia menilai, Megawati sangat berhati-hati untuk menentukan siapa capres yang diusung partai.

Sebab sejauh ini, belum ada partai politik atau koalisi partai politik yang memenuhi syarat pencalonan capres-cawapres secara terang-terangan mengumumkan nama.

Belakangan, sambung Burhanuddin, ada nama Anies Baswedan.

Ini juga masih dihitung bakal calon, karena Partai NasDem tidak memiliki tiket untuk mengusung capres-cawapres sendiri.

Kemudian ada nama Prabowo Subianto yang siap maju di Pilpres 2024.

Namun, Partai Gerindra belum secara resmi mendeklarasikan Prabowo lantaran terganjal persyaratan pendaftaran capres.

"Jadi kita tidak boleh terburu-buru untuk menebak isi kantong Ibu Megawati. Toh saatnya nanti akan diumumkan," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia ini di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Selasa (10/1/2023).

Dalam sejumlah survei ada tiga nama kader PDIP yang memiliki kans kuat dipilih sebagai capres.

Ketiga nama itu yakni Ketua DPR Puan Maharani, Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

Dari ketiganya, Ganjar memiliki elektabilitas tertinggi dalam sejumlah survei.

"Apakah kader PDIP yang dimunculkan nanti sesuai dengan elektabilitas menurut survei-survei atau tidak, itu Megawati dan Allah yang tahu," ujar Burhanuddin.

Baca juga: Megawati Ancam Pecat Kader PDIP yang Jauhi Rakyat: Lebih Baik Pindah, Keluar Karena Tak Sehati

Sebelumnya dalam HUT PDIP ke-50, Megawati Soekarnoputri menegaskan, urusan penentuan nama Capres PDIP adalah hak prerogatif dirinya.

Hal itu sudah diamanatkan dalam kongres PDIP pada Agustus 2019 lalu.  

"Kan saya Ketua Umum terpilih lewat kongres partai sebagai institusi partai, maka oleh kongres partai sebagai institusi tertinggi partai, maka oleh kongres partai diberikan lah kepada ketua umum tertinggi hak prerogatif untuk menentukan siapa yang dicalonkan," ujar Megawati dalam pidatonya.

(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili - KopmasTV/Johannes Mangihot)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved