Rehabilitasi Embung Sindang Kasih 2 di Konawe Selatan Rampung, 50 KK Bisa Rasakan Manfaat Air Baku

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari telah merampungkan rehabilitasi Embung Sindang Kasih 2.

Embung Sindang Kasih 2 berlokasi di Desa Sindang Kasih, Kecamatan Ranomeeto Barat, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Usai dirampungkan pengerjaannya, Kepala BWS Sulawesi IV Kendari, Agus Safari terjun langsung dalam melakukan evaluasi di lokasi pengerjaan.

Agus Safari memberikan apresiasi atas selesainya pengerjaan Embung Sindang Kasih 2, yang tentunya pembangunan tersebut bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

"Dengan adanya rehabilitasi embung ini, fungsi embung akan bertambah dari hanya sekadar embung konservasi juga menjadi embung air baku untuk irigasi dan air minum," katanya, Rabu (4/1/2023).

Baca juga: 2 Wilayah di Kendari Sultra Alami Suhu Permukaan Kurang Nyaman, Akademisi UHO Sebut Ini Penyebabnya

Lebih lanjut, rehabilitasi embung ini bersamaan dengan pembangunan hydrant umum untuk ketersediaan air baku.

Nantinya, hydrant umum ini akan mampu melayani kebutuhan air baku untuk 50 Kepala Keluarga (KK) di sekitar Embung Sindang Kasih 2.

Dalam pembangunan embung tersebut diharapkan ke depannya dapat memberikan nuansa baru bagi masyarakat lokal.

"Jadi di samping pemanfaatannya untuk ketersediaan air baku juga dapat dijadikan salah satu pilihan destinasi wisata," pungkasnya.

Sebagai informasi, Embung Sindang Kasih 2 Konsel ini memiliki luas tampungan 16.000 m2 dengan volume tampungan 48.000 m3.

Baca juga: Catat Ini Nomor Kontak Darurat Polres Konawe Selatan, Terkoneksi di Command Center dan Mobil Patroli

Embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan.

Selain itu, digunakan untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai, danau).

Embung digunakan untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir, estetika, hingga pengairan.

Kolam embung akan menyimpan air di musim hujan dan kemudian air dimanfaatkan bagi suatu desa atau kelompok masyarakat.

Pemanfaatannya sendiri pada saat musim kemarau guna memenuhi kebutuhan dengan urutan prioritas penduduk, ternak kemudian kebun. (*)

(TribunnewsSultra.com/Muh Ridwan Kadir)