Berita Buton
TPPS Buton Pantau Stunting Pakai Aplikasi E-PPGBM, Deteksi Jumlah Kasus Turun Hingga 19,22 Persen
TPPS Kabupaten Buton Sultra melakukan pertemuan guna melihat hasil pengukuran prevalensi stunting melalui aplikasi, deteksi penurunan jumlah kasus.
Penulis: La Ode Muh Abiddin | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BUTON - Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan pertemuan guna melihat hasil pengukuran prevalensi stunting melalui aplikasi, deteksi penurunan jumlah kasus hingga 19,22 persen.
Pengukuran prevalensi stunting itu dilakukan melalui aplikasi Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau E-PPGBM di Aula Hotel Buton Raya, Sabtu (22/12/2022).
Berdasarkan hasil E-PPGBM menunjukkan prevalensi stunting di Kabupaten Buton menurun dari setiap tahunnya, yaitu pada tahun 2020 sebesar 22,31 persen, 2021 sebesar 21,32 persen dan pada tahun 2022 sebesar 19,22 persen.
"Kita harapkan prevalensi stunting semakin menurun sehingga target penurunan stunting pada tahun 2024 sebanyak 14 persen dapat tercapai," ucap Sekretaris Daerah Kabupaten Buton, Asnawi Jamaludin.
Baca juga: Sukses Turunkan Angka Stunting Jadi 2,19 Persen, BKKBN Apresiasi Kader KB hingga Bidan di Muara Enim
Asnawi menjelaskan, sejak ditetapkan sebagai lokus maka Kabupaten Buton berkewajiban melaksanakan 8 aksi terintegrasi percepatan penurunan stunting.
Selain itu, kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Buton tersebut untuk mendukung ketersediaan data prevalensi stunting yang merupakan aksi ke tujuh dari 8 aksi.
"Pertemuan yang kami lakukan hari ini merupakan implementasi aksi 7 yaitu pengukuran dan publikasi stunting," terangnya.
Kata dia, penentuan prevalensi stunting pada aksi ke tujuh menggunakan pengukuran panjang badan juga tinggi badan pada sasaran balita yang hasilnya di input dalam aplikasi E-PPGBM.
"Aplikasi ini dapat dimanfaatkan untuk kemajuan status gizi anak," ujarnya.
Asnawi yang juga selaku Ketua TPPS Kabupaten Buton ini menuturkan, agar prevalensi stunting yang dipublikasikan hari ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan intervensi stunting baik intervensi spesifik maupun sensitif.

"Kita semua tetap komitmen untuk berperan aktif dalam penurunan stunting," kata dia. (*)
(TribunnewsSultra.com/La Ode Muhammad Abiddin)