Berita Kendari
135 Hoaks Seputar Media Ditemukan MAFINDO Sepanjang Januari hingga Juni 2022, Ini Isu Dominan
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) menemukan 135 hoaks seputar media dari total 985 temuan hoaks sepanjang Januari hingga Juni 2022.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) menemukan 135 hoaks seputar media atau 13,7 persen dari total 985 temuan hoaks sepanjang Januari hingga Juni 2022.
Temuan tersebut merupakan rilis data MAFINDO tentang pemetaan hoaks seputar media sepanjang Semester I Tahun 2022.
Ketua Komite Litbang MAFINDO, Nuril Hidayah mengatakan angka ini menunjukkan public trust (kepercayaan publik) kepada media masih banyak dimanfaatkan produsen hoaks.
"Mereka memanfaatkan kepercayaan publik tersebut untuk meyakinkan orang akan kebenaran klaimnya," ucap Nuril Hidayah dalam rilis yang diterima TribunnewsSultra.com, Selasa (13/12/2022).
Di mana, tema politik (47 hoaks, 34,8 persen) dan agama (17 hoaks, 12,6 persen) tampak sangat menonjol dalam penyajiannya di media.
Baca juga: Mahasiswa dan Pelajar Kendari Ikut Pendidikan Politik Kesbangpol, Antisipasi Serangan Berita Hoaks
Selain mempertajam polarisasi, pencatutan media menguatkan klaim hoaks mengangkat isu politik dan agama tidak hanya berdampak menurunnya public trust ke pemerintah, tetapi penyedia informasi.
Peneliti MAFINDO, Cahya Suryani menambahkan media kuadran satu mencakup media terverifikasi paling banyak teridentifikasi sebagai pihak diserang atau dicatut dalam hoaks persentase 47,4 persen atau 64 hoaks.
Sementara itu, media kuadran tiga yang cenderung tidak jelas redaksinya dan tidak memenuhi kode etik jurnalistik banyak teridentifikasi sebagai penyebar hoaks (66 hoaks, 68,9 persen).
Koordinator Divisi Periksa Fakta MAFINDO, Bentang Febrylian mengatakan pemetaan hoaks seputar media yang dilakukan menggambarkan tipe-tipe hoaks yang menyerang media atau melibatkan media.
Menurutnya, pemetaan ini penting untuk membantu upaya-upaya memelihara public trust kepada media sebagai salah satu pilar demokrasi.
Baca juga: Survei: Seperlima Penduduk Indonesia Anggap Pandemi Covid-19 Hoaks
"Hasil pemetaan ini dapat dimanfaatkan untuk merancang strategi dalam mewujudkan ekosistem informasi yang sehat," ujar Bentang.
Sekjen AMSI, Wahyu Dhiyatmika menyarankan tindak lanjut dari pemetaan tersebut dengan upaya memelihara trustworthiness media ditingkatkan.
Hal ini disampaikan dalam sesi Focus Group Discussion MAFINDO pada Senin (21/11/2022) yang mengangkat tema “Hoaks dan Media”.
"Caranya bisa dengan menjelaskan prosedur verifikasi yang dilakukan oleh media," ujarWahyu Dhiyatmika.
"Karena dengan hal ini pembaca akan semakin teredukasi, jika menyusun berita redaksi melakukan apa saja untuk verifikasi, maka lama-lama publik mampu memilah mana media bisa dipercaya," jelasnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)