Kuliner Sultra
Rekomendarsi 3 Makanan Khas Sulawesi Tenggara Cocok Saat Musim Hujan, Hingga Cara Buatnya
Berikut ini tiga makanan khas Sulawesi Tenggara atau Sultra yang cocok dihidangkan saat musim hujan melanda.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini tiga makanan khas Sulawesi Tenggara atau Sultra yang cocok dihidangkan saat musim hujan melanda.
Seperti diketahui, saat ini cuaca tak menentu membuat tubuh terkadang merasa kedinginan.
Terlebih saat musim hujan yang terjadi dibeberapa wilayah Indonesia.
Namun tak perlu khawatir, Anda bisa mengatasi rasa kedinginan tersebut dengan memakan sajian yang menghangatkan tubuh.
Baca juga: Festival Kuliner Pariwisata Hadirkan Pelaku Ekonomi Kreatif di Kotamara, Rangkaian HUT Baubau ke-21
Di Sulawesi Tenggara memiliki sejumlah makanan khas yang cocok disantap saat cuaca sedang dingin pula.
Seperti diketahui, Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi Indonesia yang begitu populer dengan keindahan alamnya.
Mulai dari keindahan panorama pantai, laut, hingga perbukitannya.
Tak hanya itu, Sulawesi Tenggara juga memiliki cita rasa kuliner yang begitu enak dilidah.
Apalagi saat musim hujan melanda, Anda bisa memilihnya untuk menjadi santapan saat cuaca dingin.
Berikut ini rekomendari tiga makanan khas Sulawesi Tenggara yang cocok disantap saat musim hujan:
1. Kapusu
Warga Sulawesi Tenggara pasti tak asing lagi dengan menu Kapusu.
Menu Kapusu adalah bubur jagung yang diolah bersamaan dengan kacang merah.
Bisa pula dipadukan dengan jagung tua, lalu disantap saat masih hangat.
Baca juga: Meriahnya Pembukaan Makassar F8, Suguhan Budaya Hingga Kuliner di Pantai Losari
Kapusu ini memiliki tekstur lembut dari makanan tradisional khas Sulawesi Tenggara.
Kapusu bisa disantap pula saat sarapan atau makan malam sederhana.
Ada juga yang menyajikan menu Kapusu sebagai hidangan penutup atau dessert.
Untuk menyantapnya bisa disajikan dalam sebuah piring mangkok.
Lantas seperti apa cara membuat kapusu?

Resep:
300 ml air
750 ml santan kelapa
1 kg jagung tua
1 kg kacang merah
1 sdm gula
1 sdt garam
Cara Membuat:
- Tumbuk jagung tua agar agak hancur.
- Rebus air hingga mendidih. Masukkan jagung tua yang sudah ditumbuk hingga matang.
- Masak pula kacang merah hingga matang
- Tuang santan, masukkan gula dan garam.
- Aduk rata. Masak hingga jagung empuk dan kuah mengental.
- Angkat dan sajikan.
Baca juga: Sandiaga Uno Minta Kuliner Lokal di Kendari Dikemas Menarik Pakai Story Telling Agar Mendunia
2. Sinonggi
Sinonggi adalah makanan khas suku Tolaki dari Sulawesi Tenggara.
Hidangan ini terbuat dari pati sari sagu dan merupakan makanan pokok suku Tolaki.
Nama sinonggi berasal dari kata posonggi dalam bahasa Tokaki yang berarti 'alat mirip sumpit yang digunakan untuk mendulang sinonggi dari wadahnya'. Sinonggi sudah ada sejak ratusan tahun silam.
Baca juga: Edukasi Pangan Sehat Pemkot Kendari Sasar Kantin Sekolah, Komunitas Kuliner hingga Pelajar
Dahulu para orang tua menyimpan sinonggi di dalam dulang yang terbuat dari kayu.
Seiring dengan perubahan zaman, sinonggi tidak lagi disimpan dalam dulang kayu melainkan dalam baskom.
Cara menyantap sinonggi berbeda dengan papeda walaupun bentuknya hampir mirip.
Sinonggi disantap dengan mencampurkan bubur sagu langsung dengan kuah ikan, sayur dan sambal dabu-dabu.

Resep:
- Sagu secukupnya
- Air secukupnya
- Sayur atau kuah ikan
- Daun Kemangi
- Jeruk nipis
- Lombok ijo
Baca juga: Gunakan Bright Gas, Pemilik Warung Makan Meohai Lebih Semangat Masak Ratusan Porsi Sinonggi Perhari
Cara Membuat:
- Siapkan baskom ukuran sedang dan cuci hingga bersih.
- Ambil sagu secukupnya dan masukkan ke dalam baskom.
- Siapkan air panas yang mendidih dan tuangkan air ke baskom yang berisi sagu sedikit demi sedikit, sambil di aduk-aduk.
- Tuangkan terus hingga warna sagu berubah menjadi agak bening.
- Sinonggi siap untuk disajikan dan disantap bersama dengan sayur serta lauk lainnya, seperti kuah ikan, daun kemangi, jeruk nipis, dan lombok ijo.
Baca juga: Sejarah Warung Makan Meohai, Berkat Saran Istri Yusran Silondae, Lisa Percaya Diri Jualan Sinonggi
3. Ikan Parende
Parende adalah merupakan jenis masakan ikan yang dihidangkan dengan kuah panas olahan makanan khas Buton, Sulawesi Tenggara.
Parende adalah salah satu makanan dan masakan khas orang Buton, Sulawesi Tenggara yang terbuat dari ikan segar.
Paling nikmat disantap saat setelah dimasak atau masih panas.

Untuk memakan Parende ini sebaiknya dipadukan dengan Kasuami yang juga merupakan panganan khas Sulawesi Tenggara.
Rasa Kasuami yang manis dan kecut lalu dipadukan dengan segarnya Ikan Parende semakin menambah selera makan.
Cara membuatnya pun mudah, untuk anda yang ingin mencoba membuatnya dirumah, silahkan baca uraian dibawah ini.
Resep:
- 1 ekor ikan kakap putih fresh ukuran sedang, potong jadi 5 bagian
- 500 ml air
- garam secukupnya
- serai
- 1 buah jeruk nipis
- 5 sdm minyak goreng
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Cicipi Ikan Parende dan Kasoami di Cafe X Bro Kendari Sulawesi Tenggara
Bumbu halus :
- 3 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 1 ruas jahe.
- 1 ruas lengkuas
- 4 buah cabe keriting
- 1 buah tomat
- 10 butir merica
- 20 butir ketumbar
Baca juga: Presiden Jokowi Order Kuliner Khas Sulawesi Tenggara, Sinonggi, Tawaloho, Kambatu, Nginap di Kendari
Cara Membuat:
- Cuci ikan kakap hingga benar benar bersih, tiriskan.
- Panaskan minyak, tumis bumbu halus, tambahkan serai, tumis hingga harum.
- Masukkan air. Diamkan hingga airnya panas.
- Masukkan ikan yg telah di cuci bersih. Tunggulah kurang lebih 10menit.
- Tambahkan garam secukupnya, diamkan sebentar lalu tes rasa. Bila telah pas, berikan perasan jeruk nipis. Diamkan sebentar lalu angkat.
- Ambil 3potong ikan tata di piring saji. Ikan parende ala wakatobi, siap di santap.
Itulah tiga rekomendasi sajian kuliner khas Sulawesi Tenggara, yang bisa disantap saat cuaca dingin. (*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)