Piala Dunia 2022
Profil Carlos Queiroz, Pelatih Timnas Iran di Piala Dunia 2022 Raih Kemenangan Perdana vs Wales
Berikut profil Carlos Queiroz, Pelatih Timnas Iran yang berhasil memetik kemenangan perdana di Piala Dunia 2022 saat melawan Wales.
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Berikut profil Carlos Queiroz, Pelatih Timnas Iran yang berhasil memetik kemenangan perdana di Piala Dunia 2022.
Kemenangan itu diraih lewat pertandingan Wales vs Iran di babak penyisihan grup FIFA World Cup 2022, di Ahmed bin Ali Stadium, Jumat (25/11/2022) malam WIB.
Laga tersebut bejalan sengit sejak awal. Kedua tim saling serang untuk memetik kemenangan.
Namun pada akhirnya, anak asuh Carlos Queiroz keluar sebagai pemenang.
Wales tampil mendominasi dengan penguasaan bola sebesar 62 persen, dibanding Iran 38 persen.
Namun permainan efektif Iran yang memanfaatkan serangan balik cepat berkali-kali menyulitkan lini pertahanan Gareth Bale dkk.
Terbukti, Iran melepaskan 21 tembakan mengarah ke gawang dan 6 diantaranya tepat sasaran.
Sementara Wales, melepaskan 10 tembakan ke gawang, hanya 3 yang tepat sasaran.
Baca juga: Profil Rouzbeh Cheshmi dan Ramin Rezaeian, 2 Bek Timnas Iran Jebol Gawang Wales di Piala Dunia 2022
Serangan balik Iran membuahkan petaka bagi Iran.
Kiper Timnas Wales, Wayne Hennessey diusir keluar lapangan.
Hennessey diusir wasit setelah melakukan pelanggaran keras di luar kota penalti pada menit ke-84.
Ia melakukan pelanggaran keras terhadap Mehdi Taremi.
Saat itu Hennessey keluar dari luar kotak penalti setelah Taremi lolos jebakan offside.
Ia kemudian menerjang Taremi di luar kotak penalti.
Dalam tayangan ulang terlihat Taremi lebih dulu mengenai bola sebelum ditabrak Hennessey.
Wasit Mario Alberto Escobar Toca sempat hanya memberi kartu kuning untuk Hennessey.
Namun setelah melihat tayangan ulang, keputusan berubah. Hennessey diganjar kartu merah.
Unggul jumlah membuat Timnas Iran semakin bersemangat.
Akhirnya gol yang ditunggu-tunggu datang juga.
Tim asuhan Carlos Queiroz berhasil mencetak gol injury time. Tepatnya pada menit ke-90+8 dan 90+11.

Gol pertama Iran diciptakan oleh Roozbeh Cheshmi yang melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti.
Tendangan roket Cheshmi melesat ke pojok kiri gawang. Tak mampu dibendung.
Gol kedua iran datang dari kaki Ramin Rezaeian yang memanfaatkan skema serangan balik cepat.
Rezaeian berhasil mencungkil bola melewati kiper pengganti Wales Danny Ward.
Sekor akhir Wales vs Iran adalah 2-0 untuk kemenangan tim asuhan Carlos Queiroz.
Profil Carlos Queiroz
Carlos Queiroz ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Iran dua bulan jelang bergulirnya Piala Dunia 2022 Qatar.
Pelatih berusia 69 tahun yang lahir 1 Maret 1953 ini bukanlah orang baru dalam Timnas Iran.
Lelaki kebangsaan Portugal ini pernah melatih Team Melli (julukan Iran) selama delapan tahun; 2011 hingga 2019.
Kini ia kembali dipercaya manukangi Timnas Iran.
Kepercayaan itu dijawab dengan sangat baik. Ia berhasil membawa Iran tampil dalam dua kali Piala Dunia secara beruntun.
Bahkan yang terbaru, berhasil menumbangkan Timnas Wales dalam babak penyisihan grup Piala Dunia 2022.

Biodata Carlos Queiroz
Nama Lengkap: Carlos Manuel Brito Leal de Queiroz
Nama panggilan: CQ
Profesi: Pelatih Sepakbola Profesional
Tanggal Lahir: 1 Maret 1953
Tempat Lahir: Nampula, Portugis Mozambik
Tanda Zodiak: Pisces
Kebangsaan: Portugal
Rekam Jejak bersama Timnas Iran
Bagi Carlos Queiroz, Iran sudah ia anggap seperti keluarga dan rumahnya.
Begitulah yang ia ungkapkan saat ditunjuk oleh Mehdi Taj, Kepala FFIRI, federasi sepakbola Iran pada September lalu.
"Ketika keluarga memanggil Anda ke rumah, yang Anda lakukan hanyalah datang untuk mereka."
"Mari kita lakukan bersama-sama Anak Muda! Untuk kedepannya!", tulisnya melalui akun @Carlos_Queiroz.
Rekam jejak Quiroz di sepakbola telah berlangsung sejak lama. Bahkan Queiroz pernah terlibat dalam proyek di tim-tim besar sekelas Manchester United dan Real Madrid.
Dikutip dari sportmob, di Iran, Carlos mengawali kontraknya selama sempat setengah tahun sejak April 2011.
Ia mengantar Iran untuk tampil di Piala Dunia 2014 Brazil. Namun saat itu timnya gagal lolos ke babak pertama setelah hanya meraih satu poin.
Pada Maret 2015, ia sempat mengundurkan diri dati kursi kepelatihan karena perbedaan pendapat dengan Federasi Sepak Bola Iran. Namun ia kembali menjabat pada April berikutnya.
Di tahun itu, dirinya mengantarkan Iran tampil di Piala Asia 2015 sebagai tim dengan posisi terbaik dalam daftar undian.
Namun langkahnya hanya sampai perempat final turnamen, di mana mereka mengalami kekalahan adu penalti saat melawan Irak.
Kisah Carlos bersama Iran berlanjut, pelatih kelahitaran Mozambik ini membimbing Iran lolos ke Piala Dunia untuk kedua kalinya berturut-turut.
Iran tersingkir di babak penyisihan grup Piala Dunia 2018 di Rusia, tetapi mencapai beberapa hasil yang layak: kemenangan tipis (1-0) atas Maroko, kekalahan tipis melawan Spanyol (1-0) dan hasil imbang 1-1 dengan Portugal.
Setelah piala dunia rampung, Queiroz memperbarui kontraknya pada 23 September 2018 hingga Piala Asia 2019.
Di Piala Asia, timnya melaju ke babak 16 besar, di mana mereka mengalahkan Oman 3-0 untuk melaju ke perempat final.
Setelah kalah, ia mengumumkan niatnya untuk tak memperpanjang kontrak.
Ia kemudian melatih Timnas Kolombia pada 7 Februasi 2019 dan menandatangani kontrak hingga 2022.
Namun ia gagal mengantar Kolombia ke Qatar setelah kekalahan telah 6-1 melawan Ekuador di babak kualifikasi terakhir.
Akhirnya ia pun dipecat dari pelatih kepala Los Cafeteros pada 2 Desember 2020 lalu.
Kini, Quieroz bergabung dengan Iran, dan menjadikannya menemani Iran di tiga Piala Dunia secara beruntun.
Asisten Alex Ferguson dan Pelatih Real Madrid
Jauh sebelum menjadi arsitek Iran dan Kolombia, Carlos Queiroz pernah jadi Asisten Alex Ferguson dan Pelatih Real Madrid.
Carlos Queiroz menjadi asisten pelatih Alex Ferguson Manchester United pada Juni 2002.
Setelah MU memenangkan Liga Premier, Carloz Queiroz bergabung dengan Real Madrid pada musim panas 2003 menandatangani kontrak dua tahun sebagai pelatih.
Saat itu, ia menghadapi tim yang penuh dengan bintang top seperti Zinédine Zidane, Ronaldo dan Luís Figo dan rekrutan baru David Beckham.
Namun kebersamaannya dengan Real Madrid tak berjalan mulus, Los Galacticos hanya meraih finish di urutan ke empat yang berujung pemecatan dirinya.
Akhirnya, ia pun kembali ke Old Trafford menjadi asisten Ferguson pada Juli 2004.
Sebelumnya, ia terlebih dulu dikenal luas sebagai sosok yang membangun generasi emas sepak bola Portugal.
Dia menjadi terkenal pada tahun 1989 dan 1991 ketika dia menjadi Juara Dunia U-20 Portugal, membimbing generasi "emas" pemain Portugis yang menjanjikan, termasuk Luís Figo dan Rui Costa, antara lain.
Dia ditunjuk sebagai manajer dari Timnas Portugal pada tahun 1990 tetapi gagal lolos ke Piala Dunia 1994.
Selain itu, dia melatih tim di Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Emirat Arab, yang membuatnya sebagai satu diantara beberapa pelatih yang pernah bekerja di empat benua berbeda. (*)
(TribunnewsSultra.com - Tribunnews.com/Arif Tio Buqi Abdulah)