Liga Champions
Graham Potter Akui Chelsea Dibantu Wasit Kalahkan AC Milan, Tapi Tegaskan Bisa Menang Secara Normal
Graham Potter mengakui bahwa Chelsea terbantu keputusan wasit saat mengalahkan AC Milan, Tapi juga menegaskan The Blues bisa menang secara normal.
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Pelatih Chelsea, Graham Potter mengakui bahwa anak asuhnya telah terbantu keputusan wasit saat mengalahkan AC Milan.
Meskipun demikian, pelatih Inggris tersebut menegaskan bahwa The Blues bisa memenangkan pertandingan secara normal.
Secara normal yang dimaksud adalah pertandingan berlangsung selama 90 dengan tim 11 vs 11.
Tuan rumah AC Milan memang dirugikan oleh keputusan wasit yang mengusir keluar Fikayo Tomori.
Bek tengah Rossoneri tersebut diganjar kartu merah karana dianggap telah melanggar Mason Mount di kotak terlarang pada menit ke-17.
Alhasil, Chelsea mendapatkan hadiah penalti yang sukses dieksekusi oleh Jorginho pada menit ke-21.
Baca juga: Usai Dipermalukan Chelsea, Stefano Pioli Sesumbar Peluang AC Milan di Liga Champions
Baca juga: Chelsea Minggir, PSG Siap Bayar AC Milan 150 Juta Euro Untuk Dapatkan Rafael Leao
Gol The Blues kemudian digandakan oleh Pierre-Emerick Aubameyang pada menit ke-34.
Laga AC Milan vs Chelsea yang berlangsung di Stadion San Siro pada Rabu (12/10/2022) dini hari WIB, berakhir dengan skor 2-0.
Tuan rumah AC Milan dipermalukan oleh Chelsea.
Ini merupakan kekalahan kedua Rossoneri atas The Blues.
Sebelumnya, Chelsea membantai AC Milan dengan sekor 3-0 saat laga berlangsung di Stamford Bridge.
Setelah kemenagan 0-2 di kandang AC Milan, Graham Potter lantas memberikan tanggapan.
Ia mengakui bahwa wasit telah membantu Chelsea karena keputusannya telah mengubah jalannya pertandingan.
"Mendapatkan penalti dan diikuti dengan kartu merah lawan adalah momen krusial. Setiap orang pasti setuju bahwa dua hal itu mengubah pertandingan, khususnya soal apa yang bisa dilakukan Milan," ujarnya seusai Potter, sebagaimana dikutip dari laman resmi Chelsea.
Potter menambahkan, Chelsea telah berhasil mencari cara untuk memaksimalkan bantuan wasit tersebut karena tak mudah menghadapi AC Milan yang bermain di kandang sendiri.
"Bagi kami, kami masih harus mencari cara memaksimalkan keuntungan tersebut. Sebab bukan berarti segalanya lantas jadi mudah dengan menghadapi 10 pemain lawan," tuturnya.
Pelatih berusia 47 tahun tersebut juga menegaskan bahwa timnya bisa memenangkan pertandingan meskipun berjalan normal.
"Momen itu krusial, tapi kami juga merasa bahwa kami bisa menang dengan 11 vs 11. Bagaimanapun, wasit telah membuat keputusan dan kami harus menerimanya," imbuhnya.
Tanggapan AC Milan
AC Milan sendiri, melalui Pelatih Kepala Stefano Pioli, telah menanggapi keputusan wasit tersebut.
Dalam rekaman tayangan ulang memang menunjukkan bahwa Fikayo Tomori dua kali menyentuh bahu Mount.
Kemudian ia melepaskan sentuhan tersebut tepat beberapa waktu sebelum pemain Chelsea itu melepaskan tembakan.
Oleh karena itu, sulit untuk menganggap sentuhan Tomori untuk mencegah peluang mencetak gol yang jelas dan kartu merah.
Stefano Pioli sendiri memandang anak asuhnya bermain bagus sebelum keputusan wasit yang mengusir Tomori.
“AC Milan memulai pertandingan dengan bagus dan rasanya kami bisa tampil apik,” ujarnya.
“Hanya saja situasi di lapangan berubah dan sulit mengimbangi Chelsea dengan 10 pemain,” tutur dia melanjutkan.
Baca juga: Perebutan Juara Dunia MotoGP 2022, Fabio Quartararo Akan Kalah Seperti Tahun 2020, Bagnaia Ramalkan?
Pelatih asal Italia itu juga membicarakan peluang AC Milan di Liga Champions yang masih terbuka lebar.
“Segalanya masih ada di tangan AC Milan. Kami masih bisa mencapai tujuan kami,” ucap Stefano Pioli, dikutip BolaSport.com dari situs UEFA.
AC Milan sendiri masih memiliki kesempatan untuk lolos ke babak selanjutanya.
Mereka hanya perlu memenangkan dua laga tersisa, mewalan Dinamo Zagreb pada Rabu (26/10/2022) dini hari WIB dan RB Salzburg pada 3 November mendatang.
Kritikan Pengamat
Kontroversi kartu merah tersebut juga menjadi sorotan pengamat sepak bola (Pandit Football) Italia, Graziano Cesari.
Lelaki yang juga merupakan mantan wasit tersebut bahkan menyebut keputusan wasit sebagai "kegilaan total", sebagaimana dilansir dari Tribun-Bali.com.
“Ini benar-benar tidak bisa dimengerti. Intensitas sentuhan Tomori di bahu tidak cukup kuat untuk menghasilkan penalti,” kata Cesari.
Menurutnya, apa yang ditudingkan oleh wasit bahwa Fikayo Tomori melakukan tarikan pada Mason Mount tidak terlalu akurat.
“Wasit mengatakan bahwa Tomori menahan Mount, tetapi gambar tidak menunjukkan itu. Tangan Tomori tidak pernah mencengkeram Mount, Anda tidak bisa menyebutnya tarikan. Ini adalah sentuhan terbaik, dan Mount diizinkan untuk melanjutkan dan memotret," tuturnya.
“Itu benar-benar kegilaan dari Siebert. Adapun VAR, mereka tidak boleh menilai intensitas kontak. Faktanya adalah, wasit sudah meniupkan peluit di mulutnya pada sentuhan pertama di bahu Mount, itu adalah penalti yang tidak ada,” tambahnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili)