MotoGP

Bagnaia Akui Angkat Topi Pada Fabio Quartararo, Juga Ingin Duel dengan Valentino Rossi di MotoGP

Francesco Bagnaia mangku angkat topi pada Fabio Quartararo, juga ingin berduel secara adil dengan Valentino Rossi di MotoGP.

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
Istimewa
FOTO Fabio Quartararo (Yamaha) dan Francesco Bagnaia (Ducati) - Francesco Bagnaia mangku angkat topi pada Fabio Quartararo, juga ingin berduel secara adil dengan Valentino Rossi di MotoGP. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) mengaku angkat topi kepada Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha).

Ia juga mengungkapkan keinginannya agar berduel dengan Valentono Rossi di masa jayanya.

Namun keinginan itu hanyalah fantasi karena Bagnaia dan Rossi lahir pada generasi yang berbeda.

Baca juga: Bagnaia Puncaki BMW Award MotoGP 2022, Unggul 40 Poin dari Fabio Quartararo

Baca juga: Marquez Pilih Motor Bagnaia, Tapi Yakini Kemampuan Fabio Quartararo Untuk Juara Dunia MotoGP 2022

Pada Rabu malam waktu Italia, Pecco Bagnaia menjadi tamu talk show di saluran televisi Italia bertajuk "Stasera c'è Cattelan" yang disiarkan melalui Rai 2.

Bintang Ducati itu berbicara tentang pertarungan gelar MotoGP 2022 yang melibatkan Fabio Quartararo, serta fantasinya kepada Valentino Rossi.

Saat ini Francesco Bagnaia hanya terpaut dua poin di belakang juara bertahan Fabio Quartararo dengan tiga balapan tersisa.

Sebelum tur Asia kejuaraan dunia sepeda motor berlanjut di Phillip Island pada 14 hingga 16 Oktober, pembalap Italia berusia 25 tahun itu singgah di kampung halamannya di Turin.

Ia menyempatkan diri tampil di TV penyiar publik, Rai 2.

Pembalap pabrikan Ducati itu lantas menceritakan bagaimana dia mengalami akhir musim (“seolah-olah kita memulai Kejuaraan Dunia lagi dengan tiga balapan”), sebelum dia berangkat lagi ke Australia pada hari Senin.

Terlepas dari perubahan zona waktu dan tekanan kejuaraan dunia, dia masih tidur nyenyak.

Begitulah pengakuan Pecco yang meyakinkan dalam percakapan santai dengan pembawa acara talk show Alessandro Cattelan.

Hubungan dengan Quartararo

Francesco Bagnaia kemudian menjelaskan hubungannya dengan rival perebutan gelarnya juara dunia MotoGP 2022, Fabio Quartararo.

“Ada rasa hormat yang besar, yang merupakan hal terpenting. Kami benar-benar sudah saling kenal selama bertahun-tahun," ujarnya, sebagai mana dikutip Speedweek.com.

"Saya bertemu dengannya saat presentasi tim saya di Italia, yang ditempatkan di Spanyol dan Italia. Sejak saat itu, kami hampir selalu berkendara bersama," sambungnya.

Baca juga: Fabio Quartararo Bicara Soal Mentalitas Demi Gelar Juara Dunia MotoGP 2022

Bagnaia memuji ketangguhan Quartararo di lintasan. Tentunya karena musim ini pembalap asal Prancis itu tampil konsisten.

"Dia benar-benar konsisten tahun ini," puji Bagnaia, yang musim ini meraih enam kemenangan dan lima kegagalan.

"Dia mengalami lebih banyak pasang surut dalam beberapa tahun terakhir - dia juga pemimpin kejuaraan dunia 2020, tetapi kemudian kalah," sambungnya.

"Tahun lalu dia berhasil merebut gelar," tambahnya.

"Tahun ini dia berhasil menjadi sangat konsisten, meskipun saya pikir motornya lebih rendah dari kami. Jadi dia melakukannya dengan sangat baik," tegasnya.

Soal Valentino Rossi

Francesco Bagnaia juga mendapatkan pertanyaan soal di era mana dia ingin mengemudi.

Menjawab pertnyaan itu, Bagnaia lantas mengungkapkan keinginan terbesarnya di MotoGP.

“Saya ingin mengemudi pada akhir 1990-an atau awal 2000, karena pada saat itu tidak ada jejaring sosial, yang tentu saja membuat segalanya lebih mudah," jelasnya.

"Saya telah membuat langkah besar dalam hal itu, saya tidak melihat komentar dan hal-hal ini lagi," lanjutnya.

"Karena saya tidak perlu membuktikan kepada mereka bahwa saya cepat, tetapi kepada diri saya sendiri dan orang-orang yang bekerja dengan saya," jelas Pecco.

Baca juga: Ducati Puji Zarco Lindungi Bagnaia di MotoGP Thailand 2022, Taktik Kalahkan Fabio Quartararo

Tentu saja, Bagnaia juga ingin bersaing dengan mentor Valentino Rossi “di level tertingginya”.

“Bahkan jika saya akan menarik napas pendek menurut pendapat saya, maka saya ingin setidaknya bertarung dengannya," tambah mahasiswa VR46 itu.

Juara Moto2 2018 itu tak melihat perbandingan dengan juara dunia MotoGP Italia terakhir sebagai beban.

"Dia jauh lebih besar daripada orang lain sehingga dia keluar dari kompetisi," kata Pecco.

"Tidak akan ada yang seperti dia. Jadi dari perspektif itu ada lebih sedikit tekanan," lanjutnya.

"Tetapi juga benar bahwa tidak ada orang Italia yang memenangkan gelar MotoGP sejak 2009. Justru karena ada jejaring sosial, Anda lebih merasakan hal ini," imbuhnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili)

Sumber: Speedweek.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved