Kasus Ferdy Sambo
Siapa Sosok Kakak Asuh Ferdy Sambo Sebenarnya yang Diungkap Eks Penasihat Kapolri 'Bekingi' Kasus
Siapa sosok kakak asuh Ferdy Sambo sebenarnya yang diungkap eks Penasihat Kapolri menjadi 'beking' dalam kasus Brigadir J?
Penulis: Muhammad Israjab | Editor: Aqsa
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Siapa sosok kakak asuh Ferdy Sambo sebenarnya yang diungkap eks Penasihat Kapolri menjadi 'beking' dalam kasus Brigadir J?
Kakak asuh itu bahkan mencoba membantu mantan Kadiv Propam Polri tersebut dalam persoalan hukum yang kini membelitnya.
Irjen Ferdy Sambo adalah tersangka dugaan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J).
Kasus yang menjeratnya juga membuat suami dari Putri Candrawati tersebut dipecat dari institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Meski demikian, Ferdy Sambo disebut-sebut masih memiliki kakak asuh yang mencoba membelanya agar mendapatkan hukuman ringan.
Baca juga: Sosok Robert Priantono Bonosusatya yang Disebut Fasilitasi Jet Pribadi ke Brigjen Hendra Kurniawan
“Ini jadi makin keras, Sambo berani karena dia merasa dalam posisi berada di atas angin,” kata mantan Penasihat Ahli Kapolri di era Jenderal Idham Azis, Prof Muradi, belum lama ini.
“Masih ada yang ngebelain, makanya harus dituntaskan dulu soal orang-orang yang kemudian dianggap punya kontribusi terkait dengan posisi Sambo,” ujarnya menambahkan dikutip TribunnewsSultra.com dari Tribunnews.com.
Lantas siapa sosok kakak asuh Ferdy Sambo yang jadi ‘bekingnya’ dalam kasus Brigadir J seperti diungkap eks Penasihat Kapolri itu?
Sejauh ini, Prof Muradi yang juga Guru Besar Universitas Padjajaran (Unpad) tersebut tak merinci sosoknya, tapi hanya menyebutkan ciri-cirinya maupun perannya terhadap Sambo.
Sedangkan secara terpisah, purnawirawan jenderal Polri, Irjen Purn Ricky Sitohang, menyoroti karir Ferdy Sambo yang instan serta sangat cepat naik pangkat hingga menjadi jenderal bintang dua.
Menurut mantan Staf Ahli Manajemen atau Sahlijemen Kapolri era Jenderal Tito Karnavian itu, masih banyak senior Sambo yang pangkatnya ada di bawah.
“Inilah yang jadi pelajaran buat SDM Polri, ada polisi berkualitas, hebat tapi tidak mendapatkan kesempatan,” kata Ricky dalam kanal YouTube Uya Kuya TV, Minggu (18/9/2022), seperti dikutip TribunnewsSultra.com dari TribunSumsel.com.
Sosok Kakak Asuh
Mantan Penasihat Ahli Kapolri era Jenderal Idham Aziz, Prof Muradi, sebelumnya mengungkap adanya sosok kakak asuh yang mencoba membantu Irjen Ferdy Sambo.
Kakak asuhnya itu disebut mencoba membantu mantan Kadiv Propam Polri itu agar divonis ringan dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Baca juga: Viral Video Seorang Pria di Kendari Sultra Pergoki Istri Diduga Selingkuh dengan Oknum Polisi
Istilah kakak asuh sendiri merujuk pada anggota Polri, baik yang sudah pensiun atau masih menjadi petinggi di institusi Bhayangkara.
“Keterlibatan (dalam kasus Brigadir J) tadi kan ada tiga. Pelaku langsung, orang yang terlibat langsung, dan orang yang tidak terlibat langsung tapi ikut di dalamnya,” kata Guru besar Politik dan Keamanan Unpad Bandung tersebut.
“Bisa jadi kakak asuh itu adalah yang ketiga. Kakak asuh ini adalah yang tidak terlibat langsung, tapi kemudian ikut merancang, ikut mendorong,” jelasnya menambahkan.
Kakak asuh tersebut, menurut Muradi, mencoba melobi petinggi Korps Bhayangkara untuk meringankan hukuman Ferdy Sambo.
“Kakak asuh dalam model konteks yang sudah pensiun, ada yang belum, nah ini yang saya kira yang agak keras di dalam kan itu situasinya sebenarnya karena kakak asuh itu punya peluang, punya powerful yang luar biasa ya,” ujarnya belum lama ini.

Muradi mengatakan sosok kakak asuh yang masih aktif tersebut menduduki posisi strategis di Polri.
Kakak asuh itu disebutkan masih membela Ferdy Sambo agar dihukum ringan dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Dia pun meminta agar pihak kepolisian tidak takut mengusut keterlibatan sosok tersebut.
Karena menurut Muradi, jabatan di institusi polisi itu sama dengan di tentara yang bekerja dalam garis komando.
“Kalau dia tidak pegang tongkat komando, selesai sudah, kalau dia jadi kapolda sekadar megang asisten yang tidak strategis, selesai sudah,” jelasnya.
“Kita punya pengalaman ketika Pak Gatot (Nurmantyo) panglima (TNI) diganti, selesai,” ujarnya menambahkan.
Dia menilai, langkah pengusutan keterlibatan para senior kepolisian ini penting agar proses persidangan kasus Sambo bisa berjalan dengan mulus.
“Itu perlu ada langkah cepat sebelum persidangan, poin ketiga tadi, mengusut keterlibatan kakak asuh, apakah terlibat atau tidak,” katanya dikutip TribunnewsSultra.com dari Tribunnews.com.
Purnawiran Jenderal Sorot Pangkat Sambo
Purnawirawan jenderal polisi, Irjen Ricky Sitohang juga angkat bicara mengenai Ferdy Sambo yang sangat cepat naik pangkat.
Baca juga: Bayi Viral Diberi Nama Perdi Sambo, Terinspirasi Kasus Penembakan Brigadi J, Atas Izin Keluarga
Padahal, katanya, masih banyak senior Sambo malah pangkatnya berada di bawah mantan Kadiv Propam Polri tersebut.
Ricky Sitohang menyebut jika orang lain ada di posisi Ferdy Sambo mungkin akan lebih membersihkan Polri.
“Padahal kalau dia didudukkan di posisi itu, jauh lebih hebat untuk membersihkan Polri, ternyata yang naek yang model model Sambo itu,” jelasnya.
Ia bahkan tidak tahu bagaimana Ferdy Sambo bisa naik jabatan dengan cepat.
“Saya nggak tahu pikirannya Sambo itu apa, nggak pernah jadi Kapolda tiba-tiba bintang dua,” ujarnya.
Padahal menurut Ricky, senior Ferdy Sambo malah masih jauh di bawahnya.
“Sementara senior dirinya jauh dibawah dia, alumni TNI Polri urut kacang lah, kan banyak tiap angkatan punya pengetahuan mumpuni,” katanya dikutip TribunnewsSultra.com dari TribunSumsel.com.
“Main loncat loncat aja akibatnya terjadi kecemburuan sosial,” jelasnya menambahkan.
“Kalau dia bisa cari muka ke level itu saya akui, karena dimanjakan dari jabatan enak, sampai enak sekali,” lanjutnya.
Ricky bahkan menyebut sosok Ferdy Sambo tidak pernah merasakan hidup susah.
Baca juga: Video Viral Bocil Parodikan Tingkah Ferdy Sambo dan PC Saat Rekonstruksi, Warganet: Versi Terbaik
“Nggak pernah susahnya jadi semua bisa diatur, ini yang rusak siapa? ya SDM-nya,” ujarnya.
Diapun menyebut seharusnya ada pemerataan.
“Harusnya pemerataan, emang di angkatan Ferdy Sambo nggak ada yang pinter-pinter, sepinter apa Sambo,” katanya.
“Dia itu bukan pinter ngepinterin dan pinter-pinter,” jelasnya.
“Ngepinterin orang lain, pinter-pinter jilat muka,” ujarnya menambahkan.
Padahal di Mabes Polri ada yang brilian tetapi tidak dapat kesempatan.(*)
(TribunnewsSultra.com/Muhammad Israjab, Tribunnews.com/Malvyandie Haryadi, TribunSumsel.com/M Fadli Dian Nugraha)