Harga BBM

Ombudsman RI Minta Pemerintah Tak Naikkan Harga Pertalite dan Solar, Lansir Hasil Survei MyPertamina

Ombudsman RI meminta pemerintah tak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar.

Penulis: Sitti Nurmalasari | Editor: Aqsa
kolase foto (handover)
Anggota Ombudsman RI, Hery Susanto (foto kiri), menyampaikan hasil rapid assesment atau kajian cepat terkait pembatasan Pertalite dan Solar melalui aplikasi MyPertamina (foto kanan). Berdasarkan hasil kajian cepat itu, Ombudsman meminta pemerintah tak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Ombudsman RI meminta pemerintah tak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar.

Harga BBM subsidi tersebut sebelumnya santer dikabarkan bakal naik dalam waktu dekat ini.

Saran itu berdasarkan hasil rapid assesment atau kajian cepat terkait pembatasan Pertalite dan Solar melalui aplikasi MyPertamina.

Kajian cepat itu dilakukan secara serempak di 31 provinsi melalui Kantor Perwakilan Ombudsman se-Indonesia kecuali Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua Barat, dan Kepulauan Riau.

“Opsi menaikkan harga BBM bersubsidi bukanlah pilihan yang tepat dan bijak saat ini,” kata Anggota Ombudsman RI, Hery Susanto, dalam keterangan tertulisnya ke TribunnewsSultra.com, Kamis (25/08/2022).

Baca juga: Harga TERBARU BBM Hari Ini Jenis Pertalite di Kendari, SPBU Teratai, Tapak Kuda dan Bonggoeya

Alasannya, kenaikan harga Pertalite dan Solar naik yang proporsi jumlah konsumennya di atas 70 persen sudah pasti akan mendorong terjadinya inflasi dan menyulut keresahan ekonomi masyarakat.

“Jika banderol Pertalite naik menjadi Rp 10.000 per liter, katanya, maka kontribusinya terhadap inflasi diprediksi mencapai 0,97 persen,” jelas Pengampu Keasistenan Utama V Bidang Kemaritiman dan Investasi Ombudsman RI termasuk sektor ESDM tersebut.

Oleh karena itu, pemerintah diminta tidak menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar yang paling banyak dibutuhkan masyarakat terutama kalangan menengah ke bawah.

Menurut Hery, dalam konteks tersebut justru pemerintah seharusnya menjaga optimisme rakyat agar bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi yang menjadi tanggung jawabnya.

Selain menyarankan harga Pertalite dan Solar tak naik, Ombudsman juga menyampaikan beberapa saran kepada stakeholder terkait.

Anggota Ombudsman RI, Hery Susanto (kiri), menyampaikan hasil rapid assesment atau kajian cepat terkait pembatasan Pertalite dan Solar melalui aplikasi MyPertamina. Berdasarkan hasil kajian cepat itu, Ombudsman meminta pemerintah tak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar.
Anggota Ombudsman RI, Hery Susanto (kiri), menyampaikan hasil rapid assesment atau kajian cepat terkait pembatasan Pertalite dan Solar melalui aplikasi MyPertamina. Berdasarkan hasil kajian cepat itu, Ombudsman meminta pemerintah tak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar. (handover)

Dengan memperhatikan hasil temuan kajian tersebut dan menyikapi kondisi kuota BBM yang semakin menipis bahkan dikhawatirkan tidak cukup hingga akhir tahun.

Berikut selengkapnya:

1. Pemerintah mesti cermat menggali seluruh sumber pendapatan negara dan mampu menutup kemungkinan terjadinya kebocoran anggaran terhadap APBN pada setiap belanja dan transfer ke daerah;

2. Pemerintah hendaknya menetapkan pembatasan kendaraan roda dua (di bawah 250 cc) dan angkutan umum sebagai moda transportasi yang paling banyak digunakan masyarakat yang memakai BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar.

Daripada langsung menaikkan harga BBM subsidi tersebut.

Selain kedua moda transportasi itu, konsumen diwajibkan tetap menggunakan Pertamax dan jenis di atasnya.

Distribusi BBM bersubsidi tersebut juga perlu pengaturan batas pengisian BBM per harinya;

3. Kriteria sepeda motor dan kendaraan angkutan umum yang menggunakan BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar agar dimasukan ke dalam revisi Perpres No 191/ 2014 Tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak;

4. Pemerintah melalui PT Pertamina Petraniaga mesti melakukan edukasi dan konsultasi bagi masyarakat yang diprioritaskan mendapatkan BBM bersubsidi jenis pertalite dan solar.

Mengingat masih sangat banyaknya masyarakat yang belum mengetahui/mengerti pendaftaran kuota BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar melalui aplikasi MyPertamina;

Baca juga: Harga Pertalite Terbaru Hari ini, Update Kabar Kenaikan Banderol BBM Subsidi, Kata Presiden Jokowi

5. Selain itu perlu dilakukan aktivitas pengisian BBM secara mobile ke lokasi-lokasi basis perekonomian masyarakat.

Misal kelompok petani, nelayan, pedagang pasar, dan lain-lainnya.

Sebab kelompok tersebut masih rentan perekonomiannya terutama pascapandemi dan mereka merupakan tulang punggung perekonomian nasional yang sangat membutuhkan BBM bersubsidi;

6. Harus dilakukan optimalisasi pengawasan dan penegakkan sanksi tegas terhadap bentuk-bentuk penyimpangan praktek penyalahgunaan BBM bersubsidi agar penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran.

Ombudman RI meminta stakeholder terkait dalam hal ini pemerintah, BPH Migas, serta PT Pertamina (Persero) dan jajarannya dapat menindaklanjuti saran kebijakan yang disampaikan tersebut.

Sebagai upaya memastikan agar BBM subsidi dapat terdistribusi tepat sasaran dengan menerapkan strategi dan kebijakan pengelolaan APBN yang efektif dan efisien di sektor tersebut.

Hasil Kajian Cepat

Dalam keterangan tertulisnya, Ombudsman RI menyampaikan hasil Rapid Assesment/ Kajian Cepat mengenai pembatasan BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar melalui aplikasi MyPertamina.

Hasilnya disampaikan ke stakeholder terkait, Kementerian Sekretaris Negara, Kementerian Keuangan, Menteri ESDM, PT Pertamina, PT Pertamina Patra Niaga, BPH Migas, dan Komisi VII DPR RI.

Hery Susanto, Anggota Ombudsman RI, mengatakan, kajian cepat yang dilakukan tersebut merupakan perwujudan fungsi pencegahan yang diamanahkan dalam Pasal 7 huruf g Undang-undang Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman RI.

Harga Pertalite terbaru hari ini, serta update kabar kenaikan banderol BBM subsidi. Informasi harga Pertalite naik tersebut sebelumnya beredar luas dalam sepekan terakhir ini (foto ilustrasi SPBU)
Harga Pertalite terbaru hari ini, serta update kabar kenaikan banderol BBM subsidi. Informasi harga Pertalite naik tersebut sebelumnya beredar luas dalam sepekan terakhir ini (foto ilustrasi SPBU) (Ridwan Kadir/ TribunnewsSultra.com)

Kajian cepat dilaksanakan dengan mewawancarai langsung 781 responden di 31 provinsi yang tersebar di 38 kota dan 6 kabupaten se-Indonesia melalui SPBU yang ditugaskan dalam aplikasi MyPertamina.

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive random sampling.

Responden yang disurvei merupakan pengendara mobil pribadi di bawah 1500 cc, pengendara angkutan umum, pengendara angkutan barang dan pengendara sepeda motor di bawah 250 cc.

Sebanyak 66 responden dari petugas SPBU yang diambil dari sampel SPBU yang mendapatkan penugasan implementasi aplikasi MyPertamina.

Dari kajian cepat yang dilaksanakan tersebut, Ombudsman RI menemukan beberapa fakta lapangan antara lain sebagai berikut:

1. Mayoritas responden di SPBU lokasi survei merupakan pengguna BBM bersubsidi jenis Pertalite (76,4 persen) dan Solar (21,4 % ) jumlahnya lebih banyak dibandingkan pengguna jenis BBM lainnya;

2. Mayoritas responden (82 % ) adalah pekerja dengan penghasilannya berkisar antara <500>

Hal tersebut menunjukan bahwa responden konsumen SPBU didominasi oleh golongan masyarakat menengah ke bawah;

3. Mayoritas responden (67,1 % ) mengetahui informasi mengenai rencana kebijakan pemerintah untuk pembatasan BBM Bersubsidi jenis Pertalite dan Solar;

4. Mayoritas responden (58,5 % ) tidak mengetahui alasan mengapa pemerintah berencana membatasi kuota BBM bersubsidi;

Baca juga: Rencana Pemerintah Naikkan Harga BBM Ditentang Buruh, Menkeu Ungkap Dampak jika Harga BBM Tak Naik

5. Mayoritas responden (72,9 % ) belum mendaftarkan diri dalam apilkasi Mypertamina (online/offline);

6. Penyebab utama mayoritas responden (72 % ) belum mendaftarkan diri dalam aplikasi MyPertamina yaitu tidak mengetahui teknis pendaftarannya;

7. Mayoritas responden mendaftarkan diri melalui aplikasi MyPertamina baik online (77 % ) maupun offline (85 % ) dilakukan responden secara langsung (tidak melalui peranta/jasa orang lain);

8. Mayoritas responden yang mendaftar secara online/offline (jka melalui perantara/jasa orang lain) 89 % mengaku tidak mengeluarkan biaya, 10 % responden tidak menjawab pertanyaan dan 1 % mengaku mengeluarkan biaya dalam pendaftaran aplikasi mypertamina;

9. Sosialisasi MyPertamina belum dilakukan secara massif, hanya terbatas pada SPBU tertentu melalui informasi media sosial, sehingga menimbulkan kesimpangsiuran informasi dan minimnya partisipasi masyarakat;

10. Implementasi MyPertamina dinilai belum dilakukan secara massif, mengingat tidak semua kabupaten/kota dan SPBU yang ada telah mendapatkan sarana atau alat yang digunakan dalam program MyPertamina;

11. Golongan masyarakat seperti nelayan, petani, pedagang dan lainnya masih alami kesulitan dalam mengakses BBM subsidi karena jauhnya jarak SPBU dan kelangkaan BBM bersubsidi di lapangan.(*)

(TribunnewsSultra.com/Sitti Nurmalasari)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved