Idul Adha
Makan dan Minum Sebelum Shalat Idul Adha Boleh atau Tidak? Daftar Amalan Sunnah Bisa Dikerjakan
Simak pula daftar amalan sunnah sebelum dan sesudah menunaikan sholat Idul Adha tersebut.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Apakah makan dan minum sebelum shalat Idul Adha boleh atau tidak?
Simak pula daftar amalan sunnah sebelum dan sesudah menunaikan sholat Idul Adha tersebut.
Umat Muslim di Indonesia diketahui akan menunaikan sholat sunnah dua rakaat di Hari Raya Idul Adha 2022 itu, Minggu (10/07/2022).
Setelah warga Muhammadiyah sebelumnya juga sudah melaksanakan salat Idul Adha pada Sabtu (09/07/2022).
Salah satu pertanyaan yang masih kerap terlontar jelang shalat sunnah itu yakni apakah boleh makan dan minum sebelum menunaikannya?
Baca juga: Niat Sholat Idul Adha Lengkap Tata Cara Salat Ied Mulai Bacaan Takbir hingga Salam, Panduan Khutbah
Begitupun apa-apa saja daftar amalan sunnah yang bisa dikerjakan sebelum dan sesudah pelaksanaan shalat Idul Adha?
Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Mengenai pertanyaan ini, ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama.
Menurut ulama Syafiiyah, seseorang dianjurkan tidak makan atau imsak sebelum melaksanakan shalat Idul Adha, baik ia mau berkurban atau tidak.
Anjuran tidak makan ini tidak berkaitan dengan kurban, melainkan berkaitan dengan pelaksanaan shalat Idul Adha.

Oleh karena itu, menurut ulama Syafiiyah, selama seseorang hendak melaksanakan shalat Idul Adha, baik dia mau berkurban atau tidak, maka dia terkena anjurna ini.
Ia dianjurkan untuk tidak makan sebelum melaksanakan shalat Idul Adha, baik dia mau berkurban atau tidak.
Nabi Muhammad SAW tidak keluar menuju lapangan di hari Idul Fitri hingga beliau makan dulu.
Dan beliau tidak makan di hari Idul Adha hingga beliau selesai melaksanakan shalat.
Teks hadis ini menunjukkan bahwa Nabi SAW tidak makan di hari Idul Adha hingga beliau shalat.
Karena itu, ulama Syafiiyah mengaitkan anjuran tidak makan di hari Idul Adha dengan pelaksanaan shalat Idul Adha, bukan dengan kurban.
Sementara menurut ulama Hanafiyah dan Hanabilah, anjuran tidak makan atau imsak di hari Idul Adha berkaitan dengan kurban, bukan pelaksanaan shalat Idul Adha.
Oleh karena itu, jika seseorang tidak akan berkurban, maka ia tidak terkena anjuran ini meskipun ia hendak melaksanakan shalat Idul Adha.
Sebaliknya, jika seseorang hendak ia berkurban, maka dianjurkan untuk tidak makan terlebih dulu sebelum melaksanakan shalat Idul Adha.
Demikian penjelasan makan dan minum sebelum shalat Idul Adha dikutip TribunnewsSultra.com dari laman bali.kemenag.go.id melansir Direktorat Jenderal Bimbingan Islam Kementerian Agama.
Baca juga: Doa Menyembelih Hewan Kurban Idul Adha Paling Sempurna, Diawali Basmalah, Shalawat, Takbir, Bacaan
Dilansir dari laman NU, anjuran tidak makan dan minum sebelum shalat Idul Adha sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW berikut:
“Diriwayatkan dari sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi Muhammad SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali ke rumah.”
Hadis tersebut menunjukkan bahwa Nabi SAW tidak makan di hari raya Idul Adha sampai beliau melaksanakan shalat Ied.
Penjelasan Ustadz
Ustadz Abdul Somad menjelaskan saat memasuki malam Idul Adha, maka sejak adzan subuh hingga khatib naik mimbar disunnahkan untuk tidak makan terlebih dahulu.
“Inilah perbedaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, dimana ketika ingin shalat Idul Fitri disunnahkan makan terlebih dahulu baru shalat ied,” kata UAS, akronim salah satu dai terkenal tersebut.
“Sedangkan, Idul Adha tak makan apa-apa, balik shalat barulah makan,” jelasnya dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Ninda Fazriah seperti dikutip TribunnewsSultra.com.
Hal tersebut bermakna kesempurnaan puasa sunnah 1-10 Zulhijah, yang mana di hari kesepuluh hanya menahan hingga selesai shalat Idul Adha.
Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri juga menyebut umat Muslim dianjurkan tidak makan dan minum sebelum sholat Idul Adha.
Namun, hal ini hanya sebatas anjuran atau sunah dan bukan merupakan larangan.

“Tidak boleh (untuk makan dan minum sebelum shalat Idul Adha), tetapi larangannya larangan lunak, jadi tidak haram,” ujar Syamsul kepada Kompas.com dikutip TribunnewsSultra.com.
Syamsul menambahkan, menahan makan dan minum saat Idul Adha berlangsung sejak subuh hingga selesai pelaksanaan shalat Idul Adha.
“Setelah shalat (Idul Adha) ya boleh makan, malah haram kan kalau puasa,” kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Raden Mas Said tersebut.
Menurutnya, anjuran tidak makan dan minum sebelum sholat Idul Adha ini, berbeda dengan saat Idul Fitri.
Pada saat Idul Fitri, umat Islam justru dianjurkan untuk makan dan minum terlebih dahulu sebelum menunaikan shalat.
“Kalau Idul Fitri disunahkan untuk makan atau minum, tetapi Idul Adha disunahkan untuk tidak makan dan tidak minum,” jelasnya.
Daftar Amalan Sunnah
Ada berbagai amalan sunnah yang bisa dilakukan sebelum dan sesudah shalat Idul Adha.
Mengutip Muhammadiyah.or.id, ada beberapa amalan-amalan yang disunahkan.
Pertama yakni disunahkan untuk tidak makan terlebih dahulu sebelum sholat Idul Adha.
Baca juga: Sempat Diguyur Hujan, Pelaksanaan Salat Idul Adha Warga Muhammadiyah di Kendari Berjalan Khidmat
Disunahkan untuk memakan sesuatu setelah salat Idul Adha, dan itu adalah daing kurban.
Dari Buraidah berkata:
"Nabi saw tidak berangkat pagi pada hari raya idul fitri kecuali makan terlebih dahulu, dan tidak makan pada hari idul adha kecuali setelah pulang, kemudian makan hasil penyembelihannnya." (HR. Ahmad).
Kedua, disunahkan untuk memakai pakaian terbaik danmemakai wangi-wangian yang tidak berlebihan.
Dari Hasan bin Ali, ia berkata:
"Rasulullah memerintah kami memakai pakaian yang terbagus dalam dua hari raya, memberi wewangian pada pakaian yang kami pakai dan menyembelih binatang yang paling berharga (mahal)." (HR. Hakim).
Ketiga, berangkat dan pulang ke tempat salat id melalui jalan yang berbeda.
Selain itu, saat berangkat, disunahkan membaca takbir.
"Dari Abu Hurairah, dia berkata: Bahwa Nabi saw, apabila keluar untuk salat dua hari raya, maka beliau pulang melewati jalan yang berbeda dari jalan sebelumnya." (HR. Hakim).
Keempat, seluruh umat Islam, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak, bahkan perempuan yang sedang haid.
Namun, perempuan yang sedang haid disarankan untuk memisahkan diri dari tempat salat.
“Dari Umi athiyah berkata:
Kami diperintahkan mengajak orang yang sedang haid dan orangorang tua menghadiri dua salat id.
Lalu mereka menyaksikan jamaah umat Islam dan ajakan mereka.
Sedangkan orang yang haid dipisahkan dari tempat salat.
Seorang wanita bertanya: Wahai Rasulullah, salah satu kami tidak punya jilbab? Nabi menjawab: Hendaklah temannya memberikan jilbab untuknya." (HR. Bukhari).
Selanjutnya, disunahkan untuk memperbanyak bacaan takbir dimulai dari subuh pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijah) dan pada tiap-tiap shalat fardhu yang lima waktu pada hari hari tanggal tersebut.(*)
(TribunnewsSultra.com/Aqsa Riandy Pananrang, Banjarmasinpost.co.id/Mariana, Tribunnews.com/Renald, Kompas.com/Diva Lufiana Putri)