Pejabat Sultra Lempar Uang di Butur
Motif Politik Ali Mazi & Abdurrahman Saleh Hambur-hambur Uang, AIPI Sultra: Ada Kepentingan Pribadi
AIPI Sulawesi Tenggara mengomentari motif politik dari aksi Ali Mazi dan Abdurrahman Saleh dalam video viral hambur-hamburkan uang di Buton Utara.
Penulis: Mukhtar Kamal | Editor: Risno Mawandili
"Dalam tradisi Karia, ada namanya Kalempagi atau melempar uang ke wanita yang mengikuti adat Karia," jelasnya.
"Arti dari tradisi melempar uang ini, dipercaya sebagai bentuk kegembiraan terhadap wanita tersebut karena masih suci," tambahnya.
Ketua Senat UHO ini menjelaskan, dalam konteks Gubernur dan Ketua DPRD membuang uang karena masih dalam luapan kegembiraan merayakan HUT Buton Utara memang memiliki maksud tersendiri.
Apalagi, Buton Utara termasuk daerah pemekaran di Sultra yang sebelumnya selama 50 tahun masuk dalam administrasi Kabupaten Muna.
Sehingga, adanya tradisi membuang uang karena luapan kegembiraan di suatu acara bisa jadi sebagai tranformasi bagian dari budaya yang ada di Muna.
"Mau tidak mau pasti terjadi tranformasi kebudayaan antara orang Buton Utara dengan Kabupaten Muna," jelasnya.
Kemudian, dalam dalam konteks itu, masyarakat tidak boleh melihat Ali Mazi sebagai Gubernur atau orang Buton.
Karena dalam referensi kebudayaan yang dia telaah, Ali Mazi juga masih menjadi keturunan dari Sugimanuru, Raja Muna.
Sehingga, wajar kalau Ali Mazi melakukan hal tersebut dalam suatu acara dianggap sebagai tradisi karena masih menjadi bagian masyarakat Muna bukan sebagai Gubenur Sultra.
"Jadi aksi membuang uang ke masyarakat yang hadir jangan dilihat dari konteks jabatan. Namun, lihat dari tranformasi tradisi yang memperlihatkan luapan kegembiraan ulang tahun Buton Utara," jelasnya.
"Karena dalam luapan kegembiraan ini, tidak ada jabatan semua sama dan bercampur baur," ujarnya menambahkan. (*)
(TribunnewsSultra.com/Husni Husein).