Soal Tarif Rp 750 Ribu Candi Borobudur, Kepala Wihara Minta Tiket ke Candi Terjangkau untuk Ibadah

Rencana kenaikan tarif masuk ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, menimbulkan protes termasuk dari Kepala Wihara Mendut, Biksu Sri Pannyavaro

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
AFP/JUNI KRISWANTO
Biksu dan umat Buddha berdoa untuk merayakan hari Waisak di Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah pada 16 Mei 2022. Rencana kenaikan tarif masuk ke Candi Borobudur menimbulkan protes termasuk dari Kepala Wihara Mendut, Biksu Sri Pannyavaro 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Kabar rencana kenaikan tarif masuk ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, menimbulkan protes.

Di antaranya adalah tokoh agama Budha, yakni Kepala Wihara Mendut, Biksu Sri Pannyavaro Mahathera.

Diketahui, baru-baru ini tarif tiket masuk ke Candi Borobudur memang tengah menjadi sorotan.

Muncul kabar bahwa tiket masuk untuk wisatawan lokal akan naik hingga Rp 750 ribu.

Kemudian muncul klarifikasi bahwa tarif fantastis itu hanya untuk orang yang ingin naik ke atas candi, sedangkan tarif normal masih di angka Rp 50 ribu.

Baca juga: Soal Tarif Rp 750 Ribu ke Candi Borobudur, Umat Budha: Komersialisasi Candi Harus Dikaji Ulang

Polemik tarif masuk Candi Borobudur ini pun mengundang reaksi umat Budha.

Dikutip TribunnewsSultra.com dari Kompas.tv, sang biksu menilai pembatasan kuota pengunjung harian memang perlu dilakukan untuk melestarikan candi.

Namun, bukan berarti harus memasang tarif tinggi lantaran rakyat kecil, terutama umat Budha, juga butuh beribadah.

"Rakyat kecil (umat Budha pedesaan cukup banyak) sampai meninggal pun tentu tidak akan mampu naik ke atas candi melakukan puja atau pradaksina karena harus membayar sangat mahal bagi mereka Rp750.000 per orang," kata Pannyavaro.

Pannyavaro menekankan pelestarian candi cukup dilakukan dengan pembatasan pengunjung.

"Kalau pengunjung tidak mau atau tidak bisa naik pada hari lain, ya sudah. Apalagi pendaftaran bisa dilakukan melalui online," pesannya.

Pannyavaro berharap, usulannya bisa menjadi pertimbangan bagi pihak terkait yang mengurus regulasi wisata Candi Borobudur.

Baca juga: Jangan Salah, Rp 750 Ribu Harga untuk Naik ke Atas Candi Borobudur: Tiket Masuk Tetap Rp 50 Ribu

Komersialisasi Candi Borobudur

Sementara itu, diberitakan TribunnewsSultra.com dari Kompas.tv, keluarga Cendikiawan Buddhis Indonesia menyorot soal komersialisasi candi yang merupakan bangunan suci tersebut.

Eric Fernando, Ketua Harian Keluarga Cendikiawan Buddhis Indonesia, pada dasarnya mendukung upaya pemerintah untuk menjaga kelestarian candi.

“Kami mendukung penuh upaya pemerintah Indonesia menjaga kelestarian Candi Borobudur,” ungkap Eric, Senin (6/6/2022).

Menurut Eric, memang tidak seharusnya semua pengunjung dibebaskan untuk naik ke struktur dan puncak bangunan candi.

Perlu adanya pembatasan, terlebih, Eric menilai, yang boleh masuk ke struktur candi hanyalah umat Budha yang hendak beribadah.

“Dalam hal ini termasuk mendukung adanya aturan kapasitas maksimum orang yang bisa naik ke struktur dan puncak bangunan Candi Arupadhatu,” ujar Eric.

“Seharusnya yang bisa naik ke struktur dan puncak bangunan candi hanya umat Budha yang sedang melakukan peribadatan,” lanjutnya.

Baca juga: Luhut Naikkan Harga Tiket Candi Borobudur Jadi Rp 750 Ribu, Tuai Kritik: Mahal Banget, Separuh UMR

Di samping itu, pengelolaan Candi Borobudur harusnya berdasar dari sisi spiritual keagamaan umat Budha.

Sehingga, tindakan komersialisasai tempat ibadah tersebut harus dikaji ulang.

Harapannya agar tidak membuat fungsi awal candi malah semakin terabaikan.

“Upaya-upaya untuk mengkomersialisasi Candi Borobudur dengan pemberlakukan tiket untuk wisatawan harus dikaji ulang,” ucap Eric.

“Jangan sampai pengelolaan Candi Borobudur semakin jauh dari fungsi awalnya untuk peribadatan agama Budha,” lanjutnya.

Tanggapan Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno

Diberitakan TribunnewsSultra.com dari Kompas.tv, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut tiket Rp 750 ribu untuk naik Candi Borobudur masih dalam tahap perencanaan.

Sementara itu, Menparekraf Sandiaga Uno kini tengah berkoordinasi dengan kementerian lain untuk membahas terkait tarif tersebut.

Sandiaga menjamin bahwa harga tiket masuk hingga kini masih sama, yakni Rp 50 ribu.

Sementara itu, Asosiasi Agensi Tour dan Travel Indonesia atau ASITA menyebut rencana kenaikan tarif sebaiknya dilakukan dengan mendetail agar tak menimbulkan protes besar oleh masyarakat.

Selain itu, ASITA berharap pemerintah juga dapat mengambil kebijakan soal tarif yang tidak memberatkan pelaku wisata.

Diketahui, pembatasan pengunjung Candi Borobudur didasarkan atas rekomendasi UNESCO dan para pakar.

Kini, jumlah wisatawan yang boleh masuk Candi Borobudur hanya 1.200 per hari.

(TribunnewsSultra.com/ Ifa Nabila) (Kompas.tv/Muhammad Fajar Fadhillah, Shinta Milenia, Dina Karina) (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved