Alami Buta Warna Parsial Jadi Alasan Polda Metro Jaya Gugurkan Calon Bintara Polri Fahri Fadillah
Alami buta warna parsial jadi alasan Polda Metro Jaya gugurkan calon Bintara Polri, Fahri Fadillah Nurizky.
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Aqsa
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Alami buta warna parsial jadi alasan Polda Metro Jaya gugurkan calon Bintara Polri, Fahri Fadillah Nurizky.
Pernyataan pihak kepolisian menyusul beredarnya video viral pengakuan Fahrifadillah yang mengaku ‘digagalkan’ mengikuti pendidikan calon anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) itu.
Dia gagal padahal sudah dinyatakan lulus tes dan mengikuti pembekalan selama enam bulan.
Video viral tersebut diunggah Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut melalui akun Instagram @hillarybrigitta.
Terkait hal itu, Kepala Bidang Humas (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan membenarkan Fahri dinyatakan lulus mengikuti pendidikan gelombang pertama tahun 2021.
Baca juga: Viral Curhat Calon Bintara Polri Gagal Pendidikan Diganti Orang Lain, Video Diunggah Hillary Lasut
Namun, saat berangkat pendidikan di Lido, Sukabumi, Jawa Barat, dia harus mengikuti supervisi.
Dalam supervisi itu, dia dinyatakan tidak memenuhi syarat mengikuti pendidikan Bintara Polri.
“Dengan temuan buta warna parsial, dari temuan supervisi itu kami tindak lanjuti dan pendalaman,” katanya di Polda Metro Jaya pada Senin (30/5/2022).
Sebelumnya, kata Zulpan, Fahri sudah mengikuti tes sebagai Bintara Polri dari tahun 2019 silam.
Namun, calon siswa bernomor 031125/P0431 tersebut tak pernah lulus karena memiliki masalah kesehatan pada matanya.
“Calon siswa sudah mendaftar di Polda Metro Jaya sebanyak tiga kali dan gagal karena didiagnosa buta warna parsial,” ujarnya.
Berdasarkan temuan pada supervisi itu, Fahri selanjutnya menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Pemeriksaan tersebut disaksikan oleh Kabid Dokter Kesehatan dan Kabid Propam dan Biro SDM Polda Metro Jaya.
Selain itu, orangtua pemuda kelahiran 2001 tersebut juga ikut menyaksikan tes kesehatan mata.
Pemeriksaan di RS Polri ini dilakukan oleh dokter spesialis mata dan hasilnya tetap dinyatakan buta parsial.
“Itulah yang membuat yang bersangkutan tak dapat mengikuti pendidikan, karena ini syarat mutlak untuk menjadi anggota Polri,” jelasnya.
Dugaan Penyebab Lolos Tes
Polda Metro Jaya juga menyebut Fahri Fadillah Nurizky bisa lolos seleksi tahap satu calon Bintara Polri 2021 karena menghafal tata letak soal dan jawaban dalam buku tes buta warna.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Metro Jaya Kombes Didiet Setioboedi.
“Kemungkinan terbesar yang belajar tentang buta warna, dia menghafal (tata letak),” kata Didit.
Baca juga: Video Viral Polwan saat Bubarkan Balap Liar di Kupang: Kalau Ada yang Rekam Beta Injak Kasih Mati
Menurut Didit, buku untuk tes buta warna yang dipakai dalam seleksi banyak diperjualbelikan di apotek atau toko alat kesehatan.
Alhasil, Fahri menghafal letak soal dan jawaban untuk menjawab pertanyaan dalam tes buta warna yang dilaksanakan ketika seleksi tahap pertama.
“Setelah pemeriksaan mendalam sekali, baru ketahuan. Kemungkinan dia belajar dan menghafal di buku ini karena dari tahun ke tahun pakai buku ini,” jelasnya.
Berdasarkan penjelasan itu, pihak kepolisian memastikan Fahri tidak digantikan oleh ‘siswa titipan’ dalam seleksi calon Bintara Polri 2021.
Kepala Biro SDM Polda Metro Jaya Kombes Langgeng Purnomo mengatakan, pergantian nama Fahri yang gagal dalam supervisi sebelum dimulainya pendidikan sesuai dengan prosedur.
Posisi Fahri yang berada di peringkat nomor 35 digantikan oleh calon peserta lain dengan ranking di bawahnya.
“Apabila satu tidak memenuhi syarat, kemudian ranking di bawahnya naik,” ujar Langgeng.
Selain itu, kata Langgeng, pergantian posisi calon peserta pun dilakukan lewat sidang terbuka dan disaksikan oleh dewan pengawas.
“Tambahan, satu ini bukan atensi (untuk memasukkan siswa lain). Ini adalah langkah memenuhi kuota didik, prosesnya pun dilakukan secara prosedur dan melibatkan pengawas juga,” jelasnya.
Viral Pengakuan Fahri

Video curahan hati (curhat) seorang calon Bintara Polri gagal pendidikan setelah namanya diganti orang lain sebelumnya viral di media sosial (medsos).
Video viral tersebut juga diunggah Anggota Komisi I DPR RI, Hillary Brigitta Lasut melalui akun Instagram @hillarybrigitta.
Sang pemuda dalam video tersebut bernama Fahrifadillah Nurizky.
Dalam video viral yang diunggah Brigitta Lasut tersebut, Fahri terlihat didampingi sang ibu.
Pemuda tersebut mengaku ‘digagalkan’ ketika akan berangkat mengikuti pendidikan Bintara Polri.
Padahal, dia sudah dinyatakan lulus terpilih dan menempati rangking ke-35 dari 1.200 orang di Polda Metro Jaya.
“Saya Fahrifadillah Nurizky, siswa Bintara Polri yang digagalkan,” katanya di awal video tersebut.
Sembari menangis, Fahri meminta pertolongan Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Begitupun Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran hingga anggota DPR RI atas persoalan yang dialaminya.
Permintaan serupa juga disampaikan sang ibu yang mendampingi Fahri sambil memegang dua fotokopi dokumen anaknya.
Baca juga: Video Viral Oknum Pilot dengan Selingkuhan di Kamar Hotel, Geger Gegara Laporan Polisi Dicabut
Hillary Brigitta Lasut pun merespon permintaan Fahri bersama sang ibu dalam postingan video viral yang diunggahnya tersebut.
Dia menuliskan kalimat panjang menyertai video unggahannya di akun Instagramnya itu.
Berikut kutipan selengkapnya:
"Masuk lagi kasus gagal setelah lulus ranking 35 dari 1200 dan digantikan setelah sudah 6 bulan bimbingan persiapan pelatihan.
Kapolda metro sudah menjamin akan berangkat tetapi saat gelombang 2 dilapangan diganti oleh orang lain padahal sudah lulus.
@divisihumaspolri @poldametrojaya @listyosigitprabowo @kapoldametrojaya @divpropampolri mohon atensinya pak untuk anak2 ini,
kami yakin dari jajaran polda dan polri sudah sekuat tenaga mengupayakan yang terbaik untuk menjamin proses seleksi,
tapi sekiranya di lapangan ada yang tidak sejalan dengan komitmen pak kapolri dan pak kapolda, biar ditumpas habis, agar tidak merusak mental generasi muda yang mau mengabdikan diri.
Saya tau betul pak kapolri dan kapolda orang2 baik dan peka.
Sekiranya hal janggal seperti ini sampai ke telinga mereka, pasti sigap ditumpas.
Kami akan berupaya untuk membantu dan menyurat secara resmi agar praktek yang seragam terjadi di beberapa jajaran polda di Indonesia saat ini bisa langsung ditangani oleh kepala2nya langsung.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak kepolisian baik Polri maupun Polda Metro Jaya belum memberikan penjelasan terkait kabar itu.(*)
(Tribunnews.com/Fandi Permana, Kompas.com, TribunnewsSultra.com)