Berita Konawe
TPPS Dibentuk hingga Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Turunkan Angka Stunting di Konawe Sultra
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Konawe membentuk TPPS hingga ke tingkat desa dan kelurahan.
Penulis: Arman Tosepu | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE - Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Konawe membentuk TPPS hingga ke tingkat desa dan kelurahan.
Hal ini disampaikan Pelaksana Teknis TPPS Konawe, Ismail SKM M Kes saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kamis (12/5/2022).
Ismail bilang, pembentukan TPPS hingga ke tingkat desa dan kelurahan di Kabupaten Konawe ini bertujuan untuk menurunkan angka stunting di Konawe.
"Di mana 374 desa dan kelurahan, 29 kecamatan, dan Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Konawe yang diketuai langsung oleh Sekda Konawe," kata Ismail.
Ismail menambahkan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Kelurga Berencana (DPPKB) Konawe melakukan pencegahan yang menyasar keluarga atau rumah tangga.
Baca juga: Ketua TP PKK Kota Kendari Minta Perusahaan Hadirkan Penanganan Stunting di Lingkungan Kerja
Sasaran tersebut, kata dia, telah ditetapkan sebagai lokasi khusus stunting di Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Lokasi khusus stunting itu lintas data lintas sektor, ditentukan dalam satu aplikasi sehingga ditentukanlah lokasi khusus stunting tahun 2023," tambahnya.
Ia menyebutkan pada tahun 2021-2022, pihaknya juga telah melaksanakan upaya pencegahan melalui sosialisasi di lokasi khusus stunting yang dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Konawe.
Kata dia, sosialisasi pencegahan tersebut digelar di 49 desa dan kelurahan di 12 kecamatan se-Kabupaten Konawe.
"Untuk tahun 2023, lokasi khusus stunting ternyata terjadi perubahan penurunan, dari tadinya 49 menjadi tinggal 35 desa," sebutnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Ingatkan BKKBN Capai Penurunan Angka Stunting dengan Langkah Terpadu
Ia menuturkan, lokasi khusus terbaru ini juga ditetapkan berdasarkan data dari lintas sektor yang ditetapkan berdasarkan faktor penyebab terjadinya stunting.
Ismail mengatakan, beberapa wilayah dalam 35 lokasi khusus di Konawe juga rawan akan terjadinya stunting.
Selain itu, faktor penyebab terjadinya stunting, kata dia, urutan pertama diisi oleh faktor perilaku masyarakat.
Faktor perilaku ini mulai dari calon pengantin, ibu hamil, pascamelahirkan dan ibu yang memiliki anak balita dari 0-2 tahun.
"Untuk persentasenya kemarin itu sekitar 29 kasus. Kita masih berada pada urutan ketiga terakhir di Sulawesi Tenggara," jelasnya.
Baca juga: BKKBN Target Angka Stunting 2024 di Bawah 14 Persen, Presiden Joko Widodo Sebut Harus Tercapai
Ismail menjelaskan, pihaknya menargetkan sesuai dengan target Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurunkan angka stunting sebanyak 14 persen hingga tahun 2024 mendatang. (*)
(TribunnewsSultra.com/Arman Tosepu)