Putranya Gugur Diserang KKB, Ayah Pratu Miftah Sempat Tak Bisa Tidur hingga Muncul Kabar Duka

Pratu Mar Dwi Miftahul Achyar gugur akibat serangan Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP).

Editor: Ifa Nabila
KOMPAS.com/IRSUL PANCA ADITRA
Danrem 172/Praja Wira Yakthi, Brigjen TNI Izak Pangemanan memimpin upacara pelepasan Jenazah almarhum Praka Mar Anumerta Dwi Miftachul Achyar, di Aula Kantor Perwakilan Lanal Timika, Minggu (24/4/2022). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua kembali memakan korban. 

Pratu Mar Dwi Miftahul Achyar gugur akibat serangan Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP).

Tepatnya di sekitar Kalikote, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (23/4/2022).

Pratu Mar Dwi Miftahul Achyar adalah anggota Yon Taifib 2 Pasmar 2 yang tergabung dalam Satgas Trisula.

Baca juga: 1 Anggota Marinir Asal Lamongan Gugur akibat Serangan KKB di Pos Militer Papua

Selain satu personel gugur, anggota TNI AL lainnya, Mayor Mar Lilik Cahyanto terluka. Dia terkena tembakan recoset pada bagian bahu.

Meninggalnya Praka (Anumerta) Dwi Miftahul Akhyar (26) warga Kelurahan Babat, Lamongan, Jawa Timur menyisakan duka mendalam bagi keluarga.

Surya.co.id pagi tadi menemui tiga anggota keluarga dari Praka Dwi Miftahul Akhyar, ayah korban, Sartono (50); kakak korban, Yanta (32); guru kelas korban, Sukarni; dan 2 tetangga korban, Harsono dan Saroh.

Semua memberikan kesaksian yang sama, bahwa semasa hidup almarhum adalah orang baik.

Menurut kakak korban, Yanta, ada perubahan pada adiknya pada dua bulan terakhir sebelum meninggal.

Baca juga: Setelah Tewaskan 2 Anggota TNI Termasuk Lettu Moh Iqbal, KKB Papua Kembali Serang Bandara Kenyam

Almarhum kerap meminta bantuan kakaknya untuk membagikan uang yang dikirimnya dari Papua untuk keluarga, teman dan beberapa orang yang sakit di Babat.

"Akhir-akhir ini sering memberi sedekah. Saya sering disuruh untuk menyerahkan," ungkap Yanta kepada Surya.co.id, Minggu (24/4/2022).

Bahkan, menurut Yanta, uang yang ditransfer melalui rekeningnya itu dinilainya teramat sering dan jumlahnya juga cukup banyak.

"Lho kok banyak, ini kan belum Idul Fitri," kata Yanta pada sang adik.

Namun berulang kali Miftah (almarhum) menjawab, ia sedang dapat banyak tambahan uang. Dan tambahan itu diniatkan semua untuk disedekahkan.

Baca juga: Mata Berkaca-kaca, Tangis Pecah Saat Jenazah Lettu Marinir Korban KKB Papua Tiba di Konawe

"Gak, gak popo mas, aku dapat tambahan uang banyak. Tolong itu bagikan untuk orang-orang di rumah, teman, tetangga dan keluarga yang sakit," kata Yanta mengutip jawaban Miftah kala itu.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved