Ditanya Ucapan 'Luhut Brutus Istana' hingga Dilaporkan ke MKD, Masinton Tertawa: Itu Laporan Lawak
DPR PDIP Masinton Pasaribu, tertawa setelah ditanya soal ucapannya tentang Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sebagai 'Brutus Istana'.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Anggota DPR Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu, tengah menjadi sorotan setelah menyebut Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sebagai 'Brutus Istana'.
Akibat ucapannya dalam wawancara televisi swasta itu, Masinton dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
Pihak pelapor adalah Koordinator Relawan Indonesia Bersatu Risman Hasibuan.
Menanggapi hal itu, Masinton tampak masih tenang dan bahkan tertawa saat diwawancara.
Baca juga: Sebut Luhut Brutus Istana Imbas Big Data Penundaan Pemilu, Masinton Pasaribu Dilaporkan ke MKD
Diberitakan TribunnewsSultra.com, momen itu terjadi dalam wawancara YouTube metrotvnes.
Awalnya, sang pembawa acara, Wahyu Wiwoho, menyapa Masinton yang tampak santai.
"Ini dilaporin tapi tenang-tenang saja nih. Karena apa nih sebenarnya?" tanya Wahyu langsung membuat Masinton tertawa.
Masinton pun menyebut bahwa laporan terhadap dirinya itu hanyalah lelucon.
"Itu mah laporan lawak-lawak lah itu," jawab Masinton sambil tertawa lagi.
Baca juga: Saat Mahasiswa Minta Pertanggungjawaban Big Data Penundaan Pemilu, Luhut: Kamu Gak Berhak Nuntut
Ia mengaku heran terhadap Risman yang melaporkan dirinya padahal tidak ada kerugian yang ia perbuat.
"Kerugian apa yang dia derita? Terus kemudian, saya menyampaikan konteks itu kepada siapa, kepada penyelenggara negara," kata Masinton.
"Ya kalau yang ngelaporin lawak-lawak apa kaitannya? Itu mah enggak masuk dalam ranah MKD," sambungnya.
Lantaran laporan Risman sudah di luar konteks, Masinton menyebut dirinya malah bisa melaporkan balik Risman.
Baginya, tindakan Risman seperti sedang memobilisasi dukungan.
"Nah itu justru malah bisa berbalik laporannya karena diduga sembarangan, sembrono, bisa pencemaran nama baik itu."
"Menurut saya, ya sudahlah, hentikan memobilisasi dukungan untuk menghentikan kritik. Koreksi saja ke dalam," protesnya.
Baca juga: Ini Isi Drone Rusia yang Dibongkar Ukraina, Ada Kamera DSLR Rp 4,3 Juta padahal Anggaran Miliaran
Masinton berpendapat, kasus ini malah jadi melebar hingga sentimen kesukuan, di mana mereka sama-sama Batak.
"Itu kan kerdil. Itu sama saja dengan mengajak suku etnis sendiri untuk membenci sesama etnisnya, itu gila itu," ujar Masinton.
"Bahkan dikaitkan dengan marga segala. Kolot tuh, gitu loh. Kolot banget," tambahnya.
Tak hanya itu, tindakan Risman juga disebut menekan PDIP lantaran Masinton sebagai kadernya dianggap terlalu kritis.
Hal ini pun bertentangan dengan semangat demokrasi Presiden Jokowi.
"Beliau (Jokowi) ingin tata kelola pemerintahan yang responsif, tidak anti terhadap kritik, dan kemudian bisa melayani laporan dan aduan masyarakat," kata Masinton.
Baca juga: Peran Dirjen Kemendag dan 3 Tersangka Mafia Minyak Goreng Lainnya yang Bikin Minyak Goreng Langka
Laporan sudah diverifikasi
Kabar terbaru, laporan Risman ke MKD sudah diverifikasi.
Hal ini berguna untuk memastikan laporan tersebut telah memenuhi syarat formil atau tidak.
"Laporannya kemarin saya cek sudah masuk," ujar Wakil Ketua MKD DPR Habiburokhman, Selasa (19/4/2022) dikutip dari Kompas.com.
"Tapi saat ini tim Sekretariat MKD dan tenaga ahli sedang memverifikasi laporan tersebut untuk memastikan apakah menenuhi syarat formil atau tidak," sambungnya.
Lebih lanjut, Habiburokhman menjelaskan, syarat formil yang harus dipenuhi antara lain identitas pengadu, pasal yang dituduhkan, dan badan hukum yang digunakan jika pengaduan mengatasnamakan badan hukum.
Jika sampai syarat belum terpenuhi, maka MKD memberi waktu pelapor selama 14 hari untuk melengkapinya.
(TribunnewsSultra.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com/ Ardito Ramadhan)