Meski Terkepung di Mariupol, Pasukan Ukraina Abaikan Ultimatum Rusia untuk Menyerah

Pasukan Ukraina yang kalah jumlah dan terkepung oleh tentara Rusia di Kota Mariupol mengabaikan ultimatum Moskow yang meminta mereka untuk menyerah.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
AP Photo/Petros Giannacouris
Rudal Rusia hantam 'infrastruktur penting' di Ukraina antara lain fasilitas minyak utama di 2 wilayah yakni di Odesa dan Kremenchuk pada Sabtu (2/4/2022). Asap mengepul setelah penembakan Rusia di Odesa. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Pasukan Ukraina yang terkepung oleh tentara Rusia di Kota Mariupol mengabaikan ultimatum Moskow untuk menyerah.

Beberapa jam setelah batas waktu penyerahan, tidak ada tanda-tanda kepatuhan dari pejuang Ukraina terakhir yang bertahan di Mariupol, sebuah kota pelabuhan strategis di Ukraina.

Dilansir TribunnewsSultra.com dari Al Jazeera, sebuah ultimatum Rusia kepada pasukan terakhir Ukraina yang tersisa di Mariupol untuk menyerah telah berakhir.

Ultimatum tersebut diserukan lantaran Moskow tampaknya siap untuk memenangkan wilayah strategis besar sekaligus kota pelabuhan tenggara Ukraina tersebut.

Baca juga: Kalah Jumlah dan Terkepung Pasukan Rusia di Mariupol, Ukraina Bersumpah akan Berjuang sampai Akhir

Angkatan Bersenjata Rusia mengeluarkan ultimatum pada Sabtu (16/4/2022).

Yakni untuk mendesak pejuang Ukraina di Mariupol agar meletakkan senjata mereka pada pukul 6 pagi waktu Moskow (03.00 GMT) pada hari Minggu (17/4/2022) dan untuk mengungsi sebelum pukul 1 siang.

Beberapa jam setelah tenggat waktu berlalu pada Minggu (17/4/2022), tidak ada tanda-tanda kepatuhan oleh pejuang Ukraina yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal yang membara.

Pabrik baja Azovstal termasuk pabrik metalurgi terbesar di Eropa.

Baca juga: Kapal Pemimpin Perang Ditenggelamkan, Rusia Balas Serang Pabrik Rudal Ukraina yang Hancurkan Kapal

Sementara itu, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal pada Minggu (17/4/2022) mengatakan bahwa pasukan Ukraina yang tersisa di Mariupol masih berjuang.

Serta terus menentang permintaan Rusia agar mereka menyerah.

"Kota ini masih belum jatuh," ujar Shmyhal kepada program This Week ABC.

Tidak diketahui berapa banyak tentara yang berada di dalam pabrik baja tersebut.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-51: Rusia Kuasai Pabrik Baja Ukraina, Serang Perumahan hingga Tewaskan Bocah

Namun gambar satelit menunjukkan asap dan api datang dari daerah tersebut, yang dipenuhi dengan terowongan di bawahnya.

Sedangkan, Rusia sendiri mengklaim telah memegang kendali atas Mariupol, pelabuhan utama Laut Azov di Ukraina.

Petro Andryushchenko selaku Ajudan Wali Kota Mariupol, mengatakan Rusia memberikan izin kepada ratusan warga sipil untuk bergerak di sekitar bagian tengah kota itu.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved