‘Sama Siapa Lagi Saya Hidup’ Teriak Branch Saat Ayah, Ibu, 3 Adiknya Tewas dalam Kebakaran Warakas
Peristiwa kebakaran di Kelurahan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/4/2022) dini hari, merenggut nyawa seluruh anggota keluarganya.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Branch Johan Shane Imanuel, remaja berusia 19 tahun itu kini harus hidup sebatang kara.
Peristiwa kebakaran di Kelurahan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/4/2022) dini hari, merenggut nyawa seluruh anggota keluarganya.
Kebakaran itu melalap rumah sekaligus bengkel yang ditinggali Branch bersama keluarganya selama ini.
Dalam tragedi kebakaran itu, sekeluarga tewas dalam kondisi mengenaskan.
Ayah Branch, John Vaber Tampubolon, bersama ibu Darmawati Simanjuntak, meninggal dunia di dalam rumah dan bengkel yang terbakar itu.
Baca juga: Fakta-fakta Tunjungan Plaza Kebakaran, Kondisi Terkini, Kesaksian Saksi Mata, Ada Tidaknya Korban?
Ketiga adiknya, Fransiskus Darius (15), Maria AF (13), dan Luis Tampubolon (9), juga tewas dalam peristiwa memilukan itu.
Branch menjadi satu-satunya anggota keluarga yang selamat dalam kebakaran tersebut.
Saat peristiwa tersebut terjadi, dia sedang berada di luar rumah untuk bermain futsal.
Saat pulang dari bermain futsal itulah, Branch harus menyaksikan kejadian memilukan itu di depan kedua matanya.
Api sudah berkobar hebat melalap rumah sekaligus bengkel yang selama ini dihuninya.

Tragisnya, ayah, ibu, dan ketiga adiknya berada di dalam kediaman tersebut saat api terus berkobar.
Dia tak bisa berbuat apa-apa, meski awalnya hendak menerobos amukan api yang melalap kediaman mereka.
“Waktu kejadian lagi kobar-kobar api, dia (Branch) sempet ke sini,” kata tetangga korban, Hendriyan (40), menceritakan detik-detik peristiwa memilukan tersebut.
Menurut Hendriyan, Branch terlihat sudah putus asa saat melihat seluruh anggota keluarganya tewas terpanggang api.
“Dia bilang, 'mau lompat ke api', 'mau mati aja'. Dia bilang 'sama siapa lagi saya hidup?',” jelas Hendriyan.
Baca juga: 18 Orang Tewas dalam Kecelakaan Maut Truk di Papua Barat, Begini Kronologinya
Menurut Ketua RT 016 RW 01 Warakas, Asmawati, Branch menjadi satu-satunya anggota keluarga selamat dari tragedi kebakaran itu.
Branch yang merupakan anak pertama selamat dari musibah memilukan itu karena sedang berada di luar rumah.
Sebelum pergi meninggalkan kediamannya, Branch mengunci rolling door bengkel sekaligus rumah tersebut dari luar.
“Anaknya sebenernya empat, anak yang pertama itu di luar, dia jam 12 keluar dan mereka pintunya dikunci dari luar di gembok. Yang berhasil selamet itu yang anak pertama,” ujar Asmawati.
Teriakan Korban Minta Tolong

Pada saat kebakaran itu, warga setempat juga sempat mendengar teriakan para korban yang terjebak di dalam rumah sekaligus bengkel.
Namun, warga tak bisa berbuat apa-apa karena api terus berkobar dan terus membesar hingga merambat ke luar jalan.
Hawa panas dari api yang terus berkobar tak sanggup diterobos warga sekitar.
“Warga tahu, kedengeran mereka minta tolong, tapi gimana api besar,” ujar Hendriyan (40).
Itupun dirasakan Hendriyan yang membuka usaha percetakan di sebelah bengkel milik korban.
Baca juga: Gagal Move On, Pria Ini Aniaya Mantan Istri yang akan Nikah Lagi hingga Tewas Lalu Coba Akhiri Hidup
Awalnya, dia mendengar warga heboh berteriak ada kebakaran.
Dia lantas turun dari lantai 2 tempat usahanya dan mendapati api sudah berkobar hebat di bengkel milik korban.
Sama seperti warga lainnya, Hendriyan tak bisa berbuat banyak karena dirinya juga merasakan hawa panas begitu hebat.
“Minta tolong, kedengeran. Gedor-gedor rolling door juga kedengeran,” kata Hendriyan.
Hendriyan hanya bisa mendengar teriakan John yang meminta tolong dari dalam bengkel sembari menggedor-gedor rolling door.
Baca juga: Ungkapan Pilu Kapolsek Wanita Termuda Ipda Nadya Ayu Kekasih Ipda Imam Agus Sayang gak sakit lagi
“Cuma kondisi kan, jangankan ini, deket-deket aja kita udah panas,” jelasnya.
Adapun kebakaran di Kelurahan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, tersebut bisa dipadamkan pada pukul 3.55 WIB.
Api yang berkobar sejak pukul 2.37 WIB itu dipadamkan petugas pemadam kebakaran (damkar) dengan 10 mobil damkar.
Pascakebakaran yang diduga akibat korsleting listrik itu, jenazah lima korban tewas ditemukan terpanggang.
Jenazah satu keluarga tersebut selanjutnya dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diautopsi.
Setelah proses identifikasi pihak RS selesai, seluruh jenazah korban diterbangkan ke kampung halamannya, Sipahutar, Tarutung, Provinsi Sumatera Utara, dan dimakamkan.(*)
(TribunJakarta.com/Rr Dewi Kartika H, WartaKotalive.com/Junianto Hamonangan, TribunnewsSultra.com)