Berita Kendari
Kendari Ekspor Ikan, Gurita hingga Rajungan ke Luar Negeri, PPS Sebut Bisa Capai 100 Ton per Tahun
Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bisa ekspor ikan, gurita dan rajungan hingga 100 ton per tahun.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bisa ekspor ikan, gurita dan rajungan hingga 100 ton per tahun.
Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kota Kendari, Syahril Abd Raup mengatakan ekspor tersebut dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Kendari.
Sementara itu, Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari sendiri hanya menyuplai dan memfasilitasi stok komoditi ikan tersebut.
"Bagian ekspor ada lagi yang mengurus, itu para pelaku usaha. Lahan produknya ada di kami," ujar Syahril Abd Raup di Kendari, Kamis (14/4/2022).
"Semua pelaku usaha dari perusahaan beda-beda itu membeli di situ untuk mengekspor. kemarin bisa sampai 100 ton per tahun keluar," kata Syahril.
Baca juga: Nilam hingga Kemiri Jadi Unggulan Baru, Ekspor 2021 Karantina Pertanian Kendari Sumbang Rp4,9 Miliar
Kata dia, untuk stok ikan sendiri berasal dari Kota Kendari, di mana ada empat jenis ikan utama yang yang tersedia di PPS Kendari, di antaranya ikan tuna, ikan cakalang, ikan layang, dan ikan tongkol.
Khusus ikan tuna, menjadi komoditi penting, karena ikan ini yang paling banyak diminati oleh perusahaan untuk diekspor.
"Kendari tempatnya, jadi banyak perusahaan di sini yang bergantung dengan produksi ikan tuna kita," ujarnya.
Selain itu, ada juga gurita dan rajungan, yang bersumber dari beberapa wilayah sekitaran Kota Kendari, satu di antaranya Kabupaten Bombana.
Ia menyebutkan ikan, gurita dan rajungan diekspor hingga negara Amerika dan Kroasia baik ekspor langsung dan tidak langsung.
Baca juga: Sebanyak 10 Kg Sarang Burung Walet Sulawesi Tenggara Dikirim ke Jakarta, Kini Jadi Bisnis Primadona
Untuk ekspor langsung, ikan-ikan yang dibeli dari PPS oleh para perusahaan langsung dikirim ke negara tujuan.
Hanya saja, dalam penyalurannya pihaknya masih terkendala pada alur pengiriman, karena belum ada pengiriman langsung dari Kendari ke negara tujuan.
Kata dia, melainkan harus transit di Surabaya atau Jakarta, sehingga menyebabkan biaya operasional lebih tinggi.
"Ini yang menyebabkan biaya tinggi. Ini salah satu tugas kami dengan teman-teman perhubungan, dan Pelindo, untuk mengadakan ekspor langsung dari Kendari ke negara tujuan," bebernya.
Sedangkan, ekspor tidak langsung, ikan-ikan yang dipesan dari Kota Kendari itu akan dibawa ke Surabaya atau Jakarta untuk diolah pihak perusahaan.
Baca juga: Ekspor Sulawesi Tenggara Turun 21,50 Persen, Besi dan Baja Masih Menjadi Komoditi Andalan