Anggota TNI AL Asal Konawe Gugur
Lettu Marinir Anumerta Muhammad Ikbal Gugur di Papua, Ayahnya di Konawe Sampaikan Permohonan Maaf
Ayah almarhum Letnan Satu (Lettu) Anumerta Muhammad Ikbal, Maris, menyampaikan permohonan maaf untuk putra bungsunya.
Penulis: Arman Tosepu | Editor: Risno Mawandili
Seseduhan sudah terdengar ketika kami sampai di rumah duka.
Baca juga: Siapa Omelin Aku Telat Sholat, Sayang Aku Kangen Kata-kata Pilu Calon Istri Lettu Muhammad Ikbal
Isak tangis pecah setelah mobil jenazah memasuki pelataran rumah duka.
Ketika peti jenazah sang prajurit terlihat, suara tangis makin histeris.
Ramai pengunjung di rumah duka.
Petugas yang mengantarkan jenazah bahkan sempat kewalahan mengatur para pelayat yang diperkirakan jumlahnya ribuan.
Para pelayat berusaha mendekat mobil jenazah, berusaha melihat sosok di balik peti.

Petugas mengangkat peti yang berbalut bendera merah putih dari mobil jenazah.
Peti itu digiring menuju ke teras rumah duka.
Kedua orangtua dan kerabat terdekat almarhum Lettu Marinir Muhammad Ikbal menyambut kedatangan komandan pos (Danpos) Satgas Mupe.
Beberapa dari kerabat dekat tak kuasa, isak tangis sesekali teriakan mewarnai serah terima jenazah sang prajurit.
Meski demikian, serah terima jenazah TNI Angkatan Laut itu berjalan hikmat hingga upacara pemakaman.
Baca juga: ‘Laa ilaha illallah’ Iringi Jenazah Lettu Marinir Muh Ikbal di Rumah Duka, Disambut Ribuan Pelayat
Dalam upacara pemakaman, tampak sejumlah petinggi militer TNI AL, Polres Konawe, SPN Anggotoa, Personel TNI Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Udara (AU), anggota DPRD Konawe, Asisten II Setda Konawe, anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, ikut memadati rumah duka.
Gugur di Nduga
Sebelumnya diberiktakan, Anggota Marinir TNI AL yakni Letnan Dua (Letda) Muh Ikbal, asal Desa Anggotoa Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), gugur usai diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Diketahui kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang Pos Satgas Mupe Yonif Marinir-3 di Distrik Kenyam, Nduga, Papua, dengan menggunakan granat.