Berita Kendari

Akademisi UHO Kendari Sebut Lahan Habitat Kian Terganggu, Usai Ular Piton Ditemukan Warga Labibia

Akademisi Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo atau UHO Kendari, La ode Agusalim Mando menyebut karena habitat ular mulai terganggu.

Penulis: Mukhtar Kamal | Editor: Muhammad Israjab
Istimewa
Akademisi Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo (UHO), La ode Agusalim Mando menyebut habitat ular kini mulai terganggu 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Warga digegerkan penemuan ular piton ukuran sekira 5 meter di bilangan jalan di Kelurahan Labibia, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Minggu (27/03/2022).

Kejadian ini, menurut Akademisi Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo atau UHO Kendari, La ode Agusalim Mando menyebut karena habitat ular kini mulai terganggu.

"Kita ketahui satwa ini mempunyai habitat lingkungan hidup buat mereka, dan menjadi permasalahan ketika ruang hidup mereka terganggu akibat kegitan manusia terus mengeksplorasi sumber daya alam, salah satunya adalah hutan," katanya pada Selasa (29/3/2022).

Lanjutnya, Ia memberikan perumpamaan pada rantai makanan ular yang kini mulai menipis akibat perburuan liar manusia dan lahan hutan yang semakin menipis.

Baca juga: Seorang Anak di Konawe Selatan Habisi Nyawa Ibu Kandungnya, Diduga Gangguan Jiwa Kambuh

"Bila sumber makanan mereka sudah tidak ada seperti babi yang menjadi makanan ular ini habis karena perburuan manusia, maka ular ini keluar mencari makanan lain," jelasnya.

"Jadi salah satu tempat tinggal atau hidup hewan-hewan dan tumbuhan itu di hutan, kalau hutan mereka sudah diganggu dan ditambang, otomatis akan terjadi ketidakseimbangan," tambahnya.

Masyarakat menganggap ular yang kerap muncul di pemukiman akibat musim penghujan tiba, namun Agusalim Mando menerangkan bukan itu penyebab utamanya.

Warga di Labibia Kecmatan Mandonga Kota Kendari, Sultra, saat mengevakuasi ular piton besar.
Warga di Labibia Kecmatan Mandonga Kota Kendari, Sultra, saat mengevakuasi ular piton besar. (Handover)

"Karena musim hujan betul juga, tapi terutama adalah karena habitatnya sudah terganggu bukan karena musim hujan atau musim kemarau," terangnya.

Ia menambahkan, kemunculan ular juga pada pemukiman warga bukan karena ular yang menyerempet pada lahan warga.

Melainkan kata dia, manusialah yang telah mengikis hutan menjadi pemukiman penduduk.

"Sebenarnya mereka (ular) tidak keluar, hanya saja pemukiman warga yang terlalu dekat dengan lingkungan mereka akibat dari perubahan fungsi lahan dari hutan menjadi pemukiman," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, ular piton sekitar 5 meter itu sebelumnya ditemukan warga bernama Heri yang melintas pada Sabtu (26/03/2022) malam.

"Kejadiannya tadi malam di dapat di tengah sawah," kata Candra, salah seorang warga.

Baca juga: Geger Proses Evakuasi Ular Piton 5 Meter yang Dibunuh Warga di Labibia Kendari

"Ini tadi mau dibuang bangkainya," lanjut Candra yang mengirimkan video detik-detik evakuasi ular besar tersebut.

Tanpa sengaja, Heri yang melintas untuk pergi menyuluh menginjak bagian tengah ular besar itu.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved