Setelah Megawati, Kini Wali Kota Makassar Bikin Gerakan Rebus untuk Kurangi Penggunaan Minyak Goreng
Megawati menyampaikan rasa herannya mengenai masyarakat yang sebegitu memperjuangkan minyak goreng.
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Beberapa waktu yang lalu, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menjadi sorotan atas komentarnya tentang minyak goreng.
Pada sebuah wawancara yang disiarkan Jumat (18/3/2022), Megawati menyampaikan rasa herannya mengenai masyarakat yang sebegitu memperjuangkan minyak goreng.
Megawati lalu menyinggung cara-cara lain agar tidak ketergantungan minyak goreng, yakni dengan mengukus dan merebus.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Hari Ini di Indomaret Alfamart, Merek Baru 1 Liter Rp 20.500, 2 Liter Rp 40.000
Senada dengan Megawati, Wali Kota Makassar, Muh Ramdhan Pomanto juga mengimbau masyarakat untuk mulai mengurangi kebiasaan menggoreng.
Bahkan, dikutip TribunnewsSultra.com dari YouTube tvOneNews, Ramdhan juga sudah membuat inovasi gerakan pangan rebusan yang dilakukan setiap hari Minggu.
Untuk menghadapi kelangkaan dan melambungnya harga minyak goreng, ada dua cara, yakni dengan memenuhi kuota minyak goreng atau mengurangi kebutuhan akan minyak goreng.
Baca juga: Harga Minyak Goreng di IKN Rp 45.000 per Liter, Warga Mengeluh: Kalau Naik Ya Jangan Mahal-mahal
Ramdhan juga mengajak seluruh pegawai pemerintahan Makassar untuk ikut serta dalam aksi tersebut.
Yakni dengan cara merebus sehari penuh untuk konsumsi sendiri serta dibagikan tetangga.
Selain mendukung gaya hidup sehat, makan makanan rebusan juga diharapkan bisa menambah penghasilan penjual sayur atau buah yang direbus.
"Gagasan Makassar sehat dengan merebus. Nah, bukan hanya merebus, semua bahan-bahan rebusan, 22.000 pegawai Kota Makassar beli di pasar, nanti pedagang pasar bisa dapat income yang lebih banyak," ucap Ramdhan.
"Kemudian membagi kepada seluruh tetangganya, berarti silaturahmi terjamin, kemudian dengan satu keluarga dalam satu hari ini makan rebusan."
"Berarti satu per tujuh minggu, kebutuhan minyak goreng menurun," paparnya.
Warga Buton Bikin Minyak Goreng Kelapa
Langka dan mahalnya minyak goreng kemasan serta minyak goreng curah membuat sejumlah warga memutar otak.
Di antaranya adalah warga Desa Wabula, Buton, Sulawesi Tenggara.
Warga Wabula berinisiatif membuat sendiri minyak goreng yang terbuat dari kelapa.
Diberitakan TribunnewsSultra.com dari YouTube Official iNews, warga setempat membuat minyak kelapa secara gorong royong.
Baca juga: Truk Tangki Minyak Goreng Terguling, Emak-emak Siap Gayung dan Ember Serbu Ceceran Minyak di Parit
Dalam seminggu, warga membuat minyak kelapa sebanyak tiga kali.
Nantinya, minyak kelapa itu juga untuk stok selama bulan Ramadan.
Cara membuatnya pun terbilang mudah, apalagi pohon kelapa ada banyak di desa tersebut.
Buah kelapa dipetik kemudian dipisahkan kulit dan isinya.
Lalu buah diparut, diperas santannya, dan dipanaskan di wajan selama 2 jam.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Hari Minggu di Indomaret dan Alfamart: Bimoli, Sania, SunCo, Filma, Sovia
Setelah itu terbentuklah minyak goreng yang tinggal dipisahkan dari residu santan.
Menurut warga, cara ini adalah alternatif untuk berhemat dibanding haurs membeli minyak goreng.
"Desa Wabula ini pada umumnya banyak pohon kelapa, setiap rumah itu ada pohon kelapanya," ujar warga bernama Hartika.
"Jadi kita berembug bersama-sama kita bikin minyak yang terbuat dari kelapa. Supaya kita menghemat," sambungnya.
Untuk membuat seliter minyak kelapa, dibutuhkan lima sampai enam butir kelapa.
Setiap membuat minyak kelapa, warga bisa memproduksi sekitar 25 botol.
Puluhan botol minyak goreng kelapa itu dibagi-bagikan secara gratis kepada warga.