Berita Ekonomi

Harga Kebutuhan Pokok di Kendari Sulawesi Tenggara Merangkak Naik Jelang Ramadan 2022

Menjelang bulan suci Ramadan 2022, harga beberapa kebutuhan pokok di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mulai merangkak naik.

Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/ Muh Ridwan Kadir
Harga Kebutuhan Pokok di Kendari Sulawesi Tenggara Merangkak Naik Jelang Ramadan 2022 

Kemudian bawang merah dari Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu, cabai rawit Rp45 ribu menjadi Rp60 ribu, dan cabai keriting Rp60 ribu yang sebelumnya Rp35 ribu.

Seorang padagang lainnya, Tia (70) mengatakan dengan kondisi saat ini semua barang kebutuhan pokok serba susah dan mahal.

Akhirnya, biaya yang harus dikeluarkan menjadi harus lebih besar dari sebelumnya apalagi saat ini menjelang bulan puasa.

"Iya, serba susah. Semua saya ambil di Pasar Baruga, karena naik biaya dikeluarkan harus lebih banyak, belum ongkos pikul dari sana (Pasar Baruga), belum lagi biaya pengangkutan," tuturnya.

Lebih lanjut, barang kebutuhan pokok yang naik antara lain bawang merah Rp40 ribu dari sebelumnya Rp35 ribu, bawang putih dari Rp40 ribu jadi Rp35 ribu.

Baca juga: Pastikan Ketersediaan Minyak Goreng selama Bulan Ramadan, Polisi Pantau Gudang Minyak Goreng

Kemudian caba rawit dari Rp50 ribu menjadi Rp60 ribu, cabai keriting dari Rp50 ribu melonjak Rp60 ribu, dan cabai hijau dari harga Rp40 ribu menjadi Rp50 ribu.

Di tempat yang berbeda, salah seorang pedagang di Pasar Korem, Ani (43) mengatakan kenaikan juga terus terjadi malah dari dua minggu yang lalu.

"Untuk terigu Rp12 ribu dari harga Rp9 ribu, gula pasir Rp15 ribu dari harga sebelumnya Rp14 ribu, hanya naik seribu rupiah saja," tuturnya.

Kata Ani, bawang merah dari Rp38 ribu yang sebelumnya Rp35 ribu, bawang putih dari Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu.

Selain itu, ketersedian minyak goreng pun ada, antara lain Bimoli ukuran 2 liter Rp90 ribu, Bulan Sabit Rp35 ribu ukuran 1 liter, dan Fortune 1 liter dibanderol Rp38 ribu.

Baca juga: Inisiatif Warga Buton Bikin Minyak Kelapa Pengganti Minyak Goreng, Dibagikan Gratis ke Penduduk

"Minyak goreng ini berasal dari Sulawesi Selatan, dan tidak terjadwal kapan datangnya, untuk Bimoli sendiri masih tersedia hingga 2 dus, sementara lainnya tinggal beberapa saja," ucapnya.

Lebih lanjut, sebelum adanya penetapan satu harga yang diberlakukan oleh pemerintah, sales setiap distributor minyak goreng terus melakukan pengiriman.

Namun, saat adanya penetapan satu harga hingga saat ini, pengiriman sudah jarang sekali bahkan beberapa minggu kosong melompong.

"Biasanya kalau dikirim itu minyak goreng dari sales 1 dus saja tapi sekarang sudah sangat jarang sekali," tuturnya.

Seorang pedagang lainnya, Putra (35) mengatakan harga daging ayam pun turut berdampak saat menjelang bulan puasa.

Baca juga: Disperindag Sultra Klarifikasi Salah Seorang Staf Bawa Sekardus Minyak Goreng saat Pasar Murah

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved