Terbang ke Markas NATO dan UE, Presiden AS Bakal Perkuat Sanksi ke Rusia atas Invasi di Ukraina
Presiden AS Joe Biden dan rekan-rekannya di Eropa akan mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia pada Kamis (24/3/2022) sebagai tanggapan perang Ukraina.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Tak henti-hentinya soroti perang di Ukraina, Amerika Serikat berencana akan mengeluarkan sanksi terbaru untuk menghukum Rusia.
Presiden AS Joe Biden dan para petinggi negara lain di Eropa akan mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia.
Serta langkah-langkah baru untuk memperketat sanksi kepada Rusia yang ada.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari Reuters, hal itu akan dilakukan Biden dan sekutinya selama perjalanannya ke Brussel, Belgia minggu ini.
Baca juga: Sederet Peristiwa Hari Ke-28 Perang yang Perlu Diketahui: AS Tuduh Rusia Culik Ribuan Anak Ukraina
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada Selasa (22/3/2022).
Menurut Sullivan, Biden juga akan membahas penyesuaian jangka panjang terhadap posisi dan kemungkinan kekuatan NATO dalam kasus penggunaan senjata nuklir, kata .
Disebutkannya bahwa, Biden pun akan mengumumkan 'aksi bersama' untuk meningkatkan keamanan energi di Eropa yang sangat bergantung pada gas Rusia.
AS dan sekutunya telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia sebagai hukuman karena menginvasi Ukraina.
Baca juga: Kondisi Terkini Mariupol Kota di Ukraina yang Terus Dibombardir Rusia: Tidak Ada yang Tersisa
Diketahui juga bahwa AS dan sekutunya telah memasok miliaran dolar senjata serta bantuan untuk pertahanan Ukraina.
Biden menegaskan tidak mengirim tentara AS ke Ukraina, tetapi berjanji untuk menjaga komitmen Washington guna membela anggota NATO jika mereka diserang.
Biden berangkat pada Rabu (23/3/2022) ke Brussel, tempat NATO dan Uni Eropa bermarkas.
Kunjungan Biden ke Belgia itu untuk melakukan pertemuan pada Kamis (24/3/2022) dengan sesama pemimpin.
Baca juga: Ukraina Tolak Ultimatum Moskow, Rusia Makin Gencar Bombardir Kota Mariupol
Biden akan menghadiri pertemuan darurat NATO, bertemu dengan para pemimpin G7, dan berbicara dengan para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan Dewan Eropa.
"Dia (Biden) akan memiliki kesempatan untuk berkoordinasi pada fase berikutnya dari bantuan militer ke Ukraina. Dia akan bergabung dengan mitra kami dalam menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia dan memperketat sanksi yang ada untuk menindak penghindaran dan untuk memastikan penegakan yang kuat," kata Sullivan kepada wartawan.
Ditanya tentang penggunaan senjata nuklir, Sullivan mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah meningkatkan kekhawatiran terhadap hal itu.
Tetapi AS tidak mengubah posisi nuklirnya hingga saat ini.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-27 Perang Rusia Vs Ukraina, Mariupol Luluh Lantak, Ada Tuduhan Pakai Senjata Kimia
Tiga hari memasuki apa yang disebut Moskow sebagai 'operasi khusus' untuk 'demiliterisasi' Ukraina, Putin menempatkan penangkal nuklir Rusia dalam siaga tinggi dalam menghadapi pembalasan Barat.
Pada Selasa (23/3/2022), Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada CNN bahwa kebijakan keamanan Rusia menyatakan bahwa negaranya hanya akan menggunakan senjata nuklir jika keberadaannya terancam.
Sedangkan Sullivan mengatakan Amerika Serikat sedang memantau masalah ini.
"Tapi kami terus memantau kemungkinan-kemungkinan itu dan tentu saja kami menganggapnya serius," jelas Sullivan.
Baca juga: Hadapi Warga Ukraina yang Berdemo, Tentara Rusia Lepaskan Tembakan hingga Lempari Granat
"Kami akan berkonsultasi dengan sekutu dan mitra tentang kemungkinan-kemungkinan itu dan mendiskusikan apa tanggapan potensial kami." imbuhnya.
Sullivan mengatakan sanksi baru akan diluncurkan pada Kamis (24/3/2022) dan fokus pada penegakan hukuman sebelumnya.
Biden juga akan mengumumkan kontribusi AS lebih lanjut untuk meringankan kondisi kemanusiaan bagi pengungsi dan warga sipil di Ukraina.
Yang mana banyak dari mereka terjebak di kota-kota yang terkepung.
Baca juga: Rusia Ancam Bakal Putuskan Hubungan dengan AS gegara Biden Sebut Putin Penjahat Perang di Ukraina
Setelah Brussel, Biden akan melakukan perjalanan ke Warsawa, Polandia untuk menunjukkan dukungan bagi sekutu yang berbatasan dengan Ukraina.
"Saat berada di Polandia, dia akan terlibat dengan pasukan AS yang sekarang membantu mempertahankan wilayah NATO," papar Sullivian.
"Dan bertemu dengan para ahli yang terlibat dalam respons kemanusiaan terhadap perang," sambungnya.
Presiden AS juga akan bertemu dengan Presiden Polandia Andrzej Duda.
Baca juga: Berharap Ukraina Bisa Bertahan dari Serangan Udara Rusia, AS Kirim Senjata Militer Era Soviet
Pemerintah Duda telah menyarankan Polandia menggantikan Rusia dalam kelompok ekonomi besar G20.
Sullivan mengatakan bahwa AS ingin berkonsultasi dengan sekutunya tentang keanggotaan G20 Rusia.
“Kami percaya bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa di lembaga internasional dan di komunitas internasional,” sebut Sullivan.
Sullivan mengatakan Biden akan pergi ke Eropa untuk memastikan kesatuan AS dan sekutunya di Eropa.
Serta untuk memperkuat tekad kolektif AS, mengirim pesan yang kuat bahwa AS siap dan berkomitmen dalam hal ini.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)