Sekjen PBB: Tak Bisa Dimenangkan, Sudah Waktunya Rusia Hentikan Perang 'Tak Masuk Akal' di Ukraina
PBB akhirnya menyerukan suaranya untuk menghentikan Rusia menyerang Ukraina, Sekjen PBB menyebut perang ini tak dapat dimenangkan.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) akhirnya menyerukan suaranya untuk menghentikan Rusia menyerang Ukraina.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan sudah waktunya bagi Rusia untuk mengakhiri perangnya yang 'tidak masuk akal' dan 'tidak dapat dimenangkan' di Ukraina.
Hal ini disampaikannya, ketika Uni Eropa bersiap untuk membentuk 'dana perwalian' yang bertujuan membantu Ukraina mengusir pasukan invasi Rusia dan membangun kembali setelah itu.
Berbicara kepada wartawan di markas besar PBB di New York, Guterres mengatakan perang itu 'tidak ke mana-mana, cepat'.
Baca juga: Rantai Pasokan Perang Rusak, Ukraina Sebut Stok Amunisi dan Makanan Rusia akan Habis dalam 3 Hari
Selama lebih dari dua minggu, kota Ukraina selatan, Mariupol yang hancur telah dikepung oleh pasukan Rusia, dibom dan ditembaki, kata Guterres.
"Untuk apa? Bahkan jika Mariupol jatuh, Ukraina tidak dapat ditaklukkan kota demi kota, jalan demi jalan, rumah demi rumah.” ujar Guterres.
Guterres juga mengatakan satu-satunya hasil dari lebih banyak pertempuran adalah lebih banyak penderitaan, kehancuran, dan kengerian.
Adapun negosiator dari Moskow dan Kyiv telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan damai yang sejauh ini hanya membuat sedikit kemajuan untuk mengakhiri perang.
Baca juga: Terbang ke Markas NATO dan UE, Presiden AS Bakal Perkuat Sanksi ke Rusia atas Invasi di Ukraina
Yang mana perang ini telah berjalan hampir sebulan dan telah menewaskan ribuan orang serta membuat lebih dari 10 juta orang mengungsi.
Diketahui bahwa invasi berskala penuh pasukan militer Rusia di Ukraina itu dimulai sejak Kamis, 24 Februari 2022 lalu.
“Ada cukup banyak (cara) di atas meja untuk menghentikan permusuhan sekarang dan bernegosiasi secara serius sekarang,” tegas Guterres.
“Perang ini tidak bisa dimenangkan. Cepat atau lambat, ia harus pindah dari medan perang ke meja perdamaian. Itu tidak bisa dihindari.” imbuhnya.
Baca juga: Sederet Peristiwa Hari Ke-28 Perang yang Perlu Diketahui: AS Tuduh Rusia Culik Ribuan Anak Ukraina
Sementara itu, para pemimpin dari 27 negara Uni Eropa akan berkumpul di Brussel pada Kamis (24/3/2022).
Pertemuan UE ini untuk membahas tanggapan lebih lanjut blok tersebut terhadap serangan Rusia di Ukraina.
Termasuk membahas mekanisme dukungan keuangan jangka panjang untuk Ukraina di luar 1,2 miliar euro dalam pendanaan darurat yang sudah disepakati.
Menurut rancangan dokumen yang dilihat oleh Agence-France Presse, UE akan berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada pemerintah Ukraina dalam kebutuhan mendesaknya.
Baca juga: Kondisi Terkini Mariupol Kota di Ukraina yang Terus Dibombardir Rusia: Tidak Ada yang Tersisa
Dan begitu serangan Rusia berhenti, dana ini dapat dipergunakan untuk rekonstruksi Ukraina yang 'demokratis'.
Dokumen itu tidak memberikan perincian tentang ukuran dana perwalian solidaritas Ukraina atau bagaimana cara kerjanya.
Tetapi menyatakan bahwa dewan Eropa mengharapkan persiapan untuk dimulai 'tanpa penundaan' konferensi internasional untuk mengumpulkan uang.
Baca juga: Ukraina Tolak Ultimatum Moskow, Rusia Makin Gencar Bombardir Kota Mariupol
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, juga akan melakukan perjalanan ke Brussel, Belgia minggu ini untuk pembicaraan NATO dan G7.
Guna membahas tindakan selanjutnya, termasuk sanksi yang lebih ketat terhadap Rusia sebagai tanggapan invasi di Ukraina.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)