Minyak Goreng Langka di Sultra
Disperindagkop UMKM Beberkan Alasan Kelangkaan dan Kenaikan Harga Minyak Goreng di Kota Kendari
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Kendari membeberkan alasan kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Kendari membeberkan alasan kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng.
Diketahui, sejumlah swalayan dan ritel modern di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) tidak memiliki stok minyak goreng beberapa pekan.
Sementara di pasar-pasar tradisional di Kota Kendari stok minyak masih terlihat cukup banyak, hanya saja harganya melambung tinggi.
Saat ini, harga minyak goreng di pasar tradisional menembus Rp100 ribu hingga Rp135 ribu per dua liter, sementara kemasan per satu liter mencapai Rp50 ribu hingga Rp70 ribu.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Kendari, Muhammad Saiful mengatakan kondisi kelangkaan minyak goreng saat ini disebabkan panic buying masyarakat.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Kemasan di Pasar Wameo Kota Baubau Dibanderol Rp40 Ribu hingga Rp80 Ribu
"Ketika kita membeli banyak, secara tidak langsung kita juga mengambil jatah orang lain yang menyebabkan minyak ini cepat habis," kata Saiful saat ditemui di kantornya, Kamis (10/3/2022).
Menurutnya, stok ketersediaan minyak goreng di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) tidak benar-benar langka.
Kata dia, berdasarkan laporan tim pengawas dan bidang perdagangan, saat penyaluran dari distributor ke pengecer, dalam waktu tidak cukup 1-2 jam minyak goreng habis diserbu warga.
Kondisi itulah yang menyebabkan seakan-akan stok minyak goreng tidak cukup, padahal informasi yang diperoleh dari distributor saat pengecekan stok barang, tidak ada sama sekali pengurangan.
"Jika diteliti di lapangan sebenarnya bukan hilang, sama sekali tidak. Di hadapan tim kami, tidak ada pengurangan stok di tingkat distributor, normal saja," ucapnya.
Baca juga: Emak-emak di Konawe Sultra Ngamuk Gegara Antre Minyak Goreng di Alfamidi Harus Pakai Kupon
Ia mengaku, sudah dua pekan ini, pihaknya rutin memantau distributor maupun gudang-gudang di Kota Kendari.
Kegiatan pemantauan itu, untuk memastikan penyaluran dari distributor ke pihak pengecer merata dan tidak langsung kepada masyarakat.
Kata dia, selama dua pekan tersebut memang tidak ada pasokan dari pabrik, namun pekan ini baru kembali ada.
"Kalau untuk update kepastian kapan tiba dan pendistribusian itu bukan tugas kami, kami hanya dapat informasi dari distributor," ujarnya.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak berebut minyak goreng subsidi lagi di swalayan, agar minyak goreng benar-benar didapatkan oleh seluruh masyarakat Kota Kendari.
Baca juga: Potret Minyak Goreng Langka dan Mahal di Sulawesi Tenggara, Emak-emak Pun Kian ‘Beringas’
"Kembali lagi memperhatikan arahan pimpinan kita Wali Kota Kendari supaya pengguna minyak goreng ini jangan ada semacam kepanikan, karena melihat minyak goreng murah," tuturnya.
Kepala Bidang Perdagangan, Ambo Aco menambahkan stok minyak goreng yang baru tiba dari pabrik hanya disalurkan ke dua distributor dari delapan distributor yang ada di Kota Kendari.
Kedua distributor tersebut yakni UD HS dan UD Surapandang. Kedua distributor ini mendapatkan jatah stok dari pabrik sebanyak 9.000 liter.
Dengan rincian UD HS menerima enam kontainer, satu kontainer berkapasitas 1.500 liter. Kemudian UD Surapandang menerima dua kontainer, dengan total yang diterima 3.000 liter.
"Jadi total dua distributor ada 9.000 liter dan kemarin sudah tersalurkan ke swalayan dan pasar di Kota Kendari," kata Ambo Aco.
Baca juga: Distributor Salurkan Minyak Goreng ke Swalayan di Kendari, Belum 5 Menit Ludes Diserbu Warga
Sementara enam distributor lainnya belum menerima stok lantaran pendistribusian dari pabrik ke distributor memang berbeda sesuai kebutuhan dan ketersediaan.
"Kami mengharapkan semua distributor sama dengan dua distributor ini, bahkan semuanya mendapatkan suplai minyak sebanyak mungkin," ujarnya.
Selain itu, terkait kondisi minyak goreng yang ludes saat baru tiba di swalayan, kata dia, jumlah minyak goreng yang disuplai merata sehingga jumlahnya memang tidak begitu banyak.
"Jadi dibagi rata ke semua swalayan," ujarnya.
Untuk jumlah permintaan minyak goreng di Kota Kendari selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan di daerah.
Baca juga: Sediakan 40 Dus Minyak Goreng Murah Toko Swalayan di Baubau Diserbu Warga, Banderol Harga Rp28.000
"Dengan adanya ketegasan dari Kementerian Perdagangan, kita di daerah mengharapkan secepatnya terlaksana sehingga keadaan bisa kembali normal," ujarnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)