Petugas Kebun Binatang Ukraina dan Keluarga Bertahan di Bonbin demi Rawat Hewan selama Invasi Rusia

Di Kebun Binatang Kiev di Kyiv, para hewan masih berada di area bonbin karena tak memungkinkan untuk dievakuasi.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
AP Photo/Emilio Morenatti via washingtonexaminer.com
Pegawai dan gajah Kebun Binatang Kiev di Kyiv, Ukraina, di tengah invasi Rusia. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Invasi Rusia ke Ukraina masih terus berlangsung sejak 24 Februari 2022.

Peperangan ini berdampak di berbagai sektor, termasuk sektor wisata kebun binatang.

Di Kebun Binatang Kiev di Kyiv, para hewan masih berada di area bonbin karena tak memungkinkan untuk dievakuasi.

Maka dari itu, para pegawai kebun binatang dan keluarganya bertahan di area bonbin.

Baca juga: Tawan Tentara Rusia, Ukraina Undang Para Ibu Prajurit Rusia untuk Jemput Putra Mereka di Kyiv

Dikutip TribunnewsSultra.com dari washingtonexaminer.com, Direktur Kebun Binatang Kiev Kirilo Trantin menyebut, perang ini membuat para hewan stres.

Upaya maksimal pihak kebun binatang adalah memindahkan para hewan ke tempat yang tidak bising oleh ledakan atau suara senjata.

"Beberapa hewan sedang dipindahkan ke tempat indoor dan area bawah tanah," ujar Trantin.

Ia menyebut, ada sekitar 50 orang yang ikut merawat para hewan.

"Para dokter hewan memonitor kondisi emosional para hewan, dan jika dibutuhkan, mereka sudah menyediakan obat bius," paparnya.

Baca juga: Tentara Rusia Menangis saat Telepon Ibunya hingga Ditenangkan Wanita Ukraina

Rekaman CCTV detik-detik rudal Rusia hantam gedung pemerintah di pusat kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv pada Selasa (1/3/2022) waktu setempat.
Rekaman CCTV detik-detik rudal Rusia hantam gedung pemerintah di pusat kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv pada Selasa (1/3/2022) waktu setempat. (Kolase Tangkapan Layar The Guardian)

Kondisi perang Rusia dan Ukraina

Beginilah kondisi terkini invasi Rusia ke Ukraina yang terjadi sejak 24 Februari 2022.

Hari ke-11 jatuh pada Minggu (6/3/2022).

Rencana gencatan senjata di dua kota akhirnya gagal.

Upaya kedua untuk membangun koridor kemanusiaan dari Kota Mariupol di Ukraina yang dikepung pasukan Rusia menemui kegagalan.

Baca juga: Penghina Tentara Rusia dan Pendemo yang Protes Perang di Ukraina Bisa Dipenjara dan Denda Rp647 Juta

Jumlah pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina melampaui 1,5 juta dan Amerika Serikat (AS) khawatir warga sipil yang menjadi sasaran.

Dilansir Reuters, berikut rangkuman invasi Rusia ke Ukraina pada hari ke-11.

Lari dari konflik, terjebak dalam penembakan

Warga Ukraina yang melarikan diri dari Kota Irpin di luar Kyiv terperangkap dalam penembakan oleh pasukan Rusia.

Mereka akhirnya terpaksa untuk berlindung, kata saksi mata Reuters.

Baca juga: Tawan Tentara Rusia, Ukraina Undang Para Ibu Prajurit Rusia untuk Jemput Putra Mereka di Kyiv

AS prihatin tentang warga sipil

AS telah melihat laporan yang sangat kredibel tentang serangan yang disengaja terhadap warga sipil di Ukraina.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Aksi protes di Rusia

Polisi menahan lebih dari 4.300 orang yang mengikuti aksi protes di seluruh menurut kelompok pemantau protes independen.

Ribuan warga Rusia menggelar aksi protes yang menentang invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.

Baca juga: Gencatan Senjata hingga Evakuasi Warga Mariupol Gagal, Rusia Tingkatkan Serangan di Ukraina

Wali Kota Mariupol mencoba mengeluarkan warganya

Wali Kota Mariupol dulu bermimpi merevitalisasi kota.

Namun kini, kotanya dikepung oleh pasukan Rusia.

Sekarang dia mengatakan, prioritas utamanya adalah membantu sekitar 400.000 orang yang terjebak di kota tenggara Ukraina itu untuk melarikan diri.

Upaya diplomatik

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan negaranya akan terus berusaha menengahi antara Rusia dan Ukraina.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mendesak Putin untuk mengumumkan gencatan senjata di Ukraina, membuka koridor kemanusiaan, dan menandatangani perjanjian damai.

Baca juga: Evakuasi Warga Kota Mariupol Gagal, Ukraina dan Rusia Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata

Larangan impor minyak bisa jadi senjata selanjutnya untuk lawan Rusia

Blinken mengatakan, AS dan para mitranya di Eropa sedang menjajaki pelarangan impor minyak Rusia.

Namun, dia menekankan pentingnya menjaga pasokan minyak yang stabil secara global.

(TribunnewsSultra.com/ Ifa Nabila) (Kompas.com/Danur Lambang Pristiandaru)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rangkuman Hari Ke-11 Serangan Rusia ke Ukraina, 4.300 Warga Rusia Ditahan, Erdogan Desak Gencatan Senjata"

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved