Penolakan Tambang di Konkep

Ditolak Keras Warga, Wakil Bupati Konawe Kepulauan Malah Merestui Aktivitas Pertambangan PT GKP

Bahkan Andi Muhammad Lutfi menegaskan akan terus mendukung PT GKP meski terus medapat penolakan dari warga Kabupaten Konkep, Sulawesi Tenggara (Sultra

Penulis: Fadli Aksar | Editor: Risno Mawandili
(Husni Husein/TribunnewsSultra.com)
Wakil Bupati Konawe Kepulauan, Andi Muhammad Lutfi. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KONKEP - Meski ditolak keras oleh warga, Wakil Bupati Konawe Kepulauan (Konkep), Andi Muhammad Lutfi, malah merestui aktivitas penambangan PT Gema Kreasi Perdana (GKP).

Ia menegaskan akan terus mendukung PT GKP meski terus medapat penolakan dari warga Kabupaten Konkep, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Hal itu dikatakan Andi Muhammad Lutfi dalam video berdurasi 1 menit 41 detik yang diterima TribunnewsSultra.com pada Jumat (4/3/2022) malam WITA.

Andi Muhammad Lutfi mengatakan, aktivitas PT GKP di Roko-roko Raya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sultra, sah secara hukum.

Hal itu dijabarkan kepada warga, sebagaimana dalam video yang diterima TribunnewsSultra.com.

Baca juga: Jatam Menduga Penyerobotan Lahan Warga Wawonii oleh PT GKP Ada Dukungan Partai Politik

Pada saat itu, Andi Muhammad Lutfi didampingi oleh Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Kendari AKBP Didik Erfianto, Komandan Rayon Militer (Danramil) 01 Wawonii, Kapten Inf Salmar Gona dan Kasatpol PP Konkep, Sudarmin.

"Dasar kegiatan GKP ini adalah Perda Nomor 2 Tahun 2021 Kabupaten Konawe Kepulauan yang mengatur RTRW (rencana tata ruang wilayah)," ungkap Andi Muhammad Lutfi membuka pernyataannya.

"Yang di dalamnya mengakomodir pertambangan dan industri pertambangan itu kami sekat-sekat, khususnya di Wawonii Tenggara di Desa Roko-roko Raya," tambahnya.

Wakil Bupati 2 periode ini mengaku telah melihat aktivitas PT GKP dan akan mengawal perusahaan tersebut.

Andi Muhammad Lutfi turut mengajak masyarakat untuk mengawal jalannya investasi itu.

Wakil Bupati Konawe Kepulauan (Konkep) Andi Muhammad Lutfi buka suara soal aksi warga tolak tambang di Konkep, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Kamis (3/3/2022).
Wakil Bupati Konawe Kepulauan (Konkep) Andi Muhammad Lutfi buka suara soal aksi warga tolak tambang di Konkep, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Kamis (3/3/2022). (Istimewa)

"Sehingga betul-betul kita mengawal ini semua untuk daerah Konawe Kepulauan yang Baldatun Toyyibatun Warrobbun Ghafur," tuturnya.

"Kepada siapapun yang ingin berinvestasi di Konawe Kepulauan, monggo, kita sama-sama, baik itu industri maupun yang lainnya," tutupnya.

Dalam kesempatan yang sama, Andi Muhammad Lutfi mengatakan bahwa penolakan tambang oleh warga tidak seharusnya terespos oleh media.

Karena menurutnya, situasi di Konawe Kepulauan sangatlah kondusif.

"Selaku Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan, saya wakil bupati, ingin menyampaikan bahwa kondisi Konawe Kepulauan atau Wawonii ini sangatlah kondusif," ujar Andi Muhammad Lutfi memulai pembicaraan.

"Kemarin hanyalah sebuah kejadian yang seharusnya tidak diekspos seperti itu, tetapi karena, tapi namanya hari ini keterbukaan," ungkapnya.

Alasan tidak boleh diekspos, menurut Adndi, karena ada warga yang membuka baju saat berdemonstrasi menolak aktivitas pertambangan PT GKP.

Baca juga: Konawe Kepulauan Tergolong Pulau Kecil Tak Bisa Ditambang, HMI Desak Presiden Cabut IUP PT GKP

"Itu yang saya maksud, jangan disebarluaskan yang kemarin itu karena ada yang buka baju," tegasnya melalui telepon WhatsApp Messenger.

Untuk diketahui, sejumlah emak-emak telah menggelar unjuk rasa melawan aktivitas PT GKP.

Sejumlah emak-emak yang menolak kehadiran PT GKP itu sampai jatuh pingsan di depan alat berat, Kamis (3/3/2022) pagi WITA.

Peristiwa itu terjadi di lahan perkebunan warga di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konkep, Provinsi Sultra.

Aksi ini merupakan kedua kalinya, setelah sebelumnya mereka mengadang alat berat pada Selasa (1/3/2022).

Dalam video yang diterima TribunnewsSultra.com, puluhan warga terlibat keributan dengan pihak perusahaan tambang.

Sejumlah emak-emak histeris, memekik takbir hingga jatuh pingsan di tengah kerumunan massa.

Jaringan Advokasi Pertambangan (Jatam) menduga ada keterlibatan Partai NasDem dalam polemik penyerobotan lahan warga oleh PT Gema Kreasi Perdana.
Jaringan Advokasi Pertambangan (Jatam) menduga ada keterlibatan Partai NasDem dalam polemik penyerobotan lahan warga oleh PT Gema Kreasi Perdana. (Istimewa)

Bahkan, beberapa ibu-ibu sudah melepas baju sehingga pakaian dalam mereka terlihat.

Salah seorang warga, Amir mengatakan, bentrokan bermula saat massa pro perusahaan tambang tiba-tiba datang ke lahan milik La Dani.

Saat itu, para warga penolak tambang sedang duduk di atas lahan perkebunan, menjaga agar alat berat excavator tak bergerak maju.

"Warga sementara cerita-cerita, tidak lama mereka datang sampai merusak pagar, ibu-ibu langsung histeris," ujar Amir saat dihubungi melalui telepon, Kamis (3/3/2022).

Bahkan, kata Amir, ibu-ibu pingsan setelah lelah menangis histeris dan membuka setengah busana mereka.

"Itu bagian perlawanan orang kecil, bagaimana lagi kalau bukan begitu," tutur Amir.

Kedatangan massa pro perusahaan tambang ini, menurut Amir, untuk mengusir warga yang menghalangi excavator PT Gema Kreasi Perdana.

Baca juga: YLBHI Tantang PT GKP Buktikan Dokumen Kepemilikan Lahan di Pengadilan: Kami Duga Surat Palsu

Sebaliknya warga tak mau pindah dan memilih melawan dengan tetap mengadang alat berat itu.

"Kami tidak mau pindah, kami mempertahankan hak kami lah," tegasnya.

Bentrok pun pecah, terjadi saling lempar antara massa pro perusahaan dan warga penolak tambang.

Terpisah, Hubungan Masyarakat (Humas) PT GKP, Marlion membenarkan kejadian itu.

"Betul, ada aksi. Aksi itu kami melakukan penguasaan fisik atas lahan yang kita sudah beli, dan itu sah menurut hukum," cetus Marlion saat dihubungi melalui telepon usai kejadian. (*)

(TribunnewsSultra.com/Fadli Aksar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved